Ketika gagal aku tidak ingin hanyut dan larut dalam kesedihan. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, namun bagiku kamus gagal itu tidak ada, yang ada adalah kesuksesan yang tertunda. Dengan prinsip itu selama aku bekerja aku tidak merasakan kegagalan karena aku menikmati setiap momennya.

Mindset diatas selalu aku tanamkan ketika apa yang menjadi harapanku tidak terwujud. Semua itu berawal dari pengalamanku ketika aku mendaftar untuk dapat belajar S2 ke Australia. Aku mengikuti test dan aku lulus namun aku tidak diijinkan untuk berangkat karena terbentur peraturan dari institusiku. Rasa kecewa pasti ada, namun aku tidak ingin larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Aku yakin ada hal yang terbaik bagiku dari ketidakberangkatanku sekolah ke Australia.

Allah telah memilihkan jalan lain. Aku berusaha menghibur hati sendiri bahwa belajar S2 ke Luar negeri bukan pilihan yang tepat. Masih ada pilihan lain yaitu belajar S2 di dalam negeri. Belajar dengan biaya sendiri dengan tabungan yang aku kumpulkan sedikit demi sedikit membantu mewujudkan cita-citaku untuk kuliah S2 di UPN Veteran Jakarta.

Aku tidak pernah menyangka jika akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliah S2 ku di dalam negeri. Berkat dukungan dari suami, anak-anakku, dan kakak pertamaku semua itu dapat terlewati. Aku lebih tegar dan mampu untuk menerima kenyataan. Tidak dapat Belajar ke luar negeri bukanlah akhir dari karirku.

Faktanya selesai S2 aku mendapat kesempatan untuk mengikuti misi ke Lebanon selama setahun. Tuhan memberikan rejeki yang lain untukku berupa pengalaman bertugas di negara konflik. Banyak pelajaran yang dapat aku petik bekerja bersama dengan sahabat-sahabat multi ras dan gender dari berbagai belahan dunia. Pengalaman dan kenangan itu tidak akan pernah terlupakan. Aku percaya Tuhan YME tidak akan meninggalkanku dan aku menerima apa yang menjadi takdirku.

Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M.

Jonggol, 13 April 2021

#JejakWarnaWritingChallenge #GetCloserToMe #Day2