Momen Terindah Bersama YPTD
Momen terindah biasanya selalu dikenang dalam hati dan pikirian. Terlebih jika momen itu ada kisah unik, lucu dan ada pelajaran yang dipetik pada momen itu. Hal ini saya rasakan ketika saya mengenal YPTD di lomba blogger di bulan Februari 2020. Tidak menyangka jika akhirnya dapat menulis selama 28 hari di tengah-tengah kesibukan di kantor dengan program mengajar daring via WhatsApp dan zoom. Saat itu setiap pagi saya berusaha menuliskan satu artikel dengan topik beragam. Sedikit kesulitan untuk menentukan judul, namun besyukur akhirnya mampu mendapatkan 28 judul setiap hari dan menuliskannya.
Suatu berkah bagi saya dimasa pandemi di tahun 2020 dengan perasaan diselimuti was-was akan tertularnya covid mengharuskan saya untuk dapat menjaga imun dan tetap berkarya. Om Jay, salah satu guru blogger diantara guru bloger hebat lainnya, dengan rajin selalu mengumumkan adanya lomba menulis tersebut.
Dua puluh delapan hari terlewati sudah. Tidak menyangka jika bisa terpilih 10 besar terbaik lomba blogger. Ada perasaaan tidak percaya bisa menjadi 10 besar. Semenjak itu om Jay memberikan nama dan nomor HP bapak Haji Thamrin Dahlan, Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Saya menulis pesan di WhatsApp kepada beliau pada tanggal 1 Maret 2020 dan beliau menjawabnya satu hari kemudian, ditanggal 2 Maret 2020 dan meminta maaf atas terlambatnya menjawab pesan saya. Tentu saja saya sangat memakluminya. Beliau pasti banyak penggemarnya terutama para pecinta literasi. Pada saat itu juga beliau memasukkan saya di group WhatsApp dengan komunitas menulis lainnya.
Bapak Thamrin juga share pedoman YPTD Terbitkan Buku Gratis Peserta Lomba Februari 2020, contoh surat pengajuan ISBN ke Perpustakaan Nasional dan mengenalkan pembuat cover tercepat dan terindah, bapak Ajinatha. Sangat lengkap informasi dari beliau. Dengan dibantu editor ibu Sri Sugiastuti atau dengan sapaan ibu Kanjeng maka terbitlah buku pertama saya yang berjudul, “Februari Bermakna (Aksara berkisah dalam Lomba Blog Jadi Buku)” dengan kata pengantar dari Om Jay yang memiliki nama lengkap Wijaya Kusumah, M.Pd., kakak kelas S3 di UNJ.
Buku pertama saya dengan nomor urut terbit 185 jelas terbaca pada cover belakang buku. Banyak sekali buku-buku yang telah diterbitkan di bulan Maret 2020 sebelum buku saya. Pencapaian yang luar biasa untuk YPTD. Semenjak itu saya menjadi semangat untuk menulis. Ternyata tantangan menulis itu membuat saya menjadi lebih mengenal YPTD. Awalnya ada rasa sungkan untuk bertanya langsung dengan bapak Thamrin melalui WhatsApp tentang segala hal yang berhubungan dengan literasi, namun dengan respon beliau menjawab pesan dengan santun membuat saya merasa tidak sungkan.
Kegiatan literasi dengan group YPTD semakin meriah. Banyak penulis yang rajin mengirimkan tulisannya di WhatsApp group YPTD. Group tidak sepi dengan karya-karya bermanfaat dari pegiat literasi. Hal lainnya yang sangat berkesan, banyak pantun di share oleh bapak Thamrin dan pakar pantun lainnya. Saya hanya bisa sebagai penikmat pantun saja. Keberhasilan YPTD banyak didukung dari berbagai pihak, diantaranya para personel yang kompeten : Om Jay, Bapak Ajinatha, ibu Kanjeng, Mba Sukma, ibu Muthiah dan staf YPTD yang lain. Guru-guru dan penulis yang tergabung dalam WhatsApp group YPTD ikut andil dalam suksesnya YPTD.
Momen indah tidak hanya sampai disitu saja namun bisa terus dijalin. Sebagai contoh kegiatan berkunjung di Perpustakaan Nasional yang pernah dilakukan bapak Thamrin dan teman-teman literasi pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2021. Semula hanya mengenal bapak Thamrin dan sahabat-sahabat literasi di sosial media namun ketika berjumpa terasa lebih akrab dan menyenangkan. Berfoto bersama di depan Perpustakaan Nasional dan di depan Gedung Balai Pustaka. Menikmati mie ayam khas Balai Pustaka bersama orang-orang hebat, sungguh merupakan momen bahagia yang tidak dapat saya lupakan.
Bapak ibu pegiat literasi, beberapa hari menjelang ulang tahun YPTD, saya ingin mengajak para pegiat literasi untuk saling bertukar buku yang diterbitkan melalui YPTD. Selain menambah wawasan dari tulisan-tulisan bapak ibu pegiat literasi juga akan menjadi koleksi pribadi di rumah masing-masing.
Berharap pandemi segera berlalu sehingga kita dapat bertemu secara langsung, berbincang-bincang tentang banyak hal yang semula kita lakukan melalui sosial media. Menjadi keluarga baru dengan penuh warna dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi. Bersatu menjadi pegiat literasi, menularkan ilmu yang bermanfaat.
Seabagai penutup, sekali lagi saya ingin mengucapkan “Happy Anniversary YPTD”. Tetap menjadi wadah para pegiat literasi untuk mengukir mimpi menjadi yang terbaik.
—
“I get a lot of letters from people. They say, “I want to be a writer. What should I do?” I tell them to stop writing to me and get on with it.” – Ruth Rendell
“No tears in the writer, no tears in the reader. No surprise in the writer, no surprise in the reader.”- Robert Frost
—-
Nani Kusmiyati
Jonggol, 15 Agustus 2021
Pengalaman yang sangat menginspirasi bu Nani..di tengah kesibukan masih meluangkan waktu utk menulis, itu sangat luar biasa..
Pengalaman yang sangat menginspirasi bu Nani..di tengah kesibukan masih meluangkan waktu utk menulis, dan ikut lomba pula.. Terima kasih bu..
So sweet. I really love it
Absolute yes! Just keep on writing of you wish to be a writer. Congratulation.
luar biasa kisahnya, dan sangat inspiratif
Alhamdulilah mbk.. Ikut bahagia.Semoga Haraoan untuk bisa bertemu bertatap muka dengan Bp Thamrin dan guru-gutu hebat di grup WA YPTD Bisa jadi nyata. Sukses srlalu mb nani n kita semua..aamiin