KMAB 4 Hidup di Daerah Baru

Terbaru28 Dilihat

KMAB 4

Perjalanan  Hidup

Hidup di Daerah Baru

Hari  terus berganti, kehidupan belum juga membaik, belum juga mengalami perubahan.  Hidup di daerah yang baru tidak lah mudah. Pak Paul yang selama ini mencari nafkah dengan membuat kerajianan perak harus  memulai pekerjaan dengan kegiatan yang baru.

Meski semua sudah ditekuni belum juga dapat memperoleh hasil. Ditambah lagi dengan situasi di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk lainnya. Namun pak Paul tak putus asa.Pak Paul berusaha mencukupi kebutuhan keluarganya.

Suatu hari pak Paul mencoba keluar dari pemukiman, pak Paul akan melihat- lihat di sekitar daerah tersebut. Ia bermaksud akan mencari sekolahan. Pak Paul berpikir, anaknya harus melanjutkan sekolah.

Di tempat tinggal sebelumnya kedua kakak Tami sudah bersekolah, oleh karena itu ayah akan segera menyekolahkan mereka di daerah yang baru itu.

Setelah menempuh perjalanan yang jauh, ternyata tak ada sekolahan satupun. Rupa-rupanya  di tempat yang baru itu belum ada sekolahan. Dengan penuh rasa kecewa Pak Paul pulang ke rumah dan menyampaikan ke pada ibu  bahwa tidak ada sekolah di sekitar tempat kita tinggal ini.

Ibu juga merasa kecewa, karena pak Paul dan istrinya sangat menginginkan anak mereka tetap sekolah. Cukuplah mereka saja yang tidak sempat mengenyam pendidikan.

Pak Paul berpikir, hanya dengan menyekolahkan anak-anak mereka lah maka kehidupan di masa yang akan datang akan lebih baik.  Modal untuk meningkatkan tarap hidup adalah kepandaian. Untuk menjadi pandai anak- anak harus sekolah.

Bagaimanapun caranya Pak Paul bertekad akan menyekolahkan anaknya.  Untuk itu setiap ada pasaran Pak Paul selalu ke pasar untuk mencari informasi tentang keberadaan sekolah di daerah itu.

Selain itu beliau juga tak lupa membawa tas koper plat yang isinya berbagai perhiasan perak  untuk dijual. Apabila sudah cukup uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga iapun pulang.

Informasi keberadaan sekolah di daerah itu ternyata sangat jauh dari pemukiman. Rasanya sulit untuk melanjutkan sekolah bagi anaknya apabila mereka masih tetap di situ.

Pak Paul mulai berpikir, “ Saya harus melakukan sesuatu demi anak-anak, anak saya harus sekolah.” Bagaimanapun caranya anaknya harus sekolah.

Ketika pak Paul berpikir akan menyekolahkan anak mereka, si Tami gadis kecil itu jatuh sakit. Tami menderita suatu penyakit.  Seluruh badannya membengkak. Tami terlihat lebih gemuk tapi tidak sehat. Orang menyebutnya sakit beri-beri.

Atas anjuran orang- orang di sekitarnya, Tami dibawa ke kebun singkong. Tami diembun-embunkan dengan embun pagi yang menempel di daun-daun singkong.  Setiap pagi ibu membawa Tami ke kebun itu dan sangat berharap akan segera sembuh.

Namun bukannya sembuh, Tami mengalani sakit demam tinggi. Badannya menggigil, mungkin karena kena embun pagi. Yang lebih tidak enaknya, kedua kakaknyapun jatuh sakit.

Mereka bertiga mengalami demam tinggi, badannya panas, tapi menggigil. Mantri datang untuk mengobati mereka. Ternyata mereka menderita sakit malaria.

Pak Paul dan istrinya sangat khawatir akan keadaan tiga anaknya. Mereka sangat berharap akan kesembuhan anaknya.

Ibu adalah seorang ibu yang sangat sabar, beliau juga sangat patuh dan penurut kepada suaminya. Apa yang dikatakan suaminya selalu di turuti. Memang sebagai istri yang baik, ibu harus patuh pada suami.  Kesabaran ibu merawat anak-anaknyapun membuahkan hasil.

Ketiga anaknya sembuh, dan sehat kembali, Tami si gadis kecil itupun mulai ceria kembali. Setiap hari ia bermain dengan kedua kakaknya di sekitar tempat tinggalnya.Terkadang Tami juga ikut kedua kakaknya mencari kayu bakar di hutan sekitar pemukiman yang tidak begitu jauh.

Suatu hari setelah makan malam dengan makan seadanya, ayah mengajak ibu  untuk pindah mencari tempat yang lain.  Maksud ayah mereka adalah mencari pemukiman yang ada sekolahnya.

Maksud  ayah pun disambut baik oleh ibu mereka, Meski keadaan masih sangat sulit, tanpa ada bekal keluarga pak Paul memberanikan diri untuk keluar dari tempat itu.

Maka keesokan harinya, Pak Paul ayah Tami menyampaikan maksudnya kepada kepala rombongan dan kepala desa di tempat itu. Sebenarnya mereka tidak mengizinkan, namun karena tekad ayah yang sangat kuat, dengan berat hati mereka melepaskan dan mengizinkan keluarga pak Paul pergi.

Tinggalkan Balasan