SETELAH beberapa lama tidak share pantun, saya ingin kembali memposting lima bait pantun berikut ini. Lazimnya saya memang suka mengirimkan pantun di blog hanya lima bait saja untuk satu kali posting. Di hari Ahad (21/02/2021), ini hari istirahat barangkali bagi sebagian teman-teman, tapi boleh jadi hari yang lebih sibuk berbanding hari-hari lainnya bagi sebagian teman lainnya. Tergantunglah kepada kita.
Saya sendiri, dalam kesibukan mengisi hari libur begini, ingin kembali mengirimkan beberapa pantun ini. Sesungguhnya ada beberapa agenda kegiatan saya pada hari ini. Umumnya kegiatan sosial kemasyarakatan. Sebutlah kegiatan pertemuan haji. Begitu juga ada beberapa kegiatan lainnya. Namun saya tetap ingin memposting tulisan pada hari ini. Ya, itulah pantun. pantun nasihat untuk diri sendiri.
Sesungguhnya pantun ini, jika dianggap ada nilai-nilai nasihatnya, itu lebih kepada nasihat kepada diri sendiri. Jika pun teman-teman pembaca merasa perlu juga nasihat begini, alhamdulillah saya ucapkan. Kita bersama-sama menerimanya sebagai nasihat untuk diri kita. Saling menasihati, bukankah diajarkan agama?
Yang pasti, menulis pantun di blog seperti ini adalah bagian literasi yang tidak ada bedanya dengan bentuk tulisan lain seperti artikel. Bentuk tulisan prosa sudah jelas sangat banyak bentuk dan jenisnya yang bisa ditulis. Namun untuk ya, seperti pantun berikut inilah wujudnya. Sekali, saya ingin berbagi pantun yang jika ada nilai-nilai nasihatnya, semoga berguna untuk siapa saja yang membacanya. Inilah pantun hari ini.
PANTUN NASIHAT DIRI
I
Potong jerami tuailah padi
Buangkan antah jangan bawakan
Harapan kami tersemat di hati
Tetap terjalin tali persahabatan
II
Bila fajar datang menjelang
Ayam berkokok hari kan pagi
Jika layar telah terkembang
Diam tak elok jangan kembali
III
Batu delima berwarna merah
Dibuat cincin pemanis jari
Mari bersama menjaga marwah
Hasad dan dengki jauhkan diri
IV
Bunga cempaka wangi aroma
Tumbuh di taman harum semerbak
Kalaulah kita akur bersama
Hidup kan nyaman musuh pun tidak
V
Di dalam tepak merah pinangnya
Dara berdua menyusun sirih
Hiduplah kompak saling percaya
Mana yang baik itu dipilih.
Demikianlah lima bait pantun saya posting pada kesempatan kali ini untuk siapa saja yang berkenan membacanya. Setidak-tidaknya sebagai bacaan penulisnya sendiri. Jika memang ada yang berkenan membacanya, terima kasih setulusnya dari saya. Bahkan saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan komentar dalam bentuk pantun juga, jika perlu. Sesungguhnya ada banyak postingan pantun yang sudah saya posting di blog sederhana ini. Silakan ditelusuri dengan label ‘puisi’. Insyaallah akan berjumpa dengan pantun-pantun itu. Teriuma kasih.***