“Ibu Madrasah Pertama”

Terbaru32 Dilihat

“Saya mencintai ibu saya seperti pohon mencintai air dan sinar matahari. Dia membantu saya tumbuh, makmur, dan mencapai ketinggian yang luar biasa.” – Terry Guillemets

Pentingnya ibu sebagai madrasah (sekolah ) pertama untuk anak anaknya, Al ummu madrasatul ula (ibu adalah madrasah pertama anaknya) tempat di mana seorang anak menerima pengasuhan dan pendidikan pertamanya, bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Seorang ibu secara sadar atau tidak sengaja mendidik janinnya, dan karena menurut penelitian, bayi dalam kandungan sudah dapat mendengar bahkan merasakan emosi ibunya, maka tidak heran ikatan emosional antara ibu dan anak semakin kuat. Terlihat lebih baik dari ayah.

Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan anak-anaknya. Ibu mulai memberikan pendidikan bahkan ketika anak masih dalam kandungan. Oleh karena itu, seorang ibu harus menjadi orang yang cerdas agar dapat mendidik anak sesuai dengan kebutuhan anak.Anak adalah misi yang dititipkan Tuhan kepada kedua orang tuanya untuk lebih mendidik, mengasuh dan mengasuh sesuai fitrah manusia. Anak merupakan bagian integral dari citra ibu. ibu di sekolah bagi sang anak dan mempunyai kewajiban atas anak.

Ibu sebagai role model atau panutan bagi anak. Dalam mendidik anak, ibu harus bisa menjadi panutan bagi anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orang tua khususnya ibu akan diteladani dan kemudian dijadikan sebagai pedoman perilaku anak-anaknya, maka ibu harus mampu menjadi panutan bagi anak-anaknya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Al-Furqaan ayat 74:

Jika kita memperhatikan naluri orang tua sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, maka kita harus menyadari bahwa orang tua selalu dipanggil untuk menjadi contoh yang baik di hadapan anak-anaknya. Tingkah laku anak yang baik dibentuk tidak hanya melalui pernyataan verbal, tetapi melalui hal-hal, yaitu mendidik anak melalui tingkah laku. Sejak anak lahir, ia selalu melihat dan mengamati gerak-gerik atau tingkah laku ibunya. Dari perbuatan ibu, anak akan selalu melihat dan meniru, kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehidupannya.

Dalam perkembangan anak, proses identifikasi sudah dimulai Terjadi pada usia 3-5 tahun. Anak pada masa ini cenderung memandang ibu dan orang terdekatnya.

Seorang Ibu seoang yang memenuhi segala kebutuhannya sebagai “model” atau panutan atas sikap dan perilakunya. anak-anak, bahkan sebelum dewasa. Ibu tidak hanya perlu menghabiskan waktu bersama selamanya, tetapi mereka juga perlu secara teratur berinteraksi dan berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anaknya. Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan secara seimbang akan menguntungkan anak. Ibu harus menyediakan atau memenuhi kebutuhan anak secara adil, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Memenuhi kebutuhan anak Anda terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat menyebabkan kehidupan yang tidak sehat di kemudian hari.

Ibu sebagai figur publik. Kita tidak bisa menghindari masyarakat, ibu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat (masyarakat) dan beradaptasi dengan keragaman budaya, ras dan agama sangat penting baginya. Apapun alasannya, harus dimungkinkan untuk hidup rukun dan damai dalam masyarakat yang heterogen. Untuk menciptakan ladang kehidupan yang bermanfaat, para ibu harus memiliki jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang mapan, serta menjadi teladan untuk diikuti. Perlu dicatat bahwa saat lahir, perkembangan berbagai organ belum sepenuhnya selesai. Perkembangan organ-organ ini sangat tergantung pada stimulasi yang diterima anak dari ibu. Stimulasi yang diberikan ibu akan memperkaya pengalaman dan berdampak besar bagi perkembangan kognitif anak. Jika anak tidak menerima stimulasi visual selama beberapa bulan pertama, perhatian terhadap lingkungan sekitar akan berkurang. Rangsangan verbal dari ibu sangat memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan seorang ibu untuk berbicara dengan anaknya mengembangkan proses bicara anak. Oleh karena itu, perkembangan intelektual seorang anak sangat tergantung pada tingkat stimulasi yang diberikan ibu kepada anak. Stimuli dapat berupa cerita, berbagai alat permainan edukatif atau kesempatan hiburan yang dapat memperkaya pengalaman mereka. Yang terpenting dalam mendidik anak menjadi sukses adalah ibu harus terus belajar menjadi lebih baik karena anak lebih mudah menerima contoh yang dilihatnya, bukan sekedar informasinya. Komunikasi yang lancar dan terbuka memudahkan anak memahami apa yang tidak dipahaminya

Disamping kekuatan seorang ibu tidak lepas dari peran seorang suami (ayah) sosok seorang ibu merupakan madrasah atau sekolah utama bagi anak-anaknya, peran seorang ibu juga akan bagus lagi manakala di dukung oleh suaminya dalam pengelolaan pendidikan yang tumbuh kembang untuk anak -anaknya. Pendampingan sosok ayah sangat besar pengaruhnya bagi seorang ibu untuk tumbuh kembang dalam mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang mengarahkan agar ibu menjadi  pintar dan sukses dalam belajar dan mengajarkan anak-anaknya.

Dukungan dari ayah pun sangat berperan, memberikan kebebasan istrinya(ibu) untuk belajar dan menambah pengetahuan agar ahli dibidangnya, memberikan fasilitas sarana dan prasarana agar istrinya lebih mudah untuk belajar dan berkarya, memberikan pendampingan untuk istrinya sebagai sarana komunikasi dalam menyelesaikan masalah keluarga.

Menjadi sosok ibu tidak mudah harus belajar banyak ilmu, kepemimpinan, ekonomi, budaya dan kesehatan. Menjadi seorang ayah juga harus banyak belajar banyak hal, keamanan ekonomi,budaya, kepeminpinan dan kesehatan, itu sebabnya berkeluarga atau membangun  rumah tangga harus banyak belajar , agar keluarga terjaga  sehat lahir dan Bathin.

 

Tinggalkan Balasan