MENCURI KERINGAT
Oleh : Raja zainol afandi
Hidup ini tiada puasnya
jika pundak bahumu masih mencekik
memelihara cela
meminta pada titian amanah yang sama
Terlalu banyak kita mencuri keringat
pada besaran tiada terduga
hanya untuk memenuhi perut
bersemboyan pada deretan yang melekat
tertancap dipundak pundak
melingkar seakan akan kuat
Wai
martabat adalah harga jiwa raga
ketika kita kembali padaNya
ketika kita menyapa duniaNya
malu jika kita tidak sempurna
Tiadakah kita malu pada pemberi jiwa
pemberi raga
masih saja kita bringas memetik hasil kringat yang sama
Sedikitpun tiada takut pada dosa
mendekati petaka
Wai
pangkat bukan untuk membuat kita tertunduk
tapi merasa malau pada tangan tangan yang tiada merunduk
pada jahitan pundak menyusupkan tanduk
pada ucapan yang terus membujuk
Wai
jangan mencuri keringat
jika itu bukan milik kita
kecil besar tak mampu membeda
sikat habis terus memaksa
Wai
jadilah pemikul pundak yang bersahaja
takut meminta kan hadir petaka
terselip selip sumpah dari pendekar teraniyaya
doanya dihijabah karena dipaksa
Wai
jangan mencuri keringat
disetiap kerja
memperkaya diri karena merasa berkuasa
tiada takut pada azabNya
Wai
jika pundakmu menjadi senjata
yakinlah tiada berkah hidupmu kembali padaNya
Dikala nafas terlerai terpisah tak sanggup
mendiami raga
Sanglar.23 Juli 2022
Sangat inspiratif. Terima kasih sudah berbagi.
Sama sama mbak.Mohon untuk dibimbing juga tunjuk ajarnya.