*BEBEK KOPROL*
Moch. syaechu Nasirudin.
___________
Warnanya coklat matang, diatasnya ada taburan seperti _”serundeng kelapa”_ yang ternyata berbahan dasar rempah, dan rasanyapun lebih menggigit dari yang berbahan dasar kelapa; di sekelilingnya ada lalapan slada, mentimun, sambal merah dan hijau, yang bila sekilas dipandang akan sangat menggoda.
Berbeda dengan lainya, masakan yang disebut _Bebek koprol_ olahan tangan cerdas ibu Siti Aisah ini dagingnya sangat empuk, bahkan bumbu rempah-rempahnya sangat kuat hingga masuk ke tulang. Tekstur dagingnya sangat halus tidak berlemak, karena berasal dari bebek afkir atau bebek petelur yang tua dan tidak berproduksi. Justru inilah yang menjadi cirikhas sang pemasak yang tidak mau menggunakan bebek pedaging.
Karena berasal dari bebek yang tua, maka memasaknya butuh kesabaran ekstra, itupun jika belum ahli, dagingnya akan tetap keras, baunya yang _lengur_ (khas masakan bebek yang apeg dan amis) akan tetap melekat. Tapi pada masakan ini tidak ditemukan bau lengur sedikitpun, bahkan ketika pertama menggigit, maka bisa dirasakan bahwa seolah yang digigit bukanlah daging bebek.
Ciri lain adalah sudah diminimalisir kadar kolestrol yang melekat pada daging bebek (diambil lemaknya ketika digidog), sehingga dijamin pasti ketagihan bagi siapapun yang pernah merasakan masakan ini, termasuk bagi yang takut masakan berkolestrol. belum lagi sambal hijaunya yang seperti sambal hijau khas masakan padang, tapi rasanya sungguh berbeda dan pasti rekomendet sekali.
Bojonegoro 09 Januari 2021