Peresmian Tugu Pancasila, Ikut Membersamai Bupati dan Dandim

CATATAN penting perjalanan keseharian saya hari Ahad (19/03/2023) ini adalah mengikuti rombongan bupati dan Dandim (Komandan Kodim) 0317/ Tbk Kabupaten Karimun di Lubuk, Kecamatan Kundur. Ikut dalam rombongan ini beberapa orang pejabat kabupaten. Acara pokoknya adalah meresmikan Tugu Pancasila di Kampung Pancasila, Desa Lubuk, Kecamatan Kundur. Ada dua kegiatan sebenarnya dalam perjalanan sebelah pagi itu. Keduanya saya sempat mengikutinya.

Di sebelah siang menjelang petang juga ada dua kegiatan bupati. Tapi saya tidak membersamainya untuk dua kegiatan terakhir ini karena saya harus kembali ke Tanjungbalai Karimun siangnya untuk satu kegiatan lain yang tidak bisa saya tinggalkan. Itulah kegiatan pertemuan silaturrahim haji, Ishaka (Ikatan Silaturrahim Haji dan Keluarga) 1427 Kabupaten Karimun yang dilaksanakan di rumah salah seorang anggota bakda zuhurnya.

Untuk kepergian ke Kundur, kami para peserta yang tergabung dalam rombongan bupati dan Dandim harus sudah berkumpul di Pelabuhan Pinang Sebatang pada pukul 06.30 WIB. Pengumuman dari Kabag Kesra, Pak Baginda Malim Siregar yang menjadi penanggung jawab keberangkatan, peserta yang akan berangkat harus sudah standbay jam segitu karena kapal akan ‘lempar tali’ tepat pukul 07.00. Dan benar, tepat pukul 07.00 kapten kapal Pemkab itu sudah menaikkan gasnya pertanda kapal segera berangkat.

Kurang lebih 40 menit, kami sudah merapat di Pelabuhan Tanjungberlian, Kecamatan Kundur Utara. Menggunakan mobil yang disediakan Camat dan pemerintah Kecamatan Kundur, rombongan meneruskan perjalanan menuju Desa Lubuk, Kecamatan Kundur. Pak Bupati dan ajudannya dalam satu mobil. Pak Dandim pun dalam satu mobil dengan ajudannya. Saya sendiri menaiki mobil avanza yang disopiri oleh salah seorang pegawai Kecamatan Kundur. Saya satu mobil dengan Pak Kakankemenag Kabupaten Karimun, Jamzuri.

Ada pemandangan yang kami temukan dalam perjalanan dari Pelabuhan Tanjungberliaan ke Lubuk. baru empat menit mobil bergerak, saya melihat ada bendera putih terpasang di depan rumah sebelah kiri jalan kami ke lokasi peresmian tugu. Artinya, ada orang berpulang kerahmatullah di Kota Tanjungberlian itu, innalillahi wainna ilaihi rojiun. Kalimat itu secara reflek saya ucapkan melihat bendera dan beberapa orang duduk di halaman rumah itu. Mobil kami tidak berhenti, memang.

Tidak lama setelah itu, saya menghitung dalam hitungan 15 menit menuju Lubuk, kembali saya melihat bendera yang sama. Itu mungkin di daerah Sungai Ungar, kata saya dalam hati. Juga di sebelah kiri jalan arah ke lokasi. Banyak orang duduk di kurisi di halaman rumah yang terpasang bendera itu. Sekali lagi saya membaca firman itu, innalillahi wainna ilaihi rojiun. Sebelum sampai ke lokasi peresmian tugu kami, setidak-tidaknya saya sendiri merasa bahwa kematian itu bisa datang kapan saja. Perasaan saya sedikit nelangsa jauh.

Sebelum sampai di lokasi Tugu Pancasila, rombongan berhenti di satu tempat. Saya membaca merek di depan rumah yang disinggahi itu ‘Among Mitro Kecamatan Kundur’. Berarti itu adalah gedung organisasi masyarakat Jawa, kata saya dalam hati. Di halamannya berjejer pot pot bunga bongsai. Ternyata itulah acara pertama Pak Bupati, meresmikan pemeran bunga bongsai yang dikelola oleh komunitas pemuda di daerah itu. Banyak sekali bunga bongsai yang indah. Setelah memberikan sambutan, Bupati Karimun diminta memilih lima bunga bongsai yang dianggap paling baik. Jadi, bupati dan rombongan memilih lima pot dan menentukan peringat satu hingga kelima dari lima bunga yang sudah dipilih. Bunga yang terpilih diberi piagam dengan peringat ‘terbaik’, ‘sangat baik’, ‘baik’ kurang baik’ dan ‘cukup’. Kurang lebih setengah jam di sini, rombongan meneruskan ke lokasi peresmian tugu.

Menjelang 50 meter ke lokasi, mobil bupati dan Dandim berhenti dan penumpang turun. Lalu berjalan kaki dengan dikawal oleh kelompok komunitas suku Lombok. Dengan pakaian khas suku daerahnya disertai senjata tradisional, mereka mengawal bupati dan rombongan sampai ke lokasi peresmian. Di sini sudah ada tenda dan kursi. Semua rombongan duduk di kursi yang sudah disediakan.

Sejenak kemudian, setelah semua persiapan diselesaikan, acara inti Peresmian Tugu Pancasila dimulai. Seorang wanita saparoh baya tampil ke depan menjadi MC dan memulai prosesi acara peresmian tugu. Diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Karimun dan Solawat Busyro, acara dilanjutkan dengan laporan dari Kepala Desa, Rudianto. Dengan menyampaikan terima kasih dan beberapa laporan, Pak Kades menutup pidatonya dengan menyampaikan pantun.

Acara kedua adalah sambutan dari Dandim 0317 Tkb Karimun, Letkol Inf Budianto Hamdani Damanik. Dalam sambutan singkatnya, Pak Dandim mengingatkan kembali tentang butir-butir Pancasila. “Kita mungkin hafal teks Pancasila yang lima itu. Tapi sebenarnya karakter Pancasila itu ada pada butir-butir Pancasila. Apakah kita masih hafal dan sudah dilaksanakan?” Pak Dandim mengajak semua yang hadir untuk mengingat dan melaksaakan butir-butir Pancasila itu.

Acara selanjutnya adalah sambutan pengarahan dari Bupati sekaligus meresmikan Tugu Pancasila. Dalam sambutannya, bupati mengajak semua hadirin untuk senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat dan rahmat yang diberikan Allah. “Syukur kita dalam keadaan sehat dan karena sehat pula kita bisa hadir di sini,” katanya. Sebagai bentuk syukur itu kita harus terus bekerja membangun daerah kita. Pembangunan apapun pada hakikatnya adalah untuk kesejahteraan rakyat, kesejahteraan kita semua. Maka marilah kita bahu-membahu dalam membangun daerah kita.

“Saya ingin mengucapkan selamat atas telah selesainya pembangunan tugu ini. Semoga dapat menjadi sebab semakin majunya daerah di sini.” Bupati kembali mengajak masyarakat untuk mengamalkan Pancasila demi ketahanan dan kekuatan bangsa dan negara kita, Indonesia sebagaimana sudah diingatkan Pak Dandim sebelumnya.

Di bagian akhir pidatonya, bupati juga menyinggung akan masuknya bulan suci Ramadan. Dia menyampaikan permintaan maafnya dalam menyambut bulan suci itu. “Apakah bapak-bapak dan ibu-ibu mau memaafkan saya?” Serentak para hadirin menjawa mau. Lalu bupati menambahkan bahwa dia juga telah memaafkan kesalahan siapa saja jika merasa bersalah kepada dirinya. Bupati mengingatkan pentingnya kita dalam keadaan bersih dalam memasuki bulan puasa.***

Tinggalkan Balasan