Pemburu Kebahagiaan

KMAB, Puisi60 Dilihat

Ada rasa yang tak pernah wujud di antara dedaunan pohon berakar panjang menari-nari tertiup angin petang itu

Aku yang berada diujung siang meraba-raba buah yang berduri mencoba memikul beratnya gumpalan biji-bijinya.

Menawar harga yang tak menentu dipermainkan sang pelaku bisnis manipulasi perusahaan mencari keuntungan tak berujung.

Rakyat menangis meratapi mahalnya minyak goreng dan bahan pokok lainnya yang ada hanyalah penyesalan kebijakan-kebijakan tak punya kepedulian.

Resah dan gelisah selalu menghantui para pemburu Kebahagiaan tak ada surat pernyataan ataupun perjanjian di atas surat bermaterai 1000.

Katanya, “sah engkau di daulat menjadi mandor perusahan ini”.
Dia pun langsung berpaling muka pergi tidak menghiraukan rakyat yang lagi kelaparan.

“Ah malas berurusan dengan petani-petani tak berguna” sambil tertawa galak tanpa rasa kasian.

“Sudahlah. Jangan menjadi pikiran” ujar pemburu Kebahagiaan. Tertatih dalam keheningan kehidupan.

Rumah Baca Tanah Laut, 9 Juli 2022

Tinggalkan Balasan