Ide Tulisan dari Tulisan Orang Lain

Terbaru26 Dilihat

Lelah Menjadi Lillah
Oleh Nuraini Ahwan.

Pembelajaran tatap muka di masa pandemi covid 19 sudah berlangsung selama satu bulan terhitung mulai tanggal 9 Nopember 2020. Pengaturan sistem blok untuk jam masuk siswa dirasakan tidak memberatkan pihak sekolah untuk mengatur protokol kesehatan.

Sistem blog dipandang cukup efektif. Siswa dijadwalkan masuk mulai dari absen 1 sampai 15 pada hari pertama dan absen 16 sampai absen 30 pada hari kedua. Demikian seterusnya dalam satu minggu, sehingga dalam satu minggu, setiap siswa mendapat kesempatan masuk 3 kali dalam seminggu. Beruntung sekolah sudah mempersiapkan pembelajaran tatap muka sampai pada simulasi cara atau prosedur pembelajaran tatap muka sehingga saat ini tidak ada kesulitan yang berarti.

Lalu bagaimana dengan kerja guru di sekolah setiap hari selama satu bulan ini, sementara sekolah di sekeliling masih sunyi sepi dari kehadiran siswa di sekolah. Guru-guru di sekolah lain disekitar sekolah tidak sesibuk guru yang tatap muka. Adakah kesan cemburu, kesan tidak ikhlas atau kesan lain dari guru yang tatap muka?

Inilah tempatnya, seorang yang menjadi pimpinan guru untuk memberikan penguatan karakter, memberikan saran ,.saling mengingatkan agar tak ada terbersit di hati atau terucap secara lisan kata-kata yang buat kerja keras ini menjadi tak bernilai ibadah. Jangan sampai perasaan cemburu, iri dan sejenisnya menjadikan kerja keras pada pembelajaran tatap muka tak bernilai ibadah.

Berusaha menjadikan lelah kerja ini menjadi Lillah sebagaimana judul tulisan seorang teman__Sanggupkah Mengubah Lelah Menjadi Lillah___

Demikian juga dengan kondisi saat ini, pandemi yang tak tentu kapan berakhirnya membuat guru juga menjadi bingung. Bagaimana dengan siswanya sekarang ini, menjelang kenaikan kelas tak bertemu muka dengan siswanya. Bahkan ada guru yang tak mengetahui bagaimana wajah siswanya. Memberi nilai ya, menerima raport di akhir semester satu juga ya,….

Melaksanakan pembelajan tatap muka tidak diperbolehkan. Menghadirkan siswa di sekolah secara beegiliran sekedar mengumpulkan tugas juga dikhawatirkan menyalahi protokol kesehatan. Sehingga menambah kebingungan guru. Berbagai upaya yang dilakukan di tengah keterbatasan untuk sekedar tidak membuat siswanya tertinggal terlalu jauh. Memberikan buku paket, membuat rangkuman materi, membuat kumpulan tugas lalu merigoh dana untuk penggandaan soal, menngunakan googel form dan aplikasi lainnya meskipun beberapa orang yang mampu menggunakannya.

Semua kerja dan upaya yang dilakukan guru di samping untuk mengatasi ketertinggalan siswa juga untuk mencegah kebosanan siswa pada pembelajaran jarak jauh ini.
Semoga semua lelah semua guru menjadi Lillah
Jangan mengeluh dengan semua tugas meskipun dirasa berat dan membosankan.

Lombok, 16 Februari 2021
Lomba blog ke_14

Tinggalkan Balasan