KENDALA DAN SOLUSINYA

Terbaru87 Dilihat

KENDALA DAN SOLUSINYA

OLEH NUR AISAH

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi,  saat ini penggunaan media sosial  telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat kita. Mulai dari status sosial paling rendah sampaiparaelite politik. Mulai dari anak kecil sampai orang yang sudah berumur.Bukan bermaksud berlebihan, Kebutuhan tentang ini sudah hampir menyamai kebutuhan pokok yang harus di penuhi.Rasa gamang dan kurang upto date jika kebutuhan ini terabaikan.

Yach… memang sudah waktunya,…era 4.0, yang salah satunya ditandai dengan melesatnya dunia digital, sehingga jika tidak mampu bersaing dan tidak mau terbuka karena gaptek, maka siap-siaplah menjadi yang tergilas dan ditinggalkan.Ada banyak apalikasi yang ditawarkan mulai dari whatsapp, telegram, instagram, face book dan sebagainya.

Media sosial ini selain sebagai tempat untuk saling berkomunikasi, juga sebagai media untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi. Apalagi dimasa pandemi ini kebutuhan tentang media soasil menjadi wajib hukumnya. Bukan hanya bagi mereka yang bergelut dalam dunia usaha / bisnis, tapi meliputi seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam  dunia pendidikan

Ketika di bulan maret 2020 ada  wacana dari pemerintah hususnya dari kemendikbud tentang pemberlakuan WFH, saat itulah terjadi setres yang berat baik dari pihak guru maupun dari pihak murid.Guru yang tidak begitu paham tentang IT, sangat memungkinkan terjadi gejolak dalam hatinya sekaligus tantangan untuk terus belajar dalam pemanfaatan media sosial.Inilah kondisi real yang terjadi di daerah kami.

Para guru yang sudah senior dalam segi umur, mulai belajar memegang keyboard. Dan yang ngajari guru2 muda yang sudah akrab dengan IT. Hal ini dilakukan karena ada anjuran sekaligus harapan dari kepala sekolah supaya semua guru harus melek tehnologi, maka beliau2 terbuka mengikutinya. Walaupun Susah memang bagi mereka yang harus belajar dari awal.

Aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring ini, awalnya menggunakan whatsapp.Tentu saja kurang efektif .Materi dan tugas di share, kemudian siswa mengirimkan  hasil tugasnya lewat WA pula.Murid2pun sudah mulai menggerutu.Ada yang kurang paham, kurang jelas, bosan dan keluhan2 lainnya.

Ini yang terjadi di bulan2 pertama.Kami sangat paham tentang ini.Keluhan mereka semakin memuncak manakala ada pemberitahuan perpanjanagan belajar di rumah.Mereka sudah mulai merengek untuk masuk sekolah.Kami paham.Mereka bukan hanya kangen belajar tatap muka, tapi mereka pingin berkupul dengan teman2nya.lambat laun aplikasi lainnya di gunakan seperti zoom atau geogle meet.Latihan soal juga sudah mulai menggunakan geogle form, walaupun belum semua guru menggunakannya.Ketika aplikasi zoom mulai digunakan, gejolak dari wali murid berdatangan.Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, membuat mereka kalang kabut.

Paket data menjadi persoalan utama. Maklumlah, kondisi status sosial  ekonomi di sekolah kami rata2 menengah ke bawah.Walaupun ada juga yang dosen, guru,polisi,DPR,  tapi itu hanya seprtiganya.Dilema memang.Satu sisi harus memperhatikan kondisi yang lemah, sisi yang lain,wali murid mengharapkan agar adanya pertemuan lewat zoom supaya jelas dan bisa bertemu dengan gurunya.Ini tentu saja bagi mereka yang menengah keatas. Langkah bijaksana diambilnya, yakni mengambil jalan tengah dengan tidak sering menggunakan zoom atau geogle meet.

Intinya,keluhan dari murid yakni masalah paket data. Walupun ada bantuan paket data dari sekolah,sepertinya tidak banyak membantu.Saya yakin ini persoalan nasional.Kareananya pihak sekolah mensiasatinya dengan mendata siswa yang sekiranya tidak sanggup belajar daring, kemudian guru menfoto copy bahan ajar, materi, tugas yang akan diajarkan. Anak2 mengambil ke sekolah dan dibawa pulang ke rumahnya. Mereka diberi waktu beberapa hari untuk menyelesaikan tugasnya dan menyerahkan kembali kepada guru pengajar di sekolah.

Tinggalkan Balasan