Membaca dari Keharusan Menghapus

MEMBACA dan menulis adalah dua keterampilan berbahsa yang diajarkan di sekolah ketika belajar Mata Pelajaran (MP) Bahasa Indonesia. Selain dua keterampilan ini juga diajarkan keterampilan menyimak (mendengarkan) dan berbicara. Tapi tidak tidak ada keterampilan menghapus. Menghapus (tulisan) pada hakikatnya hanyalah sebuah keterpaksaan.

Dewasa ini, beratnya mengikuti banyak grup di WhatsApp (WAG = WhatsApp Grup) terkadang mengantarkan kita pada titik keterpaksaaan menghapus pesan yang ada di halaman WA kita. Beratnya itu adalah ketika Hand Phone (HP) kita ikut-ikutan keberatan menampung ribuan pesan yang masuk ke halaman WA HP kita.

Katakanlah, jika saja kita ikut WAG, sebanyak 20 (dua puluh) grup dalam waktu bersamaan, dan setiap grup ada 20 pesan dalam setiap 20 menit, berarti setiap jam ada 60 pesan per grup. Jika ada 20 grup maka ada 1.200 pesan per jam yang masuk. Dari pagi hingga siang atau sore atau malam, tinggal dikalikan saja, 20 grup dikalikan 1.200 pesan. Dalam setengah hari minimal akan ada 12.000-an pesan. Dahsyat.

Ini estimasi paling rendah. Hanya dihitung 20 pesan saja per grup. Padahal setiap grup dengan 50 s.d. 200 orang anggota, jumlah pesan setiap grup itu bisa ribuan status. Jika sekian banyak grup, maka akan ada sekian ribu pesan setiap hari yang harus dibaca atau dibiarkan saja. Dua ini saja kemungkinan di tahap awal. Dibaca atau tidak dibaca.

Dalam waktu beberapa hari, sikap kita mungkin akan berubah. Tidak bisa hanya dibiarkan saja jika tidak dinaca. Akan ada eksekusi lain, yaitu kemungkinan menghapus pesan. Penyebabnya selalu karena alasan terlalu banyak menggunakan memori hanya untuk pesan yang tidak dibaca. Akhirnya, ya didelet alias dihapus. Keadaan seperti inilah yang disebut dengan terpaksa menghapus. Pesan-pesan yang dinilai sudah tidak perlu ada di HP segera akan dihapus.

Sesungguhnya menghapus pesan tidaklah dilarang. Hanya saja tidak tega juga menghapus begitu saja tanpa membacanya sama sekali. Ada kekhawatiran juga jika langsung dihapus tanpa dibaca. Jika pesan itu ada gunanya. Atau pesan itu memang super penting bagi kita, maka kita akan menyesal jika tidak membacanya sebelum menghapus.

Di sinilah hukum menghapus pesan, itu wajib membacanya terlebih dahulu. Kalau begitu tidak salah dikatakan bahwa menghapus pesan di WAG itu adalah sama juga dengan membaca pesan itu sendiri.  Jiia sekadar menghapus tanpa membaca, sudah pasti kita tidak akan tahu apa isi pesan. Hal ini akan merugikan kita sendiri karena kita tidak atau belum mengerti apa isi dan kandungan pesan yang ada di grup.

Oleh karena itu, jika masalahnya adalah kemampuan memori atau disk penyimpan di HP yang terbatas maka silakan menghapus pesan-pesan yang dinilai tidak lagi diperlukan. Syaratnya, untuk tahu dan dapat memilih pesan-pesan yang layak hapus diperlukan membacanya terlebih dahulu.

Dapat kita konklusikan bahwa keterpaksaan menghapus pesan-pesan di HP pada hakikatnya akan membimbing kita untuk membaca juga. Kalau begitu, sekali lagi tidaklah salah menghapus pesan tapi yang salah adalah jika pesan-pesan yang akan dihapus itu tidak dibaca terlebih dahulu. Bukankah membaca adalah ranah literasi yang paling penting untuk terus kita lakukan? Jadi, ya bacalah pesan terlebih dahulu sebelum menghapusnya. Mengapus pesan, ya membaca pesan.***

Tinggalkan Balasan