Kegiatan rutin yang menjadi keseharian kala mengikuti pelatihan menulis yang diprakarsai oleh om Jay adalah membuat resume materi pelatihan. Bukan tanpa sebab kegiatan ini menjadi rutinitas. Penulisan resume dapat dijadikan latihan bagi para peserta untuk mengasah ketrampilan menulisnya. Awal memang kaku. Terkesan copy paste materi yang disampaikan oleh narasumber. Namun, kian lama kalimat menjadi berkembang. Tidak lagi diisi dengan resume materi saja tetapi dipadupadankan dengan informasi lain dengan tema sejenis. Pemilihan diksipun semakin banyak. Blog walking sangat berpengaruh untuk memberikan ide-ide baru dan memperkaya diksi sebuah kalimat. Alhasil, resume kian lama kian menggigit dan ketrampilan menulispun semakin meningkat.
Menelisik kembali ingatan waktu mengikuti pelatihan. Pernah beberapa hari belum sempat membuat resume. Bukan tanpa sebab. Laptop sedang rewel. Ada beberapa tuts keyboard yang tidak nyambung ketika dipencet. Pencet tombol M keluar tanda koma, pencet spasi malah tidak respon sama sekali, dan yang lebih parah, tombol angka 0 yang selalu terpencet terus-menerus sehingga sangat mengganggu sekali. Memang dapat diatasi dengan menggunakan keyboard portabel atau screen keyboard, tetapi tetap saja tidak maksimal hasilnya karena tombol 0 yang terpencet tadi.
Padahal selain tugas resume yang kian menumpuk, ada deadline lain untuk menyelesaikan buku kolaborasi dengan Prof Ek. Alhasil semua pengerjaan lewat Handphone semua. Susah? Jelas. Karena layar handphone yang kecil dan kesulitan mengatur margin serta pemberian bullet Numbering. Hasilnya 2 hari hanya tidur 2 jam sehari, tidur malam jam 2 dini hari, bangun jam 3 untuk sahur, lalu jam 4 tidur sebentar, bangun subuh. Setelah itu turn on sampai malam tiba.
Capek memang, tetapi ini demi membayar beberapa hari sebelumnya yang tidak menyempatkan diri untuk penyelesaian buku. Salah sendiri sih, masih belum bisa memanage waktu dengan baik. Namun, rasa capek itu terbayarkan. Alhamdulillah buku pertama sudah hampir selesai. Tinggal melengkapi beberapa kelengkapan buku, editing beberapa bagian isi buku, dan menambah indeks daftar pustaka saja. Semoga hasilnya tidak mengecewakan dan bebas plagiarisme. Karena sangat susah membuat buku non fiksi dengan tidak mencomot sumber lain. Harus diotak atik agar tidak termasuk plagiat. Tentunya sumber masih tetap dicantumkan.
Rasa lelah itu semakin hilang ketika ada info yang dibagikan di WA grup belajar menulis dengan Om Jay. Seperti biasa beliau memposting tulisan baru lagi. Rajin sekali om Jay menulis, blogger nasional memang sebutan yang paling cocok buat beliau. Postingan kali ini mengumumkan 3 guru blogger yang tulisannya memberikan inspirasi. Seperti biasa, saya blog walking ke blog beliau, selain memang ingin membaca lagi tulisan beliau, juga untuk menghapus rasa penasaran mengenai siapa ketiga guru beruntung tersebut.
Daaaan….Tarrraaa..link alamat blog saya tertulis di urutan ketiga dari daftar ketiga guru blogger yang tulisannya menginspirasi. Seketika tidak langsung percaya. Sampai saya buka tutup blog om Jay hingga 3 kali untuk memastikan saya tidak salah membaca. Baru ketiga kalinya saya percaya jika memang link alamat blog itu adalah milik saya.
Syukur Alhamdulillah, tidak disangka, tugas resume yang saya kirimkan tiap harinya setelah pemberian materi narasumber, masuk ke dalam daftar guru blogger yang mendapatkan sesuatu dari penerbit Andi dan Ikatan Guru TIK PGRI beserta Komunitas Sejuta Guru Ngeblog. Sebenarnya bukan masalah besar kecilnya hadiah yang saya terima, tetapi rasa bahagia karena tulisan saya mendapat apresiasi jauh diatas segalanya. Bagi penulis, apresiasi dari pembaca itu sangat penting dan akan menjadikan pemicu semangat bagi penulis untuk terus berkarya. Apalagi bagi saya yang masih pemula, benar-benar seperti disulut api semangat. Semoga hadiah yang diberikan dapat bermanfaat untuk saya agar bisa menghasilkan tulisan-tulisan lain yang inspiratif. Seperti kata Om Jay, menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
Semarang
23 Agustus 2021