CATATAN singkat tentang pisah sambut pejabat tinggi di Kabupaten Karimun. Ya, kabupaten ‘berazam’ disebut di sini. Jargon yang dulunya dipopulerkan bupati pertama, Pak Muhammad Sani. Karimun, Kabupaten Berazam yang mengandung makna bahwa pemerintah (daerah) dan masyarakat di sini sama-sama berazam (bertekad) memajukan daerah sendiri. Catatan ini sudah ditulis beberapa waktu lalu, saat acara pisah sambut itu terjadi. Saya tidak sampai hati untuk membiarkan tersimpan saja.
Saya katakan, meskipun sudah beberapa hari yang lalu catatan ini dibuat saya menganggap tetap perlu saya berbagi apa yang dialami. Inilah catatan tentang acara pisah-sambut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Karimun yang sudah berganti. Satu pergi, satunya hadir sebagai pengganti. Pisah sambut itu, adalah antara Ibu Melinda, SH MH dengan Bapak Firdaus SH MH MM M Kom sebagai Kajari baru. Bu Melinda akan beranjak ke Ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru sebagai jabatan promosi sementara Pak Firdaus tadinya mengabdi di Provinsi Tanah Rencong, Aceh. Acara pisah-sambut sendiri dilaksanakan pada Kamis (08/09/2022) malam di Gedung Nasional, Karimun.
Pisah Sambut Kajari, seperti juga acara pisah-sambut pejabat tinggi Tingkat Kabupaten lainnya di Kabupaten Karimun selalu menyisakan kesan mendalam. Baik bagi yang akan pergi maupun bagi yang ditinggalkan. Ada rasa haru, sedih, gembira juga dan segalanya campur-aduk menjadikan kesan yang mendalam. Selalu ada catatan-catatan indah yang tersisa di dalamnya. Tidak berlebihan disebut, acara perpisahan itu membuat harunya sebuah hati.
Seperti disampaikan oleh Ibu Melinda, malam itu, “Saya baru saja bertugas di Karimun. Baru satu tahunan. Meski sedih dan haru karena segera akan pindah, saya merasakan betapa kesan mendalam selama di Karimun ini. Silaturrahim antar kita begitu kuat terjalin.” Begitu sebagian isi sambutannya malam itu. Dengan rasa haru yang mendalam, dia mengatakan kalau perpisahan ini cukup berat karena kebersamaan selama satu tahun lebih ini begitu kuat, katanya. “Belum banyak yang bisa kami buat, namun ada karya kita selama saya di sini, terbentuknya Rumah Colaborative Justice di sini,” katanya mengenang berdirinya rumah penyelesaian hukum secara kemasyarakatan itu. Banyak hal lain yang disampaikan Ibu Melinda, lainnya.
Bupati Karimun, Dr. H. Aunur Rafiq, S Sos M Si yang memberikan sambutan di bagian akhir,menyampaikan beberapa hal. Pertama, menyatakan selamat atas promosi Ibu Melinda ke Kejaksaan Tinggi Riau, di Pekanbaru. Selanjutnya dia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kajari yang akan pergi, bahwa selama bersama-sama mengelola dan mengurus Kabupaten Karimun sesuai fungsi dan tanggung jawab masing-masing, Pak Rafiq (begitu bupati disapa) sangatlah banyak kesan mendalam di antara kita. Begitu Pak Bupati menyampaikan.
Selain ucapan untuk (mantan) Kajari yang akan pergi, Pak Rafiq juga memberikan beberapa pesan untuk Kajari baru, Pak Firdaus. Kajari baru yang dimutasi dari Aceh ke Kepri, persisnya di Karimun Bersih, pak Rafiq mengharapkan kebersamaan yang sudah ada diantara para pejabat yang ada, akan tetap terjalin dengan sebaik-baiknya. Mungkin maksud Pak Bupati, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, itulah kebersamaan yang sudah diajarkan orang tua-tua kita dahulu.
Di bagian akhir acara, kedua Kajari dan Bupati ditambah Kapolres dan Dandim sama-sama naik panggung untuk bernyanyi bersama. Inilah kesan lain yang selalu ada jika acara pisah-sambut antar pejabat tinggi di Kabupaten Berazam, ini dilaksanakan. Jika ada hati yang haru, inilah salah satu momennya. Siapapun yang hadir malam itu, akan merasakan sedih dan haru terutama saat menyimak pidato pejabat yang akan pergi. Itu semua tentu saja sebagai bukti bahwa kebersamaan diantara para pejabat tinggi di sini begitu kuat.***
Menarik catatannya. Enak membacanya. Bernas pesannya.