Pencapaianku Karena Kasih Allah SWT

Dokpri

Sumber foto: Dokpri

Pencapaianku Karena Kasih Allah SWT

Ketika aku harus melihat flash back perjalanan karirku tentunya tidak dapat aku lukiskan rasa syukurku kepada Allah SWT Sang Pencipta alam semesta yang telah memberikan segala-galanya. Pertama, ketika aku lulus SMA pada tahun 1986 di Kota Kediri, aku mencoba mengikuti test menjadi prajurit wanita Angkatan Laut dan lulus. Tidak sempat menganggur karena Allah SWT memberikan kesempatan kepadaku untuk bekerja dan meringankan beban kedua orangtuaku.

Aku sadar bahwa tugas membesarkan dan mendidik anak adalah tanggungjawab orang tua namun aku sebagai anak bungsu tidak ingin membebani kedua orangtuaku yang telah malang melintang mencari rejeki agar putra putrinya dapat makan dan sekolah.

Dibesarkan oleh seorang ibu yang penuh dengan kasih sayang dan dengan perjuangan yang teramat besar untuk putra putrinya dan ayah seorang prajurit TNI AD yang ditugaskan diluar Jawa, membuatku lebih kuat dan mandiri walau aku anak bungsu. Anak bungsu menurut banyak orang adalah anak yang paling manja namun berbeda denganku. Kakak-kakakku memang menyayangiku tapi aku memang  ingin mandiri.

Menjadi prajurit wanita Angkatan Laut dengan sebutan KOWAL (Korps Wanita Angkatan Laut) telah membuka gerbang cakrawala dalam wawasan, pengalaman maupun karirku. Pangkat Sersan Dua (Serda) adalah pangkat terendah untuk prajurit wanita di Indonesia. Aku menjalani karirku mengalir seperti irama kehidupan yang penuh dinamika, up and down atau dibilang pasang dan surut.

Belajar adalah hobiku sehingga ketika terdapat kesempatan untuk pengembangan diri, aku mengajukan permohonan untuk mengikuti kursus atau pendidikan tersebut. Setiap tahun harus ada satu kursus yang aku ikuti karena belajar merupakan salah satu cara menghindari kebosanan rutinitas dan meningkatkan wawasan ilmu lain.  Hingga akhirnya mayoritas kursus aku selesaikan ketika aku Bintara.

Terdapat plus dan minus-nya ketika aku terlalu banyak mengikuti kursus pada saat Bintara yang akhirnya kursus-kursus itu tidak dapat aku gunakan untuk persyaratan naik pangkat ketika aku perwira.  Manfaatnya bagi diriku aku lebih profesional dibidangku yaitu mengajar bahasa Inggris, yang kebetulan bahasa Inggris menjadi mata pelajaran favoritku ketika aku duduk di bangku SMP.

Beberapa kesempatan belajar dan penugasan ke luar negeri terbuka lebar bagi siapa saja yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Kesempatan-kesempatan itu tidak aku lewatkan. Aku belajar menjadi seorang guru bahasa Inggris yang lebih profesional di DLI (Defense Language Institute) San Antonio, Texas, Amerika dan DITC (Defence International training Center) di Laverton, Australia. Tidak pernah terbayangkan rasa syukurku hingga aku dapat menginjak negeri paman Sam dan negeri Kanguru.

Selain belajar aku juga dapat mengikuti penugasan sebagai pramugari haji dengan home base di Makasar pada saat aku berpangkat Sersan Kepala (Serka). Makasar – Jedah dan sebaliknya adalah rute aku dan team-ku mendampingi bapak dan ibu dari Makasar yang melaksanakan ibadah haji.  Pilot yang terbang bersama kami adalah para pilot dari Perancis yang bekerja sama dengan maskapai Garuda. Ketika berkomunikasi dengan para pilot Perancis beberapa temanku juga para pilot masih mengandalkan Alfalink (alat penerjemah portable). Body language juga menjadi penolong agar kami (para pramugari dan pilot) dapat saling mengerti dalam berkomunikasi.

Banyak cerita yang dapat aku tuangkan dalam tulisanku selama aku menjadi pramugari haji. Yang pasti aku dapat melaksanakan ibadah haji bersama-sama bapak ibu dari Makasar dan dari home base lainnya seperti Jakarta. Nikmat yang tak terhitung ini membuatku rasa cintaku kepada Allah SWT mendarah daging. Aku bukanlah seorang hamba yang sempurna namun aku adalah seorang hamba yang senantiasa berusaha untuk kehidupan yang lebih baik.

Kisah yang lebih berkesan ketika aku mengikuti penugasan di Lebanon sebagai Military Staff Officer di Naqourra dengan lokasi kantorku di perbukitan. Walau berdinas di daerah konflik aku masih dapat menikmati segarnya udara di pagi hari, hangatnya mentari, panorama yang indah, lautan biru dengan deburan ombak yang dapat aku dengar jelas dari balik jendela kantorku. Sungguh kebesaran dari Allah SWT semua yang di depan mataku dapat aku nikmati dengan sepenuh hati dan serasa merinding akan kekuasaanNya.

Aku merasakan setiap hari adalah berkah dari Yang Esa. Aku tahu terlalu banyak mimpi-mimpiku yang aku mohon kepada Allah SWT karena kepada Allahlah aku bergantung dan bersandar. Hingga satu persatu mimpiku terwujud. Mimpi itu memang tidak langsung terwujud dan bahkan ada juga suatu mimpi tergantikan oleh mimpi lain yang menurut Allah SWT lebih baik.  Mimpi apakah ini?  Aku sedang menantikan mimpi yang akan tergantikan ini. To becontinued.

 

Jakarta, 18 Januari 2024

Nani Kusmiyati

 

Tinggalkan Balasan

1 komentar