Oleh Nuraini Ahwan
Ketika alamat blog saya kirim ke salah seorang teman dalam grup menulis, saya mendapat jawaban seperti ini.
“Selamat pagi. Apa yang dapat saya lakukan dengan blog ini. Bila saya diizinkan untuk boleh “obrak-abrik” isinya agar dapat mengambil artikel yang perlu.”
Siapa yang tidak kaget dengan kalimat di atas? Jika anda adalah pemilik blog.
Kalimat ini saya baca di whatsaap. Chating dari salah seorang teman. Kaget? Tentu saja, ya! Bagaimana tidak kaget membaca kalimat yang di dalamnya ada kata-kata obrak-abrik?
Saya berpikir, apa yang salah dengan tulisan saya dalam blog. Kekagetan saya reda ketika membaca lanjutan kalimatnya. Ada kalimat yang menyatakan akan mengambil artikel yang perlu.
Chating itu berasal dari salah seorang teman yang sudah banyak malang melintang di dunia kepenulisan. Pernah menjadi penilai lomba blog yang diadakan oleh PGRI. Saat itu saya adalah salah satu peserta. Hasil penilaian tim menempatkan saya pada urutan ke-4 dari 10 besar terpilih. Peserta lomba mencapai ratusan orang. Rupanya beliau mengirim pesan lewat whatsaap yang membuat saya kaget beberapa saat.
Harusnya saya tidak kaget karena sebelumnya telah ada diskusi bersama. Beliau mengajak kolaborasi untuk menerbitkan buku dari tulisan-tulisan saya di blog. Memilah dan memilih artikel terbaik lalu kolaborasi dalam satu buku dengan tulisan beliau. Ajakan itu saya sanggupi karena merasa beruntung bisa menerbitkan buku bersama penulis hebat. Di samping itu, ajakan ini merupakan kepercayaan besar bagi saya. Ini juga sebenarnya yang menjadi awal kekagetan saya. Kaget bercampur perasaan senang dan tersanjung mendapat tawaran atau ajakan dari seorang penulis hebat Heronimus Bani. Penulis asal negeri di belahan timur Indonesia, Nusa Tenggara Timur.
Merasa senang dan tersanjung karena seorang penulis senior berkenan blogwalking ke blog saya sehingga beliau mengetahui bagaimana tulisan saya di blog. Memberikan apresiasi positif lalu mengajak kolaborasi dalam satu buku. Membayangkan jika buku terbit dari dua daerah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur akan menjadi menarik.
Kalimat pada pembuka tulisan ini rupanya maksud baik dari Bapak Heronimus Bani. Saya yang menyanggupi kolaborasi tak jua memilah dan memilih artikel yang akan disatukan dengan tulisan beliau. Gerakan saya lambat oleh berbagai sebab. Blog pun tidak saya kunjungi dalam beberapa hari. Khabar pun tidak saya berikan kepada Bapak Roni. Hingga akhirnya beliau mengirim kalimat yang membuat saya berdebar dan memacu detak jantung saya.
Diskusi lewat whatsaap pun kami lanjutkan. Saya menyetujui usulan Pak Roni untuk memilih sendiri artikel yang perlu menurut beliau. Saya serahkan semua mulai dari pemilihan tulisan, editing, dan lain-lain terkait dengan penerbitan buku kolaborasi kami. Pengalaman beliau dalam menerbitkan buku sudah tidak diragukan lagi.
Semoga buku bersama Bapak Heronimus Bani segera terbit dan bernilai manfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
Lomba blog ke 21
Akhirnyq berhasil juga Pak Roni mengobrak abrik blog dengan izin sang pemiliknyw
Salam sudah disampaikan bunda
Bunda kanjeng, siaap, saya masih ada tunggakan sepertinya gih