Kemampuan menulis adalah kemampuan merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang memiliki makna. Kemudian kalimat tesebut disusun menjadi paragraf yang saling bersinggungan satu dengan lainnya sehingga menjadi sebuah tulisan.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang bersumber dari pengalaman dan aktivitas keseharian. Kerena sesungguhnya kemampuan menulis telah dimiliki oleh setiap orang, sebab sejak duduk dibangku Sekolah Taman Kanak Kanak telah diajarkan menulis.
Menurut Bapak Khoiri yang disampaikan secara daring melalui Grup WA Belajar Menulis yang pandu oleh Omjay, ada 9 cara untuk mengembangkan ide agar menjadi tulisan, yaitu :
1. Definisi
2. Penjelasan
3. Contoh
4. Kasus
5. Kutipan
6. Anekdot
7. Humor
8. Ungkapan Filosofi
9. Peribahasa
Definisi merupakan pengertian dasar dari suatu kata yang bersumber dari teori, pendapat orang lain atau kamus bahasa.
Tulisan dapat dimulai dari definisi hingga menjadi satu paragraf. Kemudian dijelaskan secara rinci makna dari kata yang ada pada kalimat sehingga menghasilkan satu paragraf. Demikian seterusnya dengan Contoh, Kasus, Kutipan, Anekdot, Humor, Ungkapan Filosof dan pribahasa.
Jika masing masing item di atas terdiri dari satu paragraf maka akan menghasilkan sembilan paragraf. Sembilan pragraf tersebut sudah cukup menjadi satu artikel.
Karena itu, asahlah kemampuan menulis kita dari hal yang sederhana, dari yang dikeketahui, mulailah dari sekarang. Karena kemampuan menulis dapat membebaskan orang dari hukuman. Seperti yang dikisahkan pada peristiwa perang badar.
Perang badar merupakan peperangan yang paling besar yang dipimpin langsung oleh Rasulullah pada tahun kedua hijrah. Peperangan tersebut dimenangkan kaum muslimin sekalipun jumlah pasukan kafir Quraisy jauh lebih besar dibandingkan pasukan kaum muslimin.
Kaum muslimin memperoleh banyak harta rampasan. Kaum kafir Quraisy banyak yang tertawan baik dari kalangan kaya maupun miskin. Pada waktu kaum muslimin memusyawarahkan tentang perlakuan terhadap tawanan perang dari kaum kafir Quraisy. Sahabat Umar bin Khattab mengusulkan kepada musyawwirin agar semua tawanan dihukum mati karena telah memerangi Nabi dan Rasul Allah. Akan tetapi Sahabat Abu Bakar Assidiq keberatan dengan usulan sahabatnya Sayyidina Umar.
Lalu, sahabat Abu Bakar mengusulkan agar sebaiknya tawanan yang berasal dari orang yang kaya saja yang membayar tebusan, sedangkan tawanan yang berasal dari kalangan miskin, tetapi pandai membaca dan menulis. Mengganti tebusannya dengan mengajar kaum muslimin yang velum bisa baca tulis sampai bisa.
Akhirnya, usulan Sayyidina Abu Bakar tersebut diterima dan diputuskan oleh Baginda Rasul Muhammad SAW. Maka kaum kafir Quraisy yang memiliki kemampuan membaca dan menulis bebas dari hukuman.
Begitulah dahsyatnya kemampuan membaca dan menulis hingga dapat menyelamatkan orang dari hukuman yang sangat berat. Bahkan mampu melembutkan hati yang keras. Untuk bisa menulis Allah telah menciptakan Al Qolam sebagai alat tulis menulis.
Pena (Qalam) yang pertama diciptakan Allah. Langusng diperintahkan untuk menulis segala kejadian dan ketetapan (Qoda’ dan Qodr) semua makhluk hingga akhir zaman. Inilah bukti nyata betapa pentingnya menulis. Melalui tulisan pula Manusia mengetahui apa saja yang belum dan tidak diketehuinya. Sebagaimana firman NYA (‘Allamal insanamaa lam ya’lam. Al Alaq ayat 4).
Kitab kitabpun yang diturun Allah kepada seluruh Nabi dan Rasul agar sampai kepada umatnya juga ditulis pada batu, pelapah kurma dan kulit unta baik dalam bentuk shuhuf maupun mushap. Tulisan adalah media paling mudah untuk menyebarkan informasi dan ilmu pengetahuan, lebih lebih di era seperti sekarang ini.
SALAM LITERASI