Batu Yang Saya Beli Di Lapak Pinggir Jalan Pasar Jatinegara Di Tahun 1982, Ternyata Batu Merah Delima !

Gaya Hidup0 Dilihat

 

Di tahun 1982, saat itu saya masih menjadi seorang mahasiswa UI yang berkampus di jalan Salemba, Jakarta Pusat. Perjalanan dari rumah ke kampus UI Salemba, saya biasa menggunakan kendaraan umum. Dari rumah tinggal saya di kompleks Militer Cijantung 2, untuk sampai ke kampus UI di jalan Salemba maka saya harus menggunakan kendaraan umum Oplet/Mikrolet sampai di Cililitan kemudian menggunakan bis PPD No 40 yang melewati kampus UI Salemba.

Selain itu, saya juga bisa menggunakan angkutan omprengan (angkutan umum berplat hitam) dari depan kompleks saya sampai di Kampung Melayu lalu berganti dengan Mikrolet M-01 yang melewati kampus UI Salemba.

Pulang dari kampus UI Salemba ke rumah, sesekali saya naik Mikrolet M-01 dan turun di depan Pasar Jatinegara kemudian lanjut dengan omprengan hingga sampai depan kompleks rumah saya. Namun saat transit di depan Pasar Jatinegara, terkadang saya tidak buru buru naik omprengan namun menyempatkan liat liat penjual kaki lima di pinggir jalan sepanjang depan Pasar Jatinegara.

Di tahun 1982 itulah saya sempat membeli sebuah batu cincin di lapak kaki lima di depan Pasar Jatinegara. Batu berwarna merah dengan ukuran yang tak terlalu besar, sangat menarik perhatian saya. Harganya saat itu 1500 rupiah dan lumayan mahal untuk ukuran harga pada waktu itu. Batu cincin itu kemudian lebih banyak tersimpan daripada saya pakai di jari saya.

Waktu pun terus berjalan hingga di tahun 2015 ketika Indonesia dilanda badai booming batu akik. Saat itu saya belum tertarik dengan dunia perbatuan. Suatu hari, saya dikunjungi oleh seorang teman yang cukup mengerti berbagai jenis batu akik. Awalnya batu cincin pembelian saya di lapak kaki lima Jatinegara pada tahun 1982 akan saya berikan kepada kawan saya tersebut. Saat kawan saya melihat batu cincin saya, dia menyebut nama batu cincin tersebut dengan batu Merah Delima. Dia pun menyebut nilai jual batu cincin tersebut seharga satu hingga 1,5 juta rupiah untuk batu yang berdimensi sebesar batu cincin saya tersebut.

Atas saran istri saya yang turut menemani saya maka niat memberikan batu cincin milik saya kepada kawan saya itu langsung saya urungkan. Saya tidak menyangka batu cincin saya itu merupakan batu Merah Delima yang punya nilai jual yang cukup tinggi.

Kemudian saya mencari tahu tentang seluk beluk batu Merah Delima.

Dari beberapa info yang akhirnya bisa saya dapatkan tentang batu Merah Delima adalah salah satunya soal warna utama batu Merah Delima yang didominasi oleh warna merah. Kemudian secara umum warna yang melekat pada batuan ini adalah merah cerah hingga merah kecokelatan. Warna yang paling dicari pada jenis batu ini adalah merah tunggal dengan warna yang mendalam (solid). Pada beberapa jenis lain dari batu Merah Delima adalah warna yang lebih kebiruan.

Selanjutnya konon menurut ceritanya bahwa batu merah delima adalah salah satu benda yang mengandung supranatural tertinggi tingkatannya, yang oleh kebanyakan orang dipercaya sebagai ajimat yang memiliki banyak manfaat.

Kemudian menurut penelitian ahli bebatuan, batu Merah Delima mempunyai kekerasan mencapai angka 9 pada skala Mohs. Nilai kekerasan (hardness) tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga jual batu jenis Merah Delima ini.
Selanjutnya saya dapat mengetahui ciri-ciri dari batu Merah Delima sebagai berikut :

1. Medium Ukurannya.
Ciri pertama yang membedakan antara batu Merah Delima yang asli dan yang palsu dapat dilihat dari seberapa besar ukurannya. Batu Merah Delima yang asli umumnya memiliki ukuran yang sangat kecil, tidak lebih dari 0,5 cm. Sedangkan batu Merah Delima tiruan umumnya berukuran jauh lebih besar.

2. Penampilan Fisik.
Dari penampilan fisiknya, batu Merah Delima asli dan palsu juga sangat kentara perbedaannya. Batu Merah Delima tiruan (palsu) umumnya memiliki warna merah yang pudar dan tidak sepekat warna merah dari batu Merah Delima yang asli. Selain itu, batu Merah Delima asli jika disorot akan sebuah aura khusus bagi yang dapat melihatnya. Di dalamnya juga tidak terdapat sama sekali gelembung udara seperti yang biasanya muncul pada batu Merah Delima palsu.

3. Memerahkan Air.

Batu Merah Delima yang asli bila direndam (atau didekatkan) dalam air putih (dalam gelas) akan membiaskan warna merah darahnya dalam waktu yang cukup lama. Anda perlu jeli jika menerapkan cara ini, mengingat sekarang batu Merah Delima palsu juga dilengkapi dengan kandungan fosfor yang cukup tinggi. Kandungan ini juga bisa membiaskan warna merah dalam air putih. Hanya saja, batu Merah Delima palsu umumnya hanya akan membiaskan warna merah tidak lebih dari 3 gelas air saja, itupun harus dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air putih.

4. Tahan Goresan.
Batu Merah Delima asli memiliki tingkat kekerasan hingga indeks 9 – 10 pada skala Ohms. Oleh karena itu, ia tidak akan mampu pecah jika ditembak, atau tergores sedikitpun meski disilet. Tapi jangan terapkan cara ini pada batu Merah Delima yang bukan milik anda, jika anda tidak mau menggantinya apabila batu itu ternyata pecah.

5. Memendarkan Bias Merah (tidak semuanya begitu).
Batu Merah Delima yang asli juga akan dapat memendarkan bias warna merah dalam jarak yang cukup jauh. Pemendaran hanya terjadi saat malam hari di ruangan yang gelap tanpa lampu dan penerangan sedikit pun. Cara membedakan batu Merah Delima asli dan palsu satu ini belum banyak diketahui orang.

Terus terang sampai saat ini saya tidak tahu apakah batu Merah Delima yang saya miliki ini merupakan batu Merah Delima yang asli atau yang palsu.

Yang pasti batu Merah Delima yang saya miliki selalu memancarkan keindahan saat saya melihatnya.

Alhamdulillah ..

 

NH

Depok, 15 November 2020

Tinggalkan Balasan