Catatan Laga Garuda vs Gajah: Menang- Kalah Tetaplah Tegak Kepala

INILAH laga leg pertama final Suzuki AFF Cup antara kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Thailand. Rabu (29/12/2021) malam, itu saya berkesempatan menyaksikan final Piala AFF Suzuki antara Pasukan Garuda dengan Pasukan Gajah, Indonesia menghadapi Thailand di Stadion Nasional, Singapura. Tentu saja hanya lewat layar kaca. Siaran langsung yang saya saksikan adalah siaran salah satu televisi Negara Jiran, Malaysia. TV Nasional Indonesia yang iklan ‘siaran langsungnya’ bertebaran di media tidak dapat disaksikan karena di layarnya hanya ada informasi syarat berlangganan. Siaran langsung laga Indonesia vs Thailand itu diblok oleh operatorya. Begitulah nasib pelanggan tv kabel Cakrawala, Karimun. Konon, perusahaan ini tidak membeli hak siar televisi Nasional yang menyiarkan siaran langsung ini.

Pukul 19.15 saya sudah membuka chanel televisi Malaysia yang menyiarkan siaran langsung ini. Sambil membaca atau pekerjaan lainnya saya menyimak  keomentar penyiar televisi. Agak kurang nyaman juga sebenarnya mendengar ocehan dua penyiar ini. Dia lebih banyak memuji Thailand dari pada tim Indonesia. Tapi mau apa lagi? Namanya numpang menyaksikan siarannya.

Setelah kick off tepat pukul 19.30 WIB hati rasanya begitu senang menyaksikan kedua kesebalasan memulainya dengan permainan cepat. Tapi, baru dua menit bola bergulir, gawang Garuda sudah diseruduk gajah. Satu gol bersarang di situ. Kita tak tahu, apakah pemain Indonesia terkejut oleh gol cepat itu. Kita menyaksikan para pemain merah-putih kelihatan lebih bersemangat. Penguasaan bolanya meningkat.

Harus diakui dengan jujur, Thailand kelihatan lebih banyak menguasai bola. Di layar kaca juga diumumkan persentase penguasaan bola yang lebih banyak di kaki pemain Thailand. Lumayan jauh jarak angka persentase ball posision itu. Tendangan ke arah gawang juga berbanding jompalng antara tendangan penyerang garuda berbanding gajah. Yang sedikit lebih tinggi angka grafik yang ditampilkan adalah data pelanggaran. Kita lebih banyak terkena semprit pluit wasit.

Jika Thailand akhirnya menyumbat gawang Indonesia dengan empat gol masing-masing pada menit 2, 52, 67 dan 83 berbanding nol ke gawang mereka, rasanya memang wajar. Akurasi tendangan pemain kita yang mereka pertontonkan ketika membungkam Singapura sebelumnya, tidak bisa mereka tampilkan malam ini. Para pemain Thailan benar-benar membuat pemain kita tidak bisa berkembang. Dari pemain belakang hingga pemain tengah, semuanya menyerbu lapangan garuda. Itulah hasilnya.

Kita yang menyaksikan pahlawan kita berperang di lapangan hijau pada leg pertama, ini tidak harus kecewa. Kita tetap bangga dan puas menyaksikan perjuangan dan kegigihan mereka. Mereka sudah berusaha maksimal. Mereka tetap layak tegak kepala berjalan keluar lapangan sebagai bukti mereka sudah berusaha sebisanya. Kita akan tetap memberikan dukungan penuh buat kesebelasan kita. Mereka masih berkesempatan menunjukkan ke dunia dan tentu saja ke rakyat Negaranya bahwa memang sudah bermain sehebat yang mampu mereka lakukan.

Tinggalkan Balasan