Orientasi pendidikan saat ini adalah pendidikan yang dirancang untuk membekali siswa memiliki ketrampilan agar bisa menjawab tantangan era 4.0 yaitu ketrampilan 4C (communication, collaboration, creativity dan critical thinking). Siswa tidak hanya dibekali pengetahuan saja, namun juga harus memiliki karakter yang mencerminkan kepribadian yang tangguh yaitu berkarakter : nasionalis, beriman berakhlak mulia, gotong royong, mandiri, jujur, disiplin dan kerja keras.
Implementasinya adalah dalam setiap pembelajaran kita harus sudah menerapkan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) atau ketrampilan berpikir tingkat tinggi agar siswa terbiasa menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan. Implementasinya pembelajaran meminimalisir kegiatan yang berupa mengingat (recall), mengungkapkan kembali (restate) atau merujuk tanpa menganalisis (recite) tapi pembelajaran yang menekankan pada transfer dari satu konteks ke konteks lain, memproses dan menerapkan informasi, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, memeriksa ide dan informasi secara kritis (Brookhart, 2010). Dimensi proses berpikir kritis menurut Anderson meliputi menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (C4, C5 dan C6).
- Menganalisis : memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan. Kata kerja operasional (KKO) yang bisa digunakan dalam membuat pertanyaan HOTS diantaranya : mengatur, menegaskan, merinci, mengoreksi, mendeteksi, mendiagnosis, memfokuskan dan lain sebagainya.
- Mengevaluasi : membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar. KKO yang bisa digunakan dalam membuat pertanyaan HOTS diantaranya : membandingkan, menyimpulkan, menilai, memproyeksikan, menafsirkan, memprediksi, mengkritik, memvalidasi dan sebagainya.
- Mengkreasi/mencipta : menempatkan unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional, menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru. KKO yang bisa digunakan dalam membuat pertanyaan HOTS diantaranya : merekonstruksi, membuat, menyusun, mengkombinasikan, menciptakan, membentuk dan sebagainya.
- Contoh pertanyaan menganalisis :
- Identifikasikan kejadian utama dalam cerita.
- Bandingkan kedua kalimat tersebut
- Buatlah rincian tentang ciri-ciri kalimat persuasif
- Bagaimana pelaksanaan ujian kemarin?
- Menurut pendapatmu, apa sulitnya menjadi ketua OSIS.
- Prediksikan tentang pertumbuhan ekonomi 5 tahun mendatang.
- Buatlah sebuah cerita yang bertema kepahlawanan.
- Buatlah sebuah hasil karya yang memanfaatkan barang bekas.
- Susunlah kerangka dari bacaan di atas.
Pada pembelajaran HOTS, peran guru tidak banyak dalam menerangkan, namun melakukan stimulasi dengan memberi pertanyaan untuk mendorong memunculkam pikiran-pikiran orsinil siswa, seperti pertanyaan inferensial, pertanyaan interpretasi, pertanyaan transfer, pertanyaan hipotetik.
Teman-teman guru pembelajar hebat, mari kita upayakan pembelajaran yang kita lakukan sehari-hari bukan sekedar menyelesaikan materi tetapi mengimplementasikan pembelajaran HOTS, memberi kesempatan siswa untuk menganalisis, merumuskan solusi, mengapresiasi pendapat atau karya orang lain, memecahkan masalah (problem solving) dan mencari informasi serta data untuk mendukung jawaban dari masalah tersebut. Nah, kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi ?
Artikel ini diikutkan dalam Lomba Blog PGRI