Kelebihan dan Kekurangan Masker Dalam Mencegah Virus

Ini tulisan kedua sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya “Memakai Masker Akan Terlihat Kita Lebih Tua?”. Kali ini membahas tentang “Kelebihan dan Kekurangan Masker Dalam Mencegah Virus”.

Berbagai alasan orang harus memakai masker mulut untuk kesehatan. Banyak orang gemar memakai masker mulut terutama saat bepergian.

Salah satu alasannya karena pemakaian masker mulut itu, dianggap memiliki manfaat untuk kesehatan, terutama dalam mencegah penularan dan tertular penyakit. Terutama meminimalisir risiko penularan Covid-19.

Secara ilmiah, ini penjelasan dr. Kevin Adrian di Webs Alodokter. Menurutnya, setidaknya ada dua jenis masker mulut yang banyak digunakan secara bebas oleh masyarakat, yaitu masker bedah sekali pakai dan masker N95 yang bisa digunakan berulang kali.

Manfaat Memakai Masker

Menurut satu penelitian, menggunakan masker mulut dengan benar, memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, di antaranya:

1. Menghindari paparan polusi udara,
2. asap dari kendaraan bermotor, pabrik, rokok, dan debu, adalah beberapa jenis polusi udara yang bisa menimbulkan penyakit pernapasan.
3. Mencegah penularan dan tertular penyebaran penyakit.
4. Melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari dan polusi.

Dari keempat manfaat memakai masker (mulut) di atas, akan dapat menjadi salah satu cara terbaik agar kita tidak mudah tertular atau menularkan penyakit.

Menurut para ahli kesehatan, masker yang digunakan dengan benar bisa membantu mencegah virus dan bakteri menyebar melalui lendir atau cairan yang keluar saat kamu bersin atau batuk.

Adapun masker yang biasa dipakai secara umum, yaitu masker bedah dan masker N95. Dua jenis masker tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Untuk masker mulut (masker bedah), dapat melindungi saluran pernapasan dari percikan bersin dan batuk orang lain. Atau tetesan cairan tubuh yang mengandung virus dan kuman keluar melalui hidung atau mulut.

Kelemahannya, partikel kecil seperti virus di udara masih bisa terhirup meski memakai masker ini. Mungkin itu sebabnya penumpang kereta Commuterline Jabodetabek, dilarang ngobrol dengan sesama penumpang selama berada di dalam gerbong kereta.

Sedang masker N95 — dinamakan N95 karena diduga dapat menyaring partikel di udara hingga 95 persen — dibuat agar pas dengan wajah sehingga tidak ada celah yang memungkinkan masuknya virus melalui udara. Namun harganya lebih mahal dari masker bedah biasa — yang Rp10.000 sudah dapat selusin masker 🤣

Selain untuk pencegahan dan mengurangi polusi atau kuman, memakai masker mulut tidak bisa dijadikan pelindung sempurna dari polusi, virus, atau kuman.

“Bisa jadi masih ada celah longgar antara masker dengan wajah yang memungkinkan kuman atau partikel kecil masuk ke mulut atau terhirup oleh hidung,” kata para ahli. Salah satunya seperti saran dr. Kevin Adrian di Webs Alodoktee.

Tidak cukup hanya menggunakan masker, disarankan juga untuk rajin mencuci tangan, membersihkan rumah dan menjaga kualitas udara di dalam rumah, menjauhi paparan polusi, serta menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit. Ini semua tentu saja untuk menjaga kesehatan dan mencegah tertular penyakit.

Ke kampus juga pakai masker (foto dok Nur Terbit)

Mengutip berita KOMPAS.com “Yang Harus Kita Pahami Mengenai Pemakaian Masker saat Pandemi” (Rabu, 8 April 2020), WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia dan pemerintah, lalu merekomendasikan penggunaan masker untuk semua orang.

Aaron Hamilton, ahli kesehatan dari Cleveland Clinic mengatakan, pemakaian masker memang memberi perlindungan ekstra dari bakteri dan virus penyebab penyakit menular.

“Sebaiknya, kita tetap memakai masker saat sedang beraktifitas di luar rumah,” kata Aaron Hamilton, ahli kesehatan dari Cleveland Clinic. Katanya, pemakaian masker memang memberi perlindungan ekstra dari bakteri dan virus penyebab penyakit menular.

Menurut para pakar dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), sebagian besar yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukan gejala apapaun. Hal inilah yang membuat penyebaran virus ini semakin tak terkendali.

“Virus corona bisa menyebar hingga jarak dua meter. Penularan bisa terjadi lewat droplet atau percikan yang keluar lewat batuk, bersin, atau berbicara satu sama lain,” ucap Hamilton.

Ia juga menambahkan, penularan tersebut bisa terjadi lewat orang yang tidak menunjukan tanda-tanda infeksi virus corona, seperti demam, sesak napas atau batuk.

Hamilton menilai masker kain juga efektif untuk mencegah penyebaran virus corona. Jadi, kita tidak perlu mengenakan masker bedah atau masker N95 yang biasa dipakai oleh petugas medis.

(Nur Terbit)

#NurTerbit #KMAA (3) edisi #MASKER

Tinggalkan Balasan