1. Pendahuluan
Indonesia sebagai anggota G20 mendapat kehormatan setelah pada Riyadh Summit 2020 secara resmi ditetapkan sebagai Presidensi G20. Presidensi G20 Indonesia secara resmi dimulai tanggal 21 Desember 2021. Masa Presidensi G20 Indonesia berakhir sampai dengan pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022 yang lalu saat serah terima presidensi berikutnya.
Forum G20 dibentuk atas inisiasi negara-negara anggota G7 pada tahun 1999. G20 merupakan bagian penting dunia karena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 80% PDB dunia, dan 75% perdagangan global. Finance Track dan Sherpa Track merupakan dua arus isu yang dibahas Forum G20. Pembahasan yang berfokus pada isu keuangan akan dibahas melalui Finance Track. Sementara pembahasan dalam bidang-bidang yang lebih luas, dibahas melalui Sherpa Track.
2. Era Globalisasi
Globalisasi terus menggelinding. Kondisi ini, semakin diperkaya oleh praktik-praktik hubungan antar Negara-bangsa. Kemudian diperkaya pula oleh bagaimana sistem ekonomi dunia menggeliat, menuju apa yang disebut sebagai “free trade system”. Globalisasi, sebagaimana civil society, merupakan istilah yang hadir dan segera popular.
Globalisasi bukanlah merupakan gejala yang alami seperti angin topan, badai ataupun hujan. Globalisasi adalah gejala yang merupakan hasil pemikiran dan praktek dari manusia, seberapapun kompleks proses yang membentuknya.
Dalam arti ruang, globalisasi mengacu pada kenyataan bahwa dunia semakin mengecil dan merupakan suatu ruang yang tunggal. Dengan kenyataan ini mau tidak mau memaksa para perencana strategi untuk berfikir dalam kerangka global. Dalam arti kesadaran, manusia sekarang ini makin sadar bahwa setiap kejadian yang terjadi di belahan bumi X dapat berimplikasi terhadap belahan bumi Y.
Globalisasi menunjuk pada integrasi ekonomi secara global dari mereka yang sebelumnya berbentuk ekonomi nasional, menjadi satu kesatuan ekonomi global. Kata ’integrasi’ berasal dari kata ’integer’ yang berarti satu, lengkap, atau keseluruhan.
Integrasi adalah tindakan menggabungkan menjadi satu kesatuan. Globalisasi menunjuk pada integrasi ekonomi secara global dari ekonomi negara-negara menjadi satu ekonomi global, terutama melalui perdagangan bebas dan pergerakan kapital secara leluasa, tetapi juga melalui migrasi yang gampang dan tidak terkendali. Globalisasi adalah suatu fenomena ekonomi yang tidak dapat dihindari. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap setiap negara harus menghadapinya.
Dalam globalisasi baik kapital, buruh, maupun produk bebas bergerak dari satu negara ke negara lain secara global. Dalam globalisasi, yang ada adalah kapital, buruh, dan sumber daya global yang saling bersaing di antara buruh, sumber daya alam, dan pasar di seluruh negara. Dalam globalisasi, pemerintah negara secara de facto hampir tidak berdaulat. Pemerintah tidak dapat mengatur ekonominya sesuai dengan kehendak rakyat, tetapi tunduk pada mekanisme ekonomi global.
Globalisasi telah membuat dunia kecil, semakin tipis, semakin dekat. Ditandai lahirnya berbagai kesepakatan dalam aktivitas perdagangan dan ekonomi global yang didorong oleh lahirnya IMF, The G8, The World Bank, WTO, G20 dan sebagainya.
3. Lebih Mengenal G20
G20 merupakan sebuah platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. G20 dibentuk pada tahun 1999 dengan tujuan untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Forum ini dibentuk sebagai salah satu upaya menemukan solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis keuangan global pada tahun 1997-1999. Pembentukan forum ini melibatkan negara-negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.
Anggota G20 terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju. Anggota G20 terdiri dari negara-negara dari berbagai kawasan di dunia. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, China, Jepang, Republik Korea, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa. Selain itu, Spanyol juga diundang sebagai tamu tetap.
Setiap tahun, tuan rumah (untuk tahun 2022 adalah Indonesia) mengundang negara-negara tamu. Negara tamu yang diundang mengambil bagian penuh dalam pertemuan-pertemuan G20. Beberapa organisasi internasional dan regional juga turut berpartisipasi, memberikan ruang representasi yang lebih luas di dalam forum G20. G20 tidak memiliki pemimpin atau ketua tetap. Keketuaan atau kepemimpinan yang dikenal dengan istilah presidensi ditentukan secara bergilir setiap tahun diantara para anggotanya.
Fungsi Presidensi dipegang oleh salah satu anggota selama satu tahun. Negara untuk presidensi berjalan tahun lalu (2022) adalah Indonesia. Penetapan Indonesia sebagai Presidensi G20 di tengah pandemi Covid-19 membuktikan persepsi yang baik atas kemampuan Indonesia untuk kembali pulih dari suatu keadaan yang menekan. Indonesia juga dinilai mampu beradaptasi dan bertahan dari krisis dunia akibat pandemi.
Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi atau sekitar 20 tahun sekali. Oleh sebab itu momentum langka dan berharga ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan perekonomian Indonesia. Suatu kehormatan dan kebanggaan yang luar biasa, Indonesia mendapat kesempatan memegang presidensi G20. Penetapan Indonesia sebagai Presidensi G20 sudah merupakan sebuah sejarah.
4. Jalur Pembahasan
Finance Track dan Sherpa Track merupakan dua arus isu yang dibahas Forum G20. Pembahasan yang berfokus pada isu ekonomi dan keuangan akan dibahas melalui Finance Track. Pembahasan melalui Finance Track antara lain mengenai: kebijakan fiskal, moneter dan riil, infestasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Selama periode G20 Indonesia, Finance Track membahas enam agenda prioritas, yaitu: koordinasi exit strategy, penanganan scaring effects, penguatan sistem pembayaran, pengembangan sustainable finace, peningkatan sistem keuangan inklusif, dan agenda perpajakan inernasional. Pertemuan-pertemuan pada Finance Track dihadiri oleh Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara anggota.
Sementara pembahasan dalam bidang-bidang yang lebih luas di luar isu keuangan, dibahas melalui Sherpa Track. Pembahasan melalui Sherpa Track antara lain mengenai: anti korupsi, ekonomi digital, lapangan kerja, pertanian, pendidikan, urusan luar negeri, budaya, kesehatan, pembangunan, lingkungan, pariwisata, energi berkelanjutan, pemberdayaan perempuan, perdagangan, investasi, dan industri.
Pertemuan-pertemuan dalam jalur Sherpa Track dihadiri oleh delegasi-delegasi dari masing-masing negara anggota dalam tiga jenis pertemuan yaitu: pertemuan working group, engagement group, hingga pertemuan tingkat menteri. Rangkaian pertemuan yang diperkirakan mencapai 150 pertemuan di gelar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Batam, Bintan, Medan, Yogyakarta, Bandung, Sorong, Lombok, Surabaya, Labuan Bajo, Danau Toba, Manado, Malang dan lainnya.
Pertemuan-pertemuan tersebut menjadi sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia. Seluruh rangkaian pertemuan baik dalam jalur Finance Track maupun jalur Sherpa Track akan membuka jalan menuju KTT (Summit). KTT G20 ke-17 berlangsung pada 15-16 November 2022 di Bali. KTT menjadi puncak dari proses G20 dan kerja intensif yang dilakukan dalam Pertemuan Tingkat Menteri, Working Groups, dan Engagement Groups sepanjang tahun.
5. Pulih Bersama
Pandemi Covid-19 belum usai, berbagai risiko global banyak bermunculan. Konflik Rusia dan Ukraina, melonjaknya harga komoditas, ancaman inflasi, pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat dan berbagai negara di Dunia hingga kekhawatiran resesi. Di tengah tekanan ekonomi global, kondisi perekonomian Indonesia semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal pertama tahun 2022 terhadap kuartal pertama tahun 2021 bertumbuh sebesar 5,01 persen (year on year).
Tangguhnya ekonomi Indonesia juga tercermin dari Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. NPI secara keseluruhan tahun 2021 mencatat surplus yang cukup tinggi mencapai USD 13,5 miliar dolar. Kondisi ini jauh meningkat dibandingkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar USD 2,6 miliar dolar, dikutip dari departemen komunikasi Bank Indonesia.
Pada bulan April 2022, neraca perdagangan kembali mencatat surplus, yakni USD 7,6 miliar. Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar USD 4,5 miliar dan merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar USD 135,7 miliar dolar. Kondisi ini setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Indonesia dapat meningkatkan ketahanan ekonominya dengan memperbaiki sistem kesehatan, pangan, dan pariwisata domestik. “Di tengah krisis dunia akibat pandemi, peperangan, dan faktor lainnya, dunia mengakui keberhasilan Indonesia dalam menjaga kondisi perekonomian tetap stabil” menurut Miranda S Goeltom, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Lemhanas RI, dikutip dari economy.okezone.com.
Indonesia berpeluang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pasca-pandemi Covid-19. Dalam keadaan perekonomian dunia yang masih dalam situasi terdampak Covid-19, Indonesia ingin mengajak seluruh negara untuk bergerak bersama demi mencapai pemulihan perekonomian global yang lebih kuat dan berkelanjutan. Upaya ini dilakukan dengan berkoordinasi mengenai kebijakan ekonomi dan keuangan, sehingga dapat keluar dari krisis secara merata, serta menghasilkan pemulihan yang berkulitas dan berjangka panjang.
Pada saat yang sama, kesenjangan dalam kapasitas negara-negara untuk mengatasi krisis terus menghalangi dunia untuk sepenuhnya mengendalikan masalah dan krisis bersama yang dihadapi saat ini. Untuk itu, Indonesia fokus pada tiga pilar utama untuk Kepresidenan G20 2022 yaitu: Mempromosikan Produktivitas; Meningkatkan Ketahanan, dan Stabilitas; dan memastikan Pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Presidensi G20 merupakan sebuah tantangan sekaligus sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan bagaimana kepemimpinan Indonesia di kancah internasioanl. Indonesia harus membuktikan mampu mewujudkan “Pulih Bersama” khususnya dalam pemulihan ekonomi global.
“Bersama” disini, setidaknya bersama dengan seluruh negara anggota G20 yang merepresentasikan lebih dari 80% perekonomian dunia. Kita berharap Kepresidenan G20 2022 mengukir sejarah sebagai Presidensi G20 yang fenomenal, memberi dampak bagi pemulihan ekonomi global secara berkelanjutan.
Daftar Pustaka
- Friedman, TL, The Lexus and the Olive Tree. New York: Farrar, Straus and Giroux, 1999.
- file:///D:/Naskah%20Artikel/G20pedia.pdf
- https://g20.org/id/g20-presidency-of-indonesia-2/#recover.
- https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/05/09/1912/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-triwulan-i-2022.html#:~:text=Ekonomi%20Indonesia%20triwulan%20I%2D2022%20terhadap%20triwulan%20I%2D2021%20tumbuh,y%2Don%2Dy).
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_245822.aspx
- https://www.bps.go.id/indicator/8/498/1/nilai-neraca-perdagangan.html
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2412522.aspx
- https://economy.okezone.com/read/2022/07/18/320/2631794/dunia-akui-kekuatan-ekonomi-ri-di-tengah-krisis-global?page=2