Nama : Raihani Meliana Putri (20070 – 1B)
Tugas : Alasan ingin menjadi perawat
Banyaknya orang bertanya “kenapa sih kamu mau jadi perawat?” apalagi disaat masa covid19 “kamu ga takut ingin jadi perawat?”.
Sebelum saya menjawab pertanyaan itu semua izinkan aku memperkenalkan diri saya dulu..
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh
Saya Raihani Meliana Putri, kalian bisa panggil nama saya Hani. saya sudah mengambil sekolah keperawatan sejak saya lulus dari SMP, saat itu saya sangat ingin masuk SMA tetapi qadarullah saya harus masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan keperawatan. Orang tua saya yang pertama kali mengenalkan tentang sekolah perawat ini dan mereka menyarankan saya untuk masuk ke sekolah keperawatan itu, padahal saya pun tidak pernah memikirkan hal tentang keperawatan atau hal hal tentang menjadi seorang tenaga medis, bahkan minat pun tidak ada, tetapi timbul rasa penasaran saya dan menerima tawaran orang tua saya untuk sekolah di SMK Keperawatan itu.
Setelah saya memasuki hari belajar, saya mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru, dan alhamdulillah saya tidak kaget dengan pelajaran tentang medis dan kesehatan karna ibu saya pun selalu mengajarkan saya tentang beberapa ilmu medis dan kesehatan. Hari – hari dilewati dan saya semakin penasaran tentang ilmu medis keperawatan dan kesehatan lainya. Selama saya SMK saya memiliki pengalaman PKL (Praktek Kerja Lapangan) yaitu di Panti Werdha , dan Rumah Sakit Cikunir, pengalaman di dua tempat itu benar benar membuat saya makin berpikir untuk menjadi perawat.
Saat di panti werdha saya memiliki banyak pasien nenek nenek yang senang dengan saya, saya pun senang merawat mereka, kebanyakan dari teman saya dari 1 nenek yang merawatnya ada 2, namun saya berbeda saya menjaga 5 nenek sekaligus karna mereka merasa nyaman dengan saya. Saya banyak belajar di panti werdha itu, belajar hal psikologi pun karna kebanyakan dari mereka adalah orang yang Depresi, dan saat pengalaman di rumah sakit cikunir saya pun mendapatkan kelebihan n dari teman saya dari 1 nenek yang merawatnya ada 2, namun saya berbeda saya menjaga 5 nenek sekaligus karna mereka merasa nyaman dengan saya. Saya banyak belajar di panti werdha itu, belajar hal psikologi pun karna kebanyakan dari mereka adalah orang yang Depresi, dan saat pengalaman di rumah sakit cikunir saya pun mendapatkan kelebihan yaitu seminggu setengah saya berjaga di UGD dan mendapatkan banyak pelajaran dari dokter dokter yang membimbing saya, saat saya dipindahkan diruang ranap, saya pun banyak mendapatkan pelajaran dari perawat senior lainnya, dan saya mendaptkan bonus dan berbeda juga dari teman saya yang lain, saya diberi kesempatan untuk berjaga diruang ICU dan mendapatkan pelajaran juga dari senior perawat. Benar benar itu semua pengalaman yang sangat menakjubkan bagi saya, dan membuat saya memiliki rasa untukmenjadi seorang tenaga medis ataupun perawat.
Saya ingin memberi tahu kebenarannya yaitu cita-cita saya adalah sebagai seorang bidan, dan ingin membahagiakan ibu saya terutama karna beliau mengiinginkan sebuah klinik bersalin dan posyandu, saya dan ibu saya memiliki mimpi yang besar dan inshaallah mulia, yaitu kami ingin menggratiskan siapapun yang ingin bersalin di klinik kami dengan karna tidak memiliki uang. Tapi untuk melakukan semua hal itu harus bertahap. Dan Qadarullah tahun ini saya bisa kuliah di Akademi Keperawatan Polri. Ternyata jalan awal saya adalah menjadi seorang perawat.
Dan inshaAllah, saya memiliki rencana setelah lulus dari Akper Polri saya ingin memulai D3 Kebidanan. Dan menggapai mimpi saya dan ibu saya. Biidznillah.
Saya pun mengikuti organisasi kerelewanan dan saya dipercaya untuk menjadi seorang medis dan asisten perawat, dan alhamdulillah saya pun pernah mempunyai pengalaman menangani banyak orang dalam satu hari, yang membuat saya menjadi sedikit panic namun bagi saya itu sangat menyenangkan, bisa membantu dan menyembuhkan seseorang itu hal yang menakjubkan,
Dan alasan lain pun datang dari sahabat saya, ia berasal dari Ash-Sharqiyah, Abu Hammad, Egypt. Dia adalah seorang perawat di CCU (Critical Care Unit)di rumah sakit universitas Zagazig,Egypt. Almarhum abang nya pun seorang mahasiswa dokter dan dari kedua orang ini yang membuat saya terinspirasi untuk menjadi perawat, saya selalu melihat semangat sahabat saya ketika ia belajar tentang medical ataupun kesehatan. Dan alhamdulillah atas semangat dia, kami memtuskan untuk memiliki pages medis, di Instagram dan facebook, semua atas nama dia, namun saya lah yang membuat design dan isi konten dari pages nya.
Dan ini jawaban saya ketika orang bertanya “kamu ga takut han, dimasa seperti ini (Covid19) kamu menjadi seorang perawat?” InshaAllah saya tidak takut karna, saya sehat itu kehendak Alllah, dan saya sakit pun itu Kehendak Allah, dan kita hanya harus bersyukur atas apa yang kita hadapi saat ini dan juga terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah, sesungguhnya Allah tidak akan menguji kita dengan yang lebih dari batas kemampuan kita. Dan hal yang terpenting adalah menjaga kesehatan dan kebersihan. Sebagai mahasiswi perawat pun saya diajarkan tentang cara menjaga kesehatan dan kebersihan untuk diri sendiri. Lantas apa yang harus ditakutkan pada virus ini, perawat pun bekerja karna ingin menyembuhkan mereka, bukan karna ingin bunuh diri dengan virus yang dihadapi nya. Jika banyak perawat yang meninggal akibat covid itu semua sudah Qadar Allah. Sudah takdir mereka. Dan mereka meninggal dalam keadaan yang mulia karna membantu untuk menyembuhkan seseorang,
Betapa mulia nya pekerjaan seorang perawat ataupun tenaga medis lainnya, karna hal ini pun hati relawan saya tergerak untuk bisa menjadi seorang perawat.