TETAP SEMANGAT DAN KREATIF DI TENGAH KRISIS PANDEMI

Pendidikan85 Dilihat

TETAP SEMANGAT DAN KREATIF DI TENGAH KRISIS PANDEMI

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung)

(Tantangan Menulis di Blog Hari Pertama) 

 

Wabah virus Corona yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia, berdampak luar biasa dalam kehidupan. Salah satu dampaknya adalah mengubah berbagai tatanan bidang kehidupan. Perubahan tersebut tidak hanya di bidang teknologi, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pariwisata tetapi juga di bidang pendidikan. Perubahan itu mengharuskan pemerintah dan masyarakat untuk bersiap diri, merespon dengan sigap, dan selalu belajar hal-hal baru.

Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah mengeluarkan beberapa kebijakan. Dengan tujuan untuk mengatur kegiatan pembelajaran selama masa pandemi. Hal tersebut dikeluarkan melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Ada enam kebijakan yang dipaparkan dengan jelas dalam surat edaran tersebut. Namun, yang paling mendasar adalah mengubah kegiatan pembelajaran langsung (tatap muka) menjadi jarak jauh dalam jaringan (daring).Yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di rumah masing-masing dengan memanfaatkan gadget.

Dengan kebijakan baru yang serta merta ini tentu menjadikan guru, siswa, dan orang tua panik dan bingung menyikapinya. Terlebih di daerah pelosok yang sulit jaringan internet seperti di SMPN 2 Banjit Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Selain itu, kondisi ekonomi orang tua siswa yang rata-rata pas-pasan bahkan kurang, makin mempersulit kondisi ini. Mereka mau tidak mau harus mengeluarkan dana lebih. Baik untuk membelikan HP android ataupun kuota setiap saat agar anak-anaknya dapat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, penulis melakukan hal-hal berikut.  Dengan maksud agar siswa tetap dapat melakukan pembelajaran meskipun dalam kondisi serba kekurangan. Penulis berinisiatif membuat kelas daring di google classroom. Selain itu, sesekali penulis ajak mengakses kelas daring di aplikasi Schoology atau kelas maya Rumah Belajar.

Pada minggu pertama masa swakarantina, penulis mengajak siswa unruk membuat sebuah karya yang berhubungan dengan covid19. Karya tersebut dibuat sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing. Hal ini penulis lakukan agar siswa memahami apa itu covid-19 dan cara menanggulanginya.

Bermacam-macam karya siswa dalam kegiatan ini. Ada poster dan slogan tentang wabah Corona. Ada pula video tentang pembuatan handsanitizer, masker, dan cara mencuci tangan yang benar. Semua mereka kerjakan di rumah masing-masing secara individu. Hasil karya mereka kirim kepada penulis via email dan WA grup. Selanjutnya, sebagai bentuk apresiasi, karya mereka penulis unggah di berbagai media sosial agar orang lain pun dapat mengapresiasinya.

Pada Minggu kedua dan ketiga, siswa mempelajari materi bab terakhir kelas 9. Materi sudah penulis buat dalam bentuk video setahun yang lalu pasca mengikuti diklat Pembatik Kemdikbud 2019. Video tersebut telah penulis unggah di you tube, sehingga tinggal shre link saja di WA grup.

Setelah video materi tersebut dipelajari oleh siswa, selanjutnya penulis memberikan kuis tentang isi materi tersebut dalam bentuk quizizz. Penulis share link quizizz itu di WA grup, dan siswa mengerjakannya dalam waktu bersamaan. Terakhir, sebagai evaluasi terhadap materi tersebut, penulis memberikan ulangan harian (UH) kepada anak-anak dalam bentuk tes online dengan google form di google drive.

Dengan demikian, mereka dapat mengerjakannya di rumah masing-masing dengan memanfaatkan HP android. Setelah melaksanakan ulangan harian, penulis mengecek hasil tes UH mereka.  Rata-rata mereka memperoleh skor 80. Artinya, hasil belajar mereka secara tatap muka dengan daring tidak jauh berbeda. Dengan pembelajaran tersebut materi 1 bab sudah selesai.

Minggu keempat, materi siswa kelas 9 sudah selesai diajarkan semua. Pada minggu ini seharusnya mereka melaksanakan ujian sekolah. Tetapi, SE Mendikbud tentang pembatalan kegiatan ujian, baik ujian sekolah maupun ujian nasional telah diterbitkan. Oleh karena itu, penulis memanfaatkan waktu ini untuk membahas soal-soal ujian sekolah yang sudah dipersiapkan di google form.

Pada minggu kelima masa swakarantina, siswa meminta tugas sehubungan dengan materi bab terakhir yang telah dipelajari untuk menanbah nilai. Mereka menulis pantun bertema IBU. Masing-masing siswa menulis 2 judul pantun yang terdiri dari 8 bait. Mereka kerjakan tugas itu dengan semangat dan senang hati. Sehingga dalam waktu seminggu karya mereka berupa pantun sebanyak 100 judul dari 50 penulis telah terkumpul semua.

Sayang rasanya, bila karya anak-anak hebat ini  hanya tersimpan di laptop saja. Akhirnya, penulis berinisiatif untuk merevisi dan melengkapi naskah tersebut dengan kata pengantar, daftar isi, dan sinopsis. Kemudian mengirimkan naskah pantun tersebut kepada penerbit buku yang ber-ISBN milik salah satu sahabat di Solo. Dalam waktu 3 minggu, buku ber-ISBN  itu pun terbit. Buku tersebut berjudul Antologi Pantun “TELAGA KASIH”, berisi tentang cinta, kasih, sayang, dan pengorbanan seorang ibu.

Buku Antologi Pantun Karya Saya dan Siswa SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung

 

Walau dalam krisis pandemi dan dalam keterbatasan dana tetapi anak-anak SMPN 2 Banjit tetap bersemngat. Baik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maupun dalam  berkarya. Tidak bisa ke sekolah bukan berarti tidak bisa berkarya. Banyak hal yang bisa dilakukan di rumah, selagi mau belajar dan berusaha.

Penulis yakin, tidak selamanya musibah itu berdampak negatif. Pasti ada hikmah di balik musibah itu sendiri. Tuhan sudah mengatur dan merencanakan semuanya. Jika kita mau berusaha dan kompak bersama dalam menghadapi krisis ini, mudah-mudahan pandemi Covid-19 akan segera teratasi. Aamiin ya Allah.

 

 

Tinggalkan Balasan

14 komentar