Puasa di Hari Kedua

  Foto: Free Pixel

Kegiatan di pagi setelah sahur lebih kepada kegiatan religious. Bulan suci Ramadhan harus diisi dengan berbagai kegiatan positif. Ketika bulan-bulan sebelumnya jarang sholat dhuha, maka setiap pukul 09.30 atau 10.00 aku menyempatkan diri untuk sholat memohon senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

Aku juga berdoa semoga senantiasa sehat walau usia semakin bertambah tidak akan mengurangi semangat untuk berkarya dan mewujudkan cita-cita yang mesti diperjuangkan.

Hari Jum’at aku bekerja dari rumah, kordinasi pekerjaan lebih kepada hal-hal yang urgent. Kebetulan tanggal 29 Maret 2023 akan mengajar di Disdikal, dan aku sudah ketahap persiapan materi.

Jadwal mengajar dan peserta Diklat Bahasa Inggris juga sudah diinfokan. Tanggal 27 Maret 2023 pembukaan Diklat, tapi aku ijin tidak dapat menghadiri pembukaan karena setiap hari Senin harus mengikuti apel pagi di kantorku.

Terdapat 19 perwira yang akan mengikuti Diklat, mereka berasal dari Satuan kerja yang berbeda baik dari Jakarta maupun Surabaya. Peserta yang ditunjuk memiliki level bahasa Inggris mulai dari intermediate hingga advanced. Mereka akan belajar IBT  (Internet Based Test) TOEFL untuk persiapan sekolah ke luar negeri baik S2, S3, Sesko (Sekolah Staf dan Komando) atau pendidikan setara dengan Dikspespa (Pendidikan Spesialisasi Perwira) atau Diklapa (Pendidikan Lanjutan Perwira). Diklat Bahasa Inggris diselenggarakan mulai tanggal 27 Maret hingga 31 Mei 2023. Namun aku mengajar seminggu sekali, setiap hari Rabu.

Kegiatan lain setelah sholat dzuhur, mengaji bersama di rumah masing-masing. Salah satu temanku membagi 30 Juz untuk dibaca oleh beberapa orang. Juz  29 dan 30 menjadi bagianku untuk menyelesaikannya. Alhamdulillah semua bisa diselesaikan. Selalu ada ketenangan setelah membaca Al Qur’an. Beberapa artinya aku coba pahami. Walau aku bukan dari kalangan pesantren namun aku berusaha belajar sendiri. Saat ini belajar apa saja mudah karena adanya internet. Yang terpenting adalah kemauan untuk belajar.

Sebelum waktu Ashar aku sempat istirahat sebentar, tidur 1 jam. Kemudian aku juga sempat menonton drama kolosal kesukaanku. Drama lucu dari negara Tirai Bambu menjadi pilihanku karena selain artis dan aktornya menarik, pemandangan yang disuguhkan juga indah. Aku tertarik dengan sistem pengobatan dari China yang menggunakan rempah-rempah yang beraneka macam hingga racunpun bisa untuk obat bagi yang terkena racun tertentu. Aku belum tahu kebenarannya. Tentunya hanya ahlinya yang lebih mengerti.

Aku juga menjadi mengerti bahasa China dari menonton drama tersebut walau tidak lancar. Terkadang aku tertawa sendiri ketika melihat performance para aktor dan aktris. Terlebih jika para penonton berkomen yang terkadang tidak nyambung dengan dramanya. Dengan sosial media aku bisa menjadi penikmat film atau drama yang di kemas indah, syarat dengan sejarah China.

Berharap dunia perfilm Indonesia juga demikian. Terlebih film-film tentang sejarah dari seluruh nusantara di Indonesia. Betapa kayanya dunia perfilman di Indonesia jika setiap sejarah nusantara di Indonesia di kemas menjadi suatu cerita dalam film yang mengedukasi juga menyegarkan dengan dibumbui cerita-cerita lucu di dalamnya agar tidak monoton.

Waktu buka puasa di hari kedua tiba. Sayur bayam, ayam bumbu kecap dan rempeyek telah tersaji di meja dapur. Teh manis, kopi dan air mineral juga ikut menemani buka puasa kami.

Alhamdulillah, Allah SWT telah memberikan kesehatan kepadaku dan putraku sehingga dapat menjalankan ibadah puasa kedua. Aku senantiasa berharap bisa berpuasa hingga selesai dan melakukan hal-hal yang bermanfaat di bulan puasa dan bulan-bulan setelah puasa.

 

Jonggol, Sabtu, 25 Maret 2023

Nani Kusmiyati

Tinggalkan Balasan