Sianida Beracun Mirna-Jessica, Menginspirasi Pengusaha Rumah Kopi Ini

Terbaru121 Dilihat

Masih ingat dengan kasus Kopi Sianida? Sekitar lima tahun lalu, tepat 6 Januari 2016,  kasus pembunuhan Mirna oleh Jessica tersebut begitu menyita perhatian publik karena sarat misteri. Tapi Sianida beracun Mirna-Jessica, malah menginspirasi pengusaha rumah kopi di Pare-Pare Sulsel.

Mirna, atau lengkapnya Wayan Mirna Salihin, meninggal dunia usai menyeruput kopi yang ternyata berisi racun Sianida. Sebelum wafat, Mirna diketahui bertemu dengan dua teman kuliahnya, Jessica Kumala Wongso dan Hani, di Kafe Olivier, Grand Indonesia.

Di sana, ia minum es kopi Vietnam. Namun, setelah meminum kopi, Mirna langsung mengalami kejang-kejang, lalu tak sadarkan diri. Mulutnya juga mengeluarkan buih. Sempat dibawa ke sebuah klinik di Grand Indonesia, Mirna mengembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Abdi Waluyo (Kompas.com – 06/01/2021).

Dari hasil penyelidikan, polisi mengungkapkan bahwa ada zat sianida dalam kopi Mirna. Racun mematikan tersebut juga ditemukan di lambung Mirna. Setelah diperiksa, ternyata ada sekitar 3,75 miligram sianida dalam tubuh Mirna.

Setelah melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap para saksi dan bukti, serta melakukan gelar perkara, polisi akhirnya menetapkan seorang tersangka. Jessica kemudian dinyatakan sebagai tersangka pada akhir Januari 2016, sebelum ia divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 27 Oktober 2016. Dia divonis kurungan penjara selama 20 tahun dan saat ini masih mendekam di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

KOPI NUR TERBIT
Haji Awaluddin di rumah kopi dengan sajian kopi Sianida (foto : dosen galau/repro Nur Terbit)

 

MENGINSPIRASI RUMAH KOPI

Kasus Mirna dan Jessica ini, rupanya diam-diam juga diikuti perkembangan kasusnya oleh Haji Awaluddin. Pak Haji Awal — begitu orang menyapanya — tak lain adalah pemilik Rumah Kopi Sweetness 588, Kota Pare Pare, Propinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dari situ, Pak Haji meracik kopi jualannya dan menamakannya dengan “Kopi Sianida”.

Sejak sajian nama kopi Sianida ini diperkenalkan, banyak yang penasaran dan mampir mencoba. Tentu saja ini menguntungkan bagi Pak Haji Awal. Bukannya tamu atau pengunjung Rumah Kopi malah takut keracunan seperti Mirna? Tanya saya.

“Hahahaha….tidaklah. Sebab kata Sianida untuk nama kopi yang saya racik itu, ada sodanya, ada ice, ada vanilanya. Jadi hanya singkatan dari bahan campuran tadi. Ketemulah singkatan Sianida tadi hehe…,” kata Haji Awal sambil tertawa.

Pak Haji menjamin kopi racikannya nikmat saat diteguk. Bahannya dari biji kopi Toraja (Tanah Toraja, salah satu daerah destinasi wisata di Sulsel yang banyak tumbuh kopi berkualitas). Bahkan sudah diekspor ke luar negeri.

Untuk kebutuhan tamu, pengunjung dan pelanggan setianya, menurut Pak Haji, dirinya sengaja menyiapkan sebanyak 120 kilogram biji kopi setiap bulan. Sementara untuk sehari-hari rumah kopinya menyuguhkan sebanyak 400-an cangkir kopi.

Dari Kopi Sianida ini dia racik sendiri, kita tinggal pilih mau dibuatkan melalui mesin yang memang kelihatannya cukup lengkap. Atau cukup dengan manual saja? “Kan setiap orang berbeda seleranya, jadi kita minta pengunjung memilih sendiri,” katanya.

Hari itu, memang terlihat Pak Haji Awal sangat gesit, cekatan, dalam meracik kopi Sianida yang kami pesan. Hampir semua bangku di rumah kopi  ini, terlihat tidak ada yang kosong. Penuh dengan pengunjung.

Menurut Pak Haji, usaha rumah kopi ini dirintisnya sejak tahun tahun 2013. Awalnya ruko tersebut berfungsi sebagai kantor biro perjalanan (travel). “Lalu saya ubah menjadi rumah kopi,” katanya.

Tiga tahun sejak berdirinya rumah kopi ini, muncul kasus pembunuhan Mirna oleh Jessica seperti diceritakan di awal tulisan ini. Mirna tewas setelah minum kopi yang diduga mengandung racun sianida yang  menarik perhatian publik itu.

“Tapi sekali lagi, maaf…kopi saya tidak mengandung racun ya, Kebetulan saja saya namakan kopi sianida heheh…”

 

KAMPUNG BJ HABIBIE

JALAN-JALAN ke Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan, tidak lengkap rasanya jika tidak mampir di kampung Baharuddin Jusuf Habibie, mantan Presiden RI ke-3.

Daerah ini cukup bersejarah, itu sebabnya  ini semakin kurang lengkap jika sengaja melewatkan begitu saja tanpa mampir di “Monumen Cinta Abadi: Habibie — Ainun” di pojok Lapangan Makkasau.

Tidak jauh dari monumen ini, tepatnya di Jalan Sulawesi, terdapat Rumah Kopi Sweetness 588 Pare Pare milik Haji Awaluddin (Awal). Kalau ada waktu Anda, sempatkan mampir menikmati racikan khas “Kopi Sianida”.

Bagaimana serunya kopi yang terinspirasi dari kasus “Jessica — Mirna” ini, sudah ada juga videonya bikinan sohib saya Kang Arul. Sebuah kehormatan karena saya sengaja diminta oleh si “Dosen Galau” ini mewawancarai Haji Awal, peracik “Kopi Sianida” tersebut.

Ini dia videonya yang diposting di channel YouTube DOSEN GALAU TV ….

 

Ini adalah kisah kenangan yang tidak terlupakan, ketika suatu hari menginap dan mampir minum kopi “Sianida” di Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan, tempat kelahiran BJ Habibie, Presiden RI ke-3.

Mampir di Kota Pare-Pare ini, merupakan rangkaian perjalanan darat bersama Dr. Rully Nasrullah, M.Si (Kang Arul si Dosen Galau), setelah usai menjadi narasumber di acara pelatihan menulis di Kabupaten Wajo dan Kabupaten Barru, bekerjasama dengan ormas pemuda NU, BNPB dan Pemda setempat.

Saya sudah menulis reportasenya “Ke Kampung Habibie Menikmati Kopi Sianida“, diposting 5 tahun lalu di blog NurTerbit.Com. Juga konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Ngopi Sianida di Pare-Pare, Kampungnya BJ Habibie”

 

 

Tinggalkan Balasan