Tempat Baru dan Perjalanan Dinasku

Dokpri

Dokpri

Tempat Baru dan Perjalanan Dinasku

Aku menunggu sleeper bus executive  yang akan segera datang menjemputku untuk membawaku ke Surabaya. Kali ini adalah dinas kedua semenjak aku pindah ke Mabesal lagi. Selama bekerja di Lemhannas RI aku jarang mendapat kesempatan untuk pergi keluar kota karena memang tidak ada akses untuk dinas ke luar kota atau ke luar negeri. Aku mendapat kesempatan dinas ke luar kota ketika Mabesal memintaku untuk membantu sebagai moderator acara internasional dan ketika aku mendapat undangan dari UNPKFC (United Peace Keepers Federal Council) untuk mendapatkan penghargaan The International Women Leadership di Thailand.  Saat itu aku berfikir kesempatan keluar kota hanya bisa aku dapatkan ketika aku ambil cuti. Demikian juga kesempatan untuk ke luar negeri rasanya kemungkinan kecil bisa terlaksana.

“Hidup harus optimis!” Kalimat itu senantiasa ada dalam pikiran dan keyakinanku. Apa yang tampaknya tidak mungkin menjadi mungkin. Perjalanan kehidupanku mengalir begitu saja walau sedikit kerikil-kerikil yang menghalangiku. Dengan keyakinan apa yang menjadi ketentuan Tuhan YME adalah anugerah. Terkadang hampir tidak percaya jika aku harus bergeser dari bagian Multilateral Luar Negeri ke bagiam Hukum yang akhirnya membawaku sukses untuk menyelesaikan S3. Setelah S3ku selesai, Surat Perintah untu pindah ke Mabesal sudah siap menghantarkanku kembali ke matra tercintaku, TNI AL.

Jabatanku memamg turun grade karena aku dianggap tidak memiliki sekolah yang dapat menghantarkanku untuk menjabat setingkat lebih tinggi dari pangkatku. S1, S2 dan S3 bukan jaminanku untuk naik pangkat namun aku cukup bersyukur karena cita-cita sebelum aku masuk TNI AL dapat terwujud yaitu belajar setinggi-tingginya dan memperoleh gelar sarjana. Bahkan saat ini gelar Doktor aku sandang. Ucapan syukur senantiasa mengiringi setiap langkahku.

Ditempat baru aku mendapatkan banyak pengalaman karena aku bisa belajar lebih dalam tentang pendidikan. Aturan-aturan tentang pendidikan sedikit demi sedikit mulai aku pahami. Kesempatan keluar kota untuk berdinas seperti rapat, menghadiri upacara pembukaan dan Navy to Navy Talk dengan berbagai negara menjadi bagian keseharianku. Setiap momen, aku senantiasa abadikan melalui foto-foto dan aku upload di instagramku karena aku tidak ingin momen itu hilang begitu saja. Aku bisa merangkai ceritaku melalui foto-foto itu. Kendaraan yang aku naiki ketika berdinas merupakan pengulangan pengalaman yang pernah aku alami ketika aku berpangkat Sersan Dua, naik kereta dan bus.

Pada saat dinas pertama ke Surabaya aku mencoba naik kereta ekonomi, Darmawangsa dari Pasar Senin dan kembali ke Jakarta menaiki kereta eksekutif Sembrani dari Pasar Turi dengan segala ceritanya selama perjalanan. Dinas kedua ke Surabaya aku mencoba naik bus eksekutif, sleeper bus yang keberangkatannya di sore hari dan sampai Surabaya dini hari. Aku berangkat dari terminal terpadu Pulo Gebang, terminal terbesar dan terkeren di Jakarta (menurut pendapatku).

Di terminal aku dapati beberapa minimarket seperti Indomart dan sejenisnya. Aku bisa menikmati secangkir kopi panas dan roti. Sambil duduk menanti kedatangan bus aku juga membeli perlengkapan mandi dan make up yang belum sempat terbawa. Di terminal yang besar, hidup serasa lebih mudah dan yang terpenting ada dananya. Kemungkinan copet juga kecil sekali. Banyak petugas terminal dengan seragam security berjalan sambil mengawasi kondisi terminal dan dengan ramah membantu para penumpang untuk mengetahui tempat dimana bus mereka akan datang. Terminal cukup bersih dan teratur rapi.

Sleeper bus executive yang aku tunggu datang. Putraku dan sahabatnya membawakan koperku ke atas bus. Aku menaiki bus dan melepas sepatuku dan menaruhnya di rak sepatu yang telah disediakan di dalam bus. Aku berjalan menuju single compartment (semacam tempat tidur) khusus untuk penumpang lengkap dengan bantal, selimut, korden dan lubang charger. Aku sangat terkesan dengan apa yang kulihat. Di dalam bus juga ada toilet.

Ketika aku telah duduk dan bus hendak berangkat, petugas di dalam bus membagikan snack dan minum untuk penumpang. Kami mendapatkan sebungkus roti cokelat, susu kotak rasa coklat ukuran mini, air mineral mini dan beberapa permen. Menurutku sudah cukup bagus. Aku memposisikan diriku senyaman mungkin di dalam compartment. Ketika bus mulai jalan aku lambaikan tanganku kearah putraku dan sahabatnya. Sahabat putraku sempat mengabadikan keberangkatan sleeper bus dengan memvideokannya dan mengirimkannya padaku.

Lampu gedung-gedung pencakar langit di Jakarta juga lampu-lampu jalan raya serta kendaraan yang berebut jalan menciptakan keindahan malam. Bintang-bintang di langitpun berkerlap kerlip mendeskripsikan keagungan dan kemegahan Sang Pencipta. Perjalanan dinas ke Surabaya ini terasa menyenangkan dan berkesan. Tanpa terasa mata mulai berat dan akhirnya aku tidur terlelap.

Sekitar pukul 20.00 aku terbangun karena lampu di bus menjadi terang sekali dan bus berhenti. Petugas bus memberitahukan bahwa kami dipersilakan makan malam di rest area secara gratis karena merupakan bagian dari servisnya.  Kami turun dan mulai memilih makanan yang kami suka. Walau makanan tidak terlalu mewah namun dapat mengganjal perut hingga pagi. Kami juga mendapatkan minum teh hangat dan buah. Kami beristirahat sekitar 20 menit dan kami harus segera menaiki bus. Memang terasa sedikit buru-buru karena waktu 20 menit harus dapat kami pergunakan untuk makan dan sholat Isha.

Bus perlahan melanjutkan perjalanan setelah kami naik dan kembali ke compartment masing-masing. Aku tidak langsung tidur karena tidak baik jika langsung tidur setelah makan. Aku membaca pesan-pesan di gawaiku dan membalas chat yang penting-penting. Tidak lupa aku memberi tahu kakak iparku di Surabaya bahwa bus akan sampai sekitar pukul 5 pagi.

AC diatas kepalaku terasa mulai sejuk. Aku putar dan aku tutup sedikit agar aku tidak kedinginan. Aku lempar pandanganku  ke jalan raya melalui jendela kaca. Malam tetap tampak indah. Aku mulai mengantuk dan aku pejamkan mataku dan berdoa agar perjalanan ini sampai tujuan dengan selamat. Suara sayup-sayup lagu mengiringi tidurku hingga aku sampai Surabaya.

 

Jonggol, 22 Oktober 2023

Nani Kusmiyati

Pecinta Literasi

Tinggalkan Balasan

1 komentar