Mahoni Punya Cerita

Terbaru23 Dilihat

Ayahku rawat inap untuk ke dua kalinya di sebuah rumah sakit yang tergolong elit di tempatku. Bangunan rumah sakit yang mewah, megah itu tentu saja berlantai sampai sekian tingkat. Bisa dibayangkan, berapa ruang atau kamar perawatan yang tersedia dengan berbagai kelas di rumah sakit tersebut. Brapa bayak karyawan yang diperkerjakan di sana. Mulai dari dokter spesialis, dokter umum, bidan dan para medis lainnya. Tidak hanya itu, untuk menjaga kebersihan, tentu rumah sakit ini memperkerjakan karyawan yang ahli pada bidang ini dengan jumlah ynag tak sedikit pula.

Rumah sakit yang bukan saja terkesan mewah ini, juga memiliki penjagaan yang ketat. Mulai dari pintu gerbang sampai dalam ruangan perawatan masih tergolong ketat. Dari pintu masuk, ruang pendaftaran, pintu masuk ruang perawatan maupun ruang rawat rawat inap terdapat petugas penjagaan atau satpam. Ini tentu baik untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung terutama pasien. Baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Petugas keamanan juga membantu pengunjung yang mengalami kesulitan atau belum tahu cara mendapatkan pelayanan di rumah sakit ini.

Memasuki rumah sakit ini, pengunjung harus melintas di halaman rumah sakit yang cukup luas dan tertata rapi. Melewati gerbang, melintasi jalan yang dibuat rapi, berliku, sampai tempat parkir. Pasien yang akan berobat di rumah sakit ini, pintu masuk berada di depan sehingga pengantar pasien bisa turun di tempat itu. Kedatangan pasien disambut oleh petugas keamanan yang dengan sigap membawa kursi roda jika pasien dilihat membutuhkan kursi roda. Sementara pasien yang datang diluar jam kerja seperti sore hari bisa melewati pintu samping di ruang unit gawat darurat.

Pengunjung atau pengantar pasien yang sudah mengantar pasien sampai pintu masuk, selanjutmya memarkir kendaraan mereka di tempat yang sudah disiapkan. Parkir kendaraan roda empat berada di depan gedung rumah sakit. Sementara kendaraan roda dua disiapkan tempat parkir di belakang gedung rumah sakit. Tempat yang aman dan nyaman. Tempatnya teduh karena tumbuh pohon akasia yang rindang.

Seperti pengunjung atau pasien yang lain, ayahku memgikuti semua prosedur rumah sakit ini. Meskipun kondisi ayaku tidak sama seperti pasien yang lain, namun kami yang membawa ayah ke rumah sakit ini mengikuti prosedur. Seperti biasa, ayahku memanfaakan kursi panjang yang tersedia untuk tidur menunggu antrian.

Adik laki-lakiku sebagai sopir dan adik perempuanku yang berdinas tidak jauh dari rumah sakit itu selalu setia menemani ayah kami sampai pengobatan selesai di rumah sakit itu. Kami selalu bersama selama ayah kami sakit. Sementara adik laki-laki dan adik perempuanku yang lain akan menemani ayah saat rawat inap. Secara bergilirian atau bersama kami menemani ayah. Kami tidak membiarkan ayah sendiri atau akan kesulitan mencari kami. Kami selalu ada di samping ayah.

Ruang inap rumah sakit ini ada beragam kelas dari kelas 3, kelas 2, kelas 1 dan ruang VIP. Di samping ruang itu, ada lagi ruang khusus yang disiapkan seperti ruang isolasi. Ruang isolasi ini disiapkan khusus untuk pasien tertentu. Satu contoh pada saat pandemi melanda negeri ini. Bagi penderita atau orang yang terindentifikasi terpapar covid 19, maka perawatannya di ruang khusus ini atau ruang

Pada saat covid belum sepenuhnya dinyatakan enyah dari bumi pertiwi, maka rumah sakit sangat selektif terhadap pasien yang akan rawat inap. Termasuk perawatan ayahku. Ayahku yang menderita sakit dan dinyatakan perawatannya harus di ruang isolasi.

Bagi kami, ruang isolasi itu adalah ruang yang seram. Pasien harus sendiri tanpa penjagaan keluarga. Atau keluarga yang menjaga harus benar-benar dinyatakan dalam kondisi sehat. Aku membayangkan jika ayahku di rawat di ruang ini, ayahku akan tambah sakit karena merasa sendiri. Aku juga membayangkan ayahku akan tidur menatap langit-langit dengan air mata berlinang.
“Di mana anak-anakku? Mengapa.meninggalkanku sendiri? Mengapa mereka tega? Aku lapar. Siapa yang akan mengambilkan aku obat?” Mungkin ayahku akan bertanya seperti itu.

Awal mendengar ruang isolasi dan bagaimana mekanisme perawatan dan penjengukan di ruangan isolasi, kami tidak mau ayah di rawat inap. Kami membawa ayah pulang dan rawat jalan. Tetapi tidak kali ini ketika ayahku di bawa untuk kesekian kalinya ke rumah sakit ini. Kami terima ayah dirawat di rumah sakit ini dan ditempatkan di ruang isolasi.

Ruang mahoni, itulah nama ruang penuh dengan cerita yang menjadi kenangan sepanjang hidupku. Kenangan tentang ayahku, lelaki pertama dalam hidupku.

Ruang isolasi yang diberi nama ruang mahoni punya cerita. Ada tawa dan ada tangis. Ada pasrah dan harapan di ruang ini.

Tinggalkan Balasan