Oleh: Sekar Ayu Wardhani (pelajar SMP di Semarang)
Hai kamu. Iya, kamu. Kamu yang sedang membaca tulisan ini. Bagaimana kabarmu hari ini? Kuharap baik baik saja. Untukmu yang sedang menjalani masa karantina, saya harap kalian tidak bosan berdiam diri di rumah selama dua minggu kedepan. Untukmu yang sedang menjalani masa perawatan, saya doakan kalian lekas pulih.
Perkenalkan, saya Aksa Shiensha. Panggil saja saya Aksa. Di sini, sebenarnya saya memiliki peran yang sama seperti Revano. Ya, sebagai narator. Namun, mungkin saya akan berbagi sedikit kisah hidupku kepada kalian. Karena bagaimanapun, saya tak bisa menilai situasi ini hanya dari sudut pandang oranglain, tanpa memberikan pendapat dari sudut pandangku sendiri. Baiklah, karena saya lelah berdiri di depan kaca sembari bermonolog tak jelas, saya akan pergi ke kamarku yang berada di lantai dua untuk melanjutkan cerita ini.
Saya merebahkan diriku di kasur sembari sesekali memijat kepalaku, bermaksud mengusir stress sejenak. Banyak tugas yang belum kutuntaskan selama seminggu ini karena keadaan tubuhku yang tidak memungkinkan. Singkatnya, saya sedang tidak enak badan. Sakit kepala biasa. Tapi ini sungguh sangat mengganggu. Berjalan beberapa meter saja sudah menguras banyak tenaga, apalagi melakukan aktifitas yang banyak menyita banyak kinerja otak.
Dering notifikasi dari sebuah handphone yang terletak di meja berhasil menyita atensiku. Sejenak saya berfikir, sudah sejak kapan saya membiarkannya tergeletak tak bernyawa seperti itu? Tunggu, bukankah handphone memang tidak memiliki nyawa ya? Ah, sudahlah.
Kupaksakan tubuhku bangkit dari kasur guna mengabil handphone. Bunda menelfon, mengingatkan untuk makan. Erangan malas kuberikan sebagai jawaban, namun pada akhirnya saya menyanggupi anjuran Bunda. Menurut Bunda, meningkatkan gizi seimbang, dapat mencegah berbagai penyakit. Sejujurnya, saya menyetujui pendapat Bunda, yang juga merupakan penapat dari banyak orang. Namun, bagaimanapun saya paling benci makan ketika sakit. Situasi seperti ini tentunya tidak jarang, karena saat sakit, tubuh kita memang mengalami beberapa perubahan. Salah satunya, diproduksinya hormon sikotin yang membuat nafsu makan kita menurun.
Selain meningkatkan makanan bergizi, kita bisa melakukan tindak pencegahan lain. Salah satunya, meminimalisir stress.
Mengapa?
Sebelumnya perlu diketahui, jika stress dapat memicu penurunan sistem imunitas tubuh.. Karena itu, dengan melakukan hobi atau kegiatan yang disukai, kita bisa meminimalisir stress sehingga sistem imunitas tubuh kita akan meningkat. Alhasil kita bisa mencegah diri kita agar terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya covid 19.
Contohnya, jika kau mengamati berita beberapa waktu lalu, ada seorang penduduk Wuhan bernama Tiger Ye yang sembuh dari corona setelah menonton anime kesukaannya. Menonton Anime menjadi salah satu hobi yang tetap ia lakukan selagi masa perawatan di rumah sakit. Baginya, menonton anime merupakan dukungan spiritual baginya.
Dukungan spiritual, adalah sesuatu yang diberikan secara rohani, kejiwaan, batin, mental, dan moral yang berpengaruh terhadap motivasi. Segala hal yang dapat memotivasi kita, dapat menjadi alasan mengapa kita bisa terhindar dari berbagai penyakit.
Bayangkan saja, jika kalian merasa stress, kalian akan merasa sakit kepala bukan? Apakah sakit kepala itu menyenangkan? Bagiku sih, tidak. Meskipun sakit bisa kalian jadikan alasan untuk membolos pelajaran sekolah, tapi kalian akan merasa tersiksa karena kepala kalian yang berputar putar bak bianglala. Jika dibiarkan, lama lama rasa sakit yang ada di kepala kalian akan menyebar ke anggota tubuh lain, salah satunya perut. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
Tindak pencegahan yang saya sebutkan memang hanya kegiatan ringan yang pastinya sudah biasa kita terapkan sehari hari. Namun, pernahkah kalian berfikir, jika kegiatan itu sebenarnya sangat bermanfaat?
Tapi, jangan gunakan pendapatku sebagai alasan untuk bermain game setiap saat dan mengabaikan tugas sekolah agar tidak stress. Nantinya kau bisa menderita penyakit lain. Beberapa diantaranya migrain, gangguan tidur (insomnia), dan sakit punggung.
Kisah Tiger Ye, patutnya kita jadikan motivasi untuk tidak menyerah melawan Covid 19. Terutama bagi kalian yang sudah terinfeksi. Sebaiknya, kalian jangan menyerah, atau waktu akan melahap umur kalian secara paksa