Sumber Foto: literature-3068940_640
Hobi Belajar dan Mengajar
Ketika aku berpangkat Sersan Satu (Sertu) aku mendapat tawaran dari DISDIKAL (Dinas Pendidikan Angkatan Laut) untuk mengikuti DIBI (Dasar Instruktur Bahasa Inggris) di Pusbasa Kemhan, tempat yang sama ketika aku mengikuti KIBI (Kursus Intensif Bahasa Inggris) Advanced pada saat aku berpangkat Sersan Dua (Serda). Sebenarnya aku merasa tidak enak karena baru beberapa bulan bekerja lagi di kantorku Disminpersal (Dinas Personel Angkatan Laut).
Namun karena calon dari TNI AL untuk mengikuti test DIBI sangat terbatas akhirnya aku menghadap bapak Direktur dan beliau mengijinkan. Aku lulus tes dan ada dua perwira TNI AL dari Surabaya juga lulus DIBI sehingga kami belajar bersama. Mayoritas teman sekelas DIBI adalah lulusan S1 Bahasa Inggris sedangkan aku hanya lulusan D3 Bahasa Inggris.
Beberapa teman dan senior di Mess Cut Nyak Dien bilang kalau aku hobi belajar. Dan itu benar. Aku suka belajar apa saja namun bahasa Inggris adalah menjadi prioritas karena aku berharap bisa keliling dunia. Bagi seorang Bintara yang berpangkat Sertu impian itu mungkin terlalu tinggi namun aku percaya impian itu akan terwujud.
Mengikuti kursus di pagi hari dan mengajar bahasa Inggris di Cilandak seminggu dua kali setelah kursus. Menjadi pengalaman yang tidak terlupakan ketika aku mengajar 3 Batalyon saat itu dengan murid perwira remaja dan beberapa yang sudah senior. Dengan jumlah murid yang banyak dan aku mengajar sendirian membuatku berpikir keras. Para perwira belajar di Aula Yon 6 saat itu. Aku meminta penyelenggara menyiapkan microphone juga peralatan mengajar lainnya.
Satu hari sebelum mengajar aku sudah kirimkan beberapa materi pelajaran untuk diperbanyak. Saat itu aku mengandalkan buku yang pernah aku pelajari ketika aku kursus di DISDIKAL. Buku itu juga sudah diperbanyak oleh penyelenggara. Ketika mengajar aku lebih menekankan kepada dialog dalam berbahasa Inggris. Karena saat itu para siswa memiliki level Elementary, maka aku lebih menekankan pada repetion drill. Para siswa menirukan guru atau native speaker yang terdapat pada pelajaran listening.
Beberapa grammar juga aku kenalkan dan ajarkan namun grammar sederhana. Demikian juga dengan kosa kata. Bagiku yang terpenting para siswa menyukai dulu bahasa Inggris.
Kursus itu berlangsung hanya beberapa bulan saja dan pastinya murid banyak yang berganti karena penugasan di luar Jakarta. Aku menjadi tidak yakin dengan perkembangan bahasa Inggris mereka setelah mereka mulai sibuk dalam kedinasan. Motivasi belajar senantiasa aku tanamkam. Saat ini murid-muridku sudah menjadi bintang dan juga sudah purna.
Mengajar di Cilandak menjadi ajang praktek aku dalam mengaplikasikan teori yang aku pelajari di DIBI. Ketika ada ujian praktek mengajar di tempat kursus, aku sudah memiliki percaya diri. Namun tetap saja merasa nervous (grogi) pada beberapa detik pertama ketika ujian praktek mengajar karena aku merasa dinilai.
Alhamdulillah aku lulus DIBI dan kembali bekerja seperti biasa. Satu hal yang terus aku jaga adalah tetap belajar atau review pelajaran bahasa Inggris yang pernah aku terima ketika waktu senggang.
Jonggol, 18 April 2025
Nani Kusmiyati
Pecinta Literasi