Dari dulu, memang obsesi saya ingin punya perpustakaan sendiri, dimana orang sekitar saya bisa dengan mudah memperoleh bacaan. Ya semacam taman bacaanlah. Sekarang setelah 49 tahun kemudian (2009), obsesi tersebut baru bisa saya wujudkan.
Untuk menambah wawasan saya mengenai bagaimana mengelola taman bacaan, atau lebih luas lagi mengelola perpustakaan untuk umum, saya juga “bela-belain” datang ke setiap seminar, workshop, diskusi tentang perpustakaan.
Di antaranya yang diselenggarakan penerbit Kompas Gramedia, Ikapi, Perpustakaan Nasional, di antaranya yang pernah digelar di Istora Senayan, JICC, bahkan saya hadir sebagai peserta Dialog Nasional Soal Perpustakaan yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional di Hotel Borobudur Jakarta.
Saya yakin, nantinya koleksi buku di taman bacaan mini ini — nama kerennya: TAMAN BACAAN MASYARAKAT RAIHAN — akan bertambah seiring adanya perhatian, respon, partisipasi dan bantuan, sumbangan secara sukarela dari teman-teman (salah satunya dari melalui jejaring sosial seperti twitter, blog, facebook).
Obsesi itu, pelan tapi pasti, kini mulai terwujud dan membuahkan hasil. Saya sekarang bersama istri dan anak-anak, dibantu warga kompleks perumahan, memulai dengan program KAMPANYE GEMAR MEMBACA, sekalipun agak terlambat memang.
Tapi sungguh, ini saya harus akui, adalah merupakan langkah kemajuan yang drastis, bombastis, dalam kehidupan saya. Yuk…rame-rame membaca. Terima kasih.