TRIK MENULIS BUKU 7 HARI ALA BU IIN

Pendidikan64 Dilihat

TRIK MENULIS BUKU 7 HARI ALA BU IIN

Oleh Mujiatun, S.Pd.

(SMPN 2 Banjit, Way Kanan, Lampung, NPA 0810100104)

(Tantangan Menulis Hari Ke-20: Sabtu, 20 Februari 2021)

Flayer Pertemuan Ke-21 Bersama Bu Musiin, M.Pd.

 

Hujan deras yang mengguyur bumi pertiwi malam itu, tak menyurutkan niat saya untuk tetap belajar. Semangat untuk menggali ilmu tentang menulis dari narasumber-narasumber hebat di Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 17 tetap menyala.

Malam itu, Jumat (19 Februari 2021), merupakan pertemuan ke-21 pada Pelatihan Belajar Menulis di kelas WAG Omjay. Meskipun sudah cukup untuk persyaratan menerbitkan buku tetapi saya masih semangat dan penasaran untuk mengikuti materi-materi berikutnya.

Demikian pula dengan peserta yang lain, malam itu masih antusias mengikuti paparan materi yang disampaikan oleh Ibu Musiin, M.Pd, yang hadir sebagai narasumber. Hal itu tampak dari banyaknya pertanyaan yang menghujani narasumber. Ibu Musiin didampingi oleh moderator andal yang memiliki segudang karya dan prestasi, beliau adalah Ibu Sri Sugiastuti yang akrab disapa dengan Bunda Kanjeng.

Tema yang disajikan oleh Ibu Musiin, M.Pd. pada pertemuan ke-21 adalah “Menaklukkan Tantangan Menulis Nonfiksi 7 Hari” . Sebuah tema yang memantik renjana menulis saya.  Sehingga semakin semangat untuk menyimak paparan materi selanjutnya.

Ibu Iin (begitu panggilan akrab beliau) adalah alumni kelas menulis Omjay gelombang 8. Beliau juga berhasil menaklukkan tantangan menulis dari Prof. Eko dengan judul “Literasi Digital Nusantara, Meningkatkan Daya Saing Generasi”. Karya-karya beliau pun telah berhasil diterbitkan oleh penerbit mayor dan dapat kita jumpai di toko buku Gramedia.

Buku-Buku Karya Bu Musiin, M.Pd. Terpajang di Rak Buku Gramedia

Prof. Eko itu ibarat master chef  yang memberi banyak pilihan bahan masakan yang bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan. Bahan masakannya telah disediakan oleh Prof. Eko di Ekoji Channel. Begitu Bu Iin memberikan perumpamaan terhadap Prof. Eko.

Sebagaimana penjelasan Prof. Eko, kita bisa menulis apa saja. Ide atau tema tulisan yang sesuai dengan kegemaran, cerita, pengalaman, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang kita miliki merupakan bentuk buku dalam diri kita yang belum dipublikasi.

Buku Bu Iin di Gramedia Online

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa tingkat tinggi. Jika dibandingkan dengan tiga keterampilan yang lainnya, yakni keterampilan menyimak, membaca, dan berbicara.

Bukan rahasia lagi bahwa menulis itu bukanlah keterampilan yang mudah untuk dikuasai. Terlebih bagi orang-orang yang masih awam di dunia menulis atau penulis pemula seperti saya. Oleh karena itulah, saya mengikuti pelatihan belajar menulis ini. Dengan harapan dapat mengasah keterampilan menulis dan mampu melahirkan sebuah karya tulis berupa buku di kemudian hari.

Bu Iin menjelaskan beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai TRIK MENULIS BUKU NONFIKSI DALAM 7 HARI. Berikut uraian trik ala Bu Iin tersebut.

1. Memiliki Motivasi Menulis

Ketika akan menulis, sebaiknya kita tentukan alasan atau motivasi kita dalam menulis. Dengan demikian, tulisan kita akan jelas arah dan tujuannya. Berikut alasan Bu Iin menjadi penulis. Beliau ingin mewariskan ilmu melalui buku, ingin bukunya terpajang di toko buku daring maupun luring, dan untuk mengembangkan profesi beliau sebagai seorang guru.

2. Memiliki Keinginan Kuat untuk Menulis

Agar kita berhasil membuahkan karya tulis tentu saja harus memiliki keinginan atau tekat yang kuat dalam menulis. Demikian halnya dengan Bu Iin, beliau memiliki keinginan kuat  dalam menulis. Sehingga mampu menghasilkan sebuah karya yang dapat mewujudkan harapannya. Hal ini bermula dari keberhasilan Bu Iin dalam menaklukan tantangan menulis buku dalam seminggu dari Prof. Eko.

Buku-buku karya beliau benar-benar terpajang di rak buku toko Gramedia. Hasil karya itu pun mengantarkan beliau ke berbagai kelas menulis. Salah satunya WAG Pelatihan Belajar Menulis PGRI binaan Omjay Gelombang 17 ini.

3. Memahami Pola Penulisan Buku Nonfiksi

Pola penulisan buku nonfiksi menurut penjelasan Bu Iin ada tiga. Pola Hierarkis, yakni buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit, contohnya Buku Pelajaran. Pola Prosedural, yaitu buku disusun berdasarkan urutan proses, contohnya Buku Panduan. Pola Klaster, yaitu buku disusun poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang antarbabnya setara. Bu Iin dalam hal ini menggunakan Pola Klaster pada saat menulis buku “Literasi Digital Nusantara”.

4. Memahami Langkah-Langkah Penulisan Buku Nonfiksi

Selain pola penulisan, kita pun harus memahami langkah-langkah proses penulisan buku nonfiksi. Ada 4 langkah proses penulisan buku nonfiksi menurut Bu Iin. Langkah-langkah itu meliputi: pratulis, menulis draf, merevisi draf, dan menyunting naskah.

Langkah Pertama (Pratulis)

Pada langkah pertama (pratulis) ini yang kita lakukan adalah menentukan tema, menemukan ide, merencanakan jenis tulisan, mengumpulkan bahan tulisan, bertukar pikiran, menyusun daftar, meriset, membuat mind mapping, dan menyusun kerangka tulisan. Dalam sebuah buku cukup satu tema saja. Contoh tema buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dan lain-lain.

Ide yang menarik dari sebuah tema yang telah kita tentukan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, imajinasi, mengamati lingkungan, hasil perenungan, dan membaca buku.

Tema pendidikan yang diangkat oleh Bu Iin idenya berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan, dan penguatan materi dari Prof. Eko. Yaitu materi yang tersaji di Ekoji channel berjudul Digital Mindset” (The Key to Transform Your Organization) yang ditayangkan pada tanggal 20 Maret 2020.

Sementara referensinya beliau peroleh dari literasi di internet. Referensi itu sendiri terdiri dari: pengetahuan (yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal), keterampilan (yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal), pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini, penemuan yang telah didapatkan, dan pemikiran yang telah direnungkan

Langkah berikutnya adalah pembuatan kerangka menulis yang kemudian diajukan kepada Prof. Eko. Setelah disetujui oleh Prof. Eko dilanjutkan ke proses penulisan. Bu Iin menyusun kerangka buku berdasrkan nasihat Pak Yulius Roma Patandean di channel nya. Beliau mengikuti jejak Pak Yulius dalam membuat tulisan agar rapi dan tertata sejak awal. Berikut kerangka tulisan beliau.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

  1. Pembagian Generasi Pengguna Internet
  2. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

  1. Media Sosial
  2. UU ITE
  3. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

  1. Pengertian
  2. Elemen
  3. Pengembangan
  4. Kerangka Literasi Digital
  5. Level Kompetensi Literasi Digital
  6. Manfaat
  7. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi
  8. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital di Nusantara

  1. Keluarga
  2. Sekolah
  3. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

  1. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
  2. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
  3. Membangun Digital Mindset Warganet +62

 

Anatomi Buku Nonfiksi

Dalam menulis, kita pun harus memahami anatomi buku nonfiksi. Anotomi buku nonfiksi melupti: Halaman Judul, Halaman Persembahan (OPSIONAL), Halaman Daftar Isi, Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh), Halaman Prakata, Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL), Bagian /Bab, Halaman Lampiran (OPSIONAL), Halaman Glosarium,      Halaman Daftar Pustaka, Halaman Indeks, dan Halaman Tentang Penulis.

Langkah Kedua (Menulis Draf)

Pada langkah kedua ini kita menulis draf yang terdiri dari: menuangkan konsep dalam tulisan dengan prinsip bebas dan tidak mementingkan kesempurnaan tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Langkah Ketiga (Merevisi Draf)

Pada langkah ketiga ini kita merevisi sistematika/struktur tulisan/penyajian dan memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah Keempat (Menyunting Naskah berdasarkan KBBI dan PUEBI)

Pada langkah keempat ini kita melakukan sunting naskah berdasarkan KBBI dan PUBI yang meliputi: ejaan, tata bahasa, diksi, data dan fakta, legalitas dan norma.

Dalam menaklukkan tantangan dari Prof. Eko ini, Bu Iin pun mengalami beberapa hambatan ketika menulis. Hambatan-hambatan tersebut meliputi: waktu, kreativitas,  teknis, tujuan, dan psikologis.

Menurut Bu Iin, hambatan yang terberat adalah hambatan psikologis. Karena hal ini berkaitan dengan deadline yang diberikan. Memang seharusnya deadline ini justru menjadi trigger bagi kita untuk segera menyelesaikan tulisan.

Akan tetapi, Bu Iin punya trik tersendiri untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Diantaranya dengan banyak membaca, mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber. Selain itu, disiplin menulis setiap hari, pergi ke pasar dan memasak. Hal ini akan menjadi mood booster untuk bergairah menulis kembali.

Demikian trik dan tips dari Bu Iin dalam menaklukkan tantangan Prof. Eko untuk menulis buku nonfiksi dalam waktu hanya 7 hari. Sebelum mengakhiri paparan materinya malam itu, Bu Iin pun memberikan kalimat motivasi yang dikutip dari penulis legendaris tanah air, yaitu Bapak Pramoedya Ananta Toer. Berikut kalimat motivasi yang selalu membangkitkan semangat saya setiap kali “lesu” menulis.

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

 

Salam Literasi,

Way Kanan, Lampung, 20 Februari 2021

Tinggalkan Balasan

2 komentar