Di setiap pagi dimusim tanaman berbuah. Sekeranjang buah mangga hasil petik di pohon halaman rumah selalu tersedia dimeja makan, tidak hanya mangga buah jambu batu merah, sirsak, jeruk hanya ceremai yang tidak tampak di meja makan, kecut banget’…!
Musim berlalu pohon pun berganti sesuai usia dan mood hingga bergantilah beberapa pohon besar menjadi tanaman muda menghiasi halaman rumah, diantaranya alpukat hasil dari pembiakan cangkok, tidak tahu persis jenisnya karena memang belum mengenal jenis-jenis buah-buahan karena asal tanam saja.
Seiring waktu tanaman lain rajin berbuah yang alpukat ini blm ada tanda-tanda akan berbuah. Akhirnya muncul dipikiran tanaman ini harus diterapi, sebulan lebih memikirkan bagaimana caranya, setelah membaca belasan artikel muncullah ide trik terapi tanaman berupa _shock therapy_ (terapi kejut) wow…. Menarik sekali, kalau eksperimen ini berhasil rasanya penemuan hebat untuk diri sendiri.
Di mulai pemberian vitamin B1 tiga hari kemudian shock terapi dimulai dengan memberikan pupuk perangsang buah diatas ambang batas artinya pemberian pupuk melebihi dosis anjuran, setiap hari sampai sebulan fokus memperhatikan perubahan yang terjadi pada tanaman dan tidak luput dari perhatian sampai batang kering tiga bulan berlalu baru tanaman disimpulkan mati. Sedih rasanya.. begitu pula eksperimen kedua tidak jauh beda dan akhirnya menemukan titik terang pada eksperimen ketiga berupa tindakan pada saat pohon mulai habis daun gosongnya bertahap diberikan air sumur dicampur dengan gerusan bawang merah, kalau sekarang bisa diberikan zpt, dua Minggu kemudian terlihat perkembangan mulai muncul tunas dan bunga disetiap tangkai dan tanaman kembali subur berbuah sampai bisa dipanen.
Diakhir ujicoba memperhatikan untuk menghasilkan sebuah jawaban hingga bisa dijadikan kesimpulan,
Ternyata membutuhkan pengorbanan berupa beberapa tanaman mati.
Mengkhawatirkan juga saat proses eksperimen berlangsung hati ga tega melihat tanaman kering daun berguguran dan pada akhirnya mati.
Sebagian beranggapan itu membunuh tanaman dengan cara sadis apakah benar ?…
Yap..!
Tidak kalau untuk pengetahuan yang bermanfaat, selama lebih banyak faedahnya dimasa mendatang. Memang harus ada sampel edukasi
Seperti halnya untuk mencari penawar racun/penyakit diawali uji coba pada tikus dan sejenisnya, beberapa kali eksperimen bukan’ saat kesehatan kita terganggu’ atau kondisi tubuh kurang ideal, datang ke dokter lalu dikasih suplemen atau obat, apakah obat itu tidak melalui uji coba dulu’ bagaimana kalau suplemen atau obat itu tidak diuji coba, tapi langsung dikasihkan ke orang’ apakah orang mau meminumnya ?.. yang pasti tidak. Ada sistem trial n’ error’ tapi tidak pada manusia tentunya, menurut saya sama saja para penggiat pertanian apakah pupuk itu langsung jadi sempurna, menurut saya tentu tidak semua butuh proses ujicoba, apakah diuji pada hewan atau manusia’ juga tidak kan ! pasti pada tanaman juga, apakah langsung jadi’ pastinya sudah puluhan tanaman yang jadi korban ujicoba hanya kita tidak tahu dan mungkin kita tidak mau tahu tentang itu.
Yang kita tahu mekanisme pemakaian pupuk berbagai jenis harus sesuai dosis agar tanaman sesuai harapan iyakan’ dan hasilnya tentu sesuai harapan, bagaimana dengan peneliti pembuat pupuk, apakah mereka berhenti sampai disitu karena sudah banyak pupuk yang bagus’ tentu saja tidak, penelitian dan uji coba terus berlangsung dan akan banyak tanaman yang diuji coba supaya mendapatkan pupuk yang lebih dahsyat khasiatnya, dan saya yakin proses uji coba tidak akan berhenti akan terus dilakukan pada semua jenis tanaman.
Dulu saya melakukan proses ekstrem juga, ujicoba karena apa ? tentu saja untuk memecahkan satu masalah yang saya dan masalah orang lain hadapi juga terkait tanaman tidak berbuah.
Tindakan ekstrem itu diambil sebagai jalan terakhir, sebelum ditebang habis atau diratakan dengan tanah, bukan kah itu juga membunuh.
Disini ada unsur rahmatan lilalamin menurut saya, manusia sebagai Kholifah harus memecahkan masalah terkait kepentingan pertanian seperti *abu Khoir* ahli pertanian di zaman nabi sering melakukan ujicoba karena itu bagian dari memecahkan masalah pertanian saat itu dan dimasa mendatang” itu dalil saya.
Sudah jelas saya melakukan ujicoba bukan untuk saya sendiri dan dilakukan sebagai langkah terakhir. Dari pada ditebang lebih baik coba dulu cara terakhir kalau tidak berhasil baru buang sama akarnya.
Sebagian hanya asumsi saya saja, kalau melihat jejak pertanian kebelakang pasti orang menyesal dan kaget karena ternyata dibalik kesuksesan pupuk berkualitas sudah mengorbankan puluhan bahkan ratusan tanaman. Apakah betul….! Tentu saja betul….. hahaha…!
Karena saya melihat kebelakang, melihat jejak mereka.
Penulis : Purwa Nur Alam