Belajar Dari Museum Geologi Bandung

(Dokpri: Latar belakang Fosil Hewan Purba/Mammoth)

Hari Museum Nasional diperingati setiap tanggal 12 Oktober. Sebagai wujud dukungan saya akan keberadaan Museum di Indonesia, saya akan mengulas tentang salah satu museum yang berlokasi di provinsi Jawa Barat.

Provinsi Jawa Barat adalah salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang begitu banyak memiliki objek wisata. Beberapa objek wisata di Jawa Barat antara lain wisata alam (Pantai Ujung Genteng, Pantai Pasir Putih, Pantai Pelabuhan Ratu, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Hutan Sancang, Kawah Talaga Bodas, Kawah Putih, Green Canyon Pangandaran, Stone Garden Padalarang, Curug Cilutung Majalengka, Goa Buniayu, Pulau Biawak Indramayu, dan Gunung Papandayan Garut), wisata peninggalan sejarah (Petilasan Prabu Siliwangi), dan wisata budaya (Kampung Naga Tasikmalaya).

Selain objek wisata alam, wisata peninggalan sejarah, dan wisata budaya, masih ada lagi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, yaitu museum. Beberapa museum yang terdapat di Jawa Barat antara lain Museum Sribaduga, Museum Geologi Bandung, Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum Pos Indonesia, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Gedung Sate, Museum Linggarjati, Museum Zoologi, Museum Sejarah Alam Indonesia, Museum Prabu Geusan Ulun, Museum Kepresidenan, Museum Wisma Karya, Museum Tanah dan Pertanian, dan Museum Pembela Tanah Air.

Salah satu museum sebagi objek wisata untuk lebih mengenal kekayaan geologi adalah “Museum Geologi Bandung”. Museum Geologi Bandung merupakan museum yang menyimpan dan memamerkan berbagai kekayaan geologi. Kekayaan bahan tambang dan kegeologian menjadi pameran utama di setiap ruangan museum ini. Sebagai monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional.

Pendirian museum dilakukan pada tahun 1928 dengan nama Geologisch Laboratorium yang pada akhirnya dikenal dengan nama Geologisch Museum. Pada tanggal 16 Mei 1929, gedung dengan gaya Art Deco ini resmi diperkenalkan dan dibuka. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.

Museum Geologi yang terdiri dari dua lantai terbagi menjadi beberapa ruang pamer. Lantai satu terbagi menjadi tiga ruang utama yaitu Ruang Orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.

Jenis koleksi yang dipamerkan yaitu peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi yang terdapat di Ruang Orientasi.

Sementara Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang menyajikan informasi tentang “hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya”. Fosil-fosil serta sejarah manusia menurut teori evolusi Darwin juga terdapat di ruangan ini.

Ujung Ruang Sayap Barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunung api aktif di Indonesia seperti Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, dan Merapi. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api di tata dalam lemari kaca.

Berikutnya Ruang Sayap Timur, ruangan yang dikenal dengan ruang sejarah kehidupan, menggambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini. Kumpulan fosil tengkorak manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan beberapa tempat lainnya di dunia, dikoleksi dalam bentuk replikanya.

Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya.

Selanjutnya Lantai dua juga terbagi menjadi tiga ruang utama yaitu Ruang Barat, Ruang Tengah dan Ruang Timur. Ruang Barat dipakai oleh staf museum. Sementara Ruang Tengah dan Ruang Timur dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.

Jenis koleksi yang dipamerkan di Ruang Tengah yaitu maket pertambangan emas terbesar di dunia yang terletak di pegunungan Irian Jaya (Papua). Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) di tata dalam lemari kaca di sekitar maket.

Berikutnya Ruang Timur, terbagi menjadi tujuh ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.

Museum Geologi Bandung sangat menarik perhatian pengunjung, khususnya para pelajar, itu sebabnya museum ini sering dikunjungi oleh lembaga-lembaga pendidikan formal mulai dari SD hingga SMA.

Museum Geologi ini terletak di Jalan Diponegoro, dekat dengan gedung sate, taman Lansia dan lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat. Museum ini dapat dicapai melalui beberapa rute dengan jenis transportasi yang berbeda.

Pengunjung bisa naik angkutan umum jurusan St Hall-Dago, turun di perempatan Dukomsel dan ganti angkutan umum jurusan Ledeng Cicaheum. Kemudian turun di depan gerbang masuk Museum Geologi Bandung, dan mulailah berpetualang. Jadi, kalau kita mau belajar geologi, datanglah ke Museum Geologi Bandung.

Tinggalkan Balasan