Ibu dan Ayah kita adalah sosok manusia yang luar biasa. Manusia yang mempunyai rasa kasih sayang dan cinta yang sangat mendalam terhadap anak-anaknya. Ibu dan Ayah akan selalu menyelimuti anak-anaknya dari segala ancaman. Mereka adalah pahlawan yang dikirimkan oleh Alloh Swt untuk kehidupan kita,agar kehidupan kita akan tumbuh sempurna. Ibu dan Ayah sama-sama mempunyai tugas dalam kehidupan yang amat berat. Berbagai macam tantangan dalam kehidupan tetap mereka jalani dengan ikhlas dalam memberikan sebuah arti kehidupan yang berlandaskan pada suatu ikatan kasih sayang juga cinta. Ibu adalah manusia yang melahirkan kita penuh dengan kekuatan dan perjuangan. Ketika masih terbentuk hanya segumpal darah,ibu terus merawat menjaga darah dagingnya agar tetap tumbuh sempurna. Berbagai macam kegiatan juga asupan makanan yang diberikan oleh ibu agar anak-anaknya tumbuh sehat ketika menjadi bayi.
Ibu kita menjalani masa kandungan selama 9 bulan 10 hari. Dalam masa kehamilan tiada sedikitpun ada rasa keluh kesah dari seorang ibu. Ibu tetap melayani Ayah juga anak-anaknya yang lain. Menyiapkan berbagai macam kebutuhan rumah tangga,baik untuk Ayah juga kita sebagai anak-anaknya. Memang berat menjadi seorang ibu. Dikala kita masih dalam kandungan seberat apapun yang dihadapi oleh ibu kita,ia tetap menjalaninya. Pemikiran ibu baik jiwa maupun raga terpokus pada pertumbuhan kita sebagai bayi pemula. Ibu adalah malaikat surga kita. Coba kita buka mata kita betapa besarnya pengabdian,pengorbanan ibu kita terhadap anak-anaknya. Biarpu keringat bercucuran tiada kata lelah sedikitpun tampak. Ibu kita tetap menyembunyikan rasa lelah yang dijalaninya. Rasa lelah tersebut tetap tersembunyi dan ia rasakan sendiri tanpa kita merasakan atau mengetahuinya,itulah kasih sayang dan cinta seorang ibu.
Ibu akan selalu siap melayani kita sebagai anak-anaknya walaupun anak-anaknya lebih dari satu,semua sama cara ibu kita melayani dan memberikan kasih sayang juga cinta. Kasih sayang dan cinta juga ibu berikan kepada Ayah tanpa mengurangi hak ibu sebagai seorang istri. Apapun pekerjaan rumah semuanya terpenuhi walaupun ibu dalam keadaan sakit. Selagi ia masih kuat dan bertenaga ibu tetap bekerja melayani kita semuanya. Inilah prinsif seorang ibu.
Disaat kita masih meraba-raba,terbata-bata dalam berbahasa baik itu pikiran juga langkah kita,ibu selalu memberikan yang terbaik untuyk kita.Bahkan kita terluka sedikit saja ibu pasti gelisah dan sangat khawatir. Nyamuk saja tidak boleh hingap ditubuh kita tetap dijaga. Semua kebutuhan kita selalu terpenuhi dari rasa kasih sayang dan cinta. Terkadang rasa lelah pasti ada pada wajah ibu,namun tetap disembunyikannya.
Ketika kita mau tidur kita juga tetap dijaga oleh ibu kita dengan nyanyian lagu-lagu islami bahkan kita juga ditepuk dengan belaian kasih sayang dan cinta samapi kita terlelap tidur. Setelah kita tidur ibu melakukan pekerjaan lainya. Dari satu jari,dua jari sampai kita tumbuh dewasa ibu selalu menjadi selimut disetiap jalan hidup kita. Pantaslah surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Semua ia lakukan dan dilaksanakan dengan penuh rasa cinta.
Begitu juga sosok seorang Ayah. Ayah kepala kelurga juga imam dalam rumah tangga. Ayah juga mempunyai peran atau peranan yang penting dalam keluarga. Ayah bekerja mencari nafkah untuk kehidupan keluarga. Ia terus berpikir bagaimana istri dan anak-anaknya bisa hidup layak. Rasa lelah juga kan selalu tersembunyi di raut wajah ayah. Terkadang ayang pergi pagi pulang sore juga malam demi melengkapi kebutuhan keluarganya. Ayah juga pusing tujuh keliling memikirkan kehidupan anak-anaknya juga masa depan anak-anaknya. Tugas ibu dan ayah sangat berat sekali. Akan tetapi mereka berdua tetap saling memberi,menerima agar kehidupan anak-anaknya tumbuh kembangnya tidak kuarang satu apa pun.
Hari ini jika ibu juga ayah menasehati,memarahi anak-anaknya adalah suatu kewajiban bagi mereka berdua. Ibu dan ayah kita ingin kita menjadi anak yang dambaan buat mereka berdua. Masa depan kita akan selalu menjadi tolak ukur mereka berdua. Susah senang tetap dijalaninya untuk masa depan anak-anaknya agar cerah dikemudian hari dalam menjalankan sebuah kehidupan. Ibu dan ayah adalah guru yang utama buat kita. Berbagai pmacam pembelajaran yang berharga yang mereka berikan kepada kita sebagai anak-anaknya.
Tapi kini aku merasa heran. Masih ada anak yang membiarkan kedua orang tuanya larut dalam menerpa senja. Padahal dari kecil hingga dewasa bahkan kita sudah berumah tangga sekalipun,ibu dan ayah tetap memperhatikan kita. Namun apa balasan kita sebagai seorang anak. Kita biarkan hidup kedua orang tua kita terlantar.Terkadang kita tempatkan kedua orang tua kita di panti jompo. Sungguh kita tak punya hati. Diwaktu kecil sampai tumbuh dewasa kita tetap dijaga,dirawat tanpa ada rasa sedikitpun kekurangan.Apapun yang menjadi kebutuhan kita tetap dipenuhi. Tiada memberikan rasa hampa sedikitpun pada kita sebagai anak,apa yang kita pinta.
Jika hari ini,esok,lusa bahkan kedepannya,jika ada anak yang membiarkan bahkan menelantarkan kedua orang tuanya,sunguh-sunguh tak punya hati perut. Kedua orang tua kita mampu menghidupi anak-anaknya biarpun satu,dua atau tiga. Akan tetapi anak kurang memperlakukan ibu dan ayahnya selayaknya mereka berdua menjaga kita. Mengapa kita seperti itu ? Sudah busukkah matah hati kita. Ketika aku melihat senja tua yang terlantar,yang kini mengharapkan kasih sayang dan cinta dari anak-anaknya aku merasa sangat-sangat terpukul. Beruntunglah kawan jika kamu masih punya kedua orang tua. Jagalah merteka sampai usia senja.Perlakukan ibu dan ayah kita selayak seperti mereka menjaga kita dahulunya sampai kita telah tumbuh dewasa dan berjaya.
Adakah kedua orang tuamu meminta uang padamu ? Tidak kan . Biarpun kamu telah menjadi orang yang berjaya,ibu dan ayah tak pernah menggeluh atas kebutuhan dirinya. Akan tetapi kita lah yang tak ambil peduli dari apa yang mereka harapkan. Kita lupa apa sengaja melupakan. Tanyalah pada diri kita masing-masing jika kedua orang tua kita masih hidup. Jangan kita biarkan mereka menderita dimasa senja. Sudah cukup kedua orang tua kita menderita,gelisah juga sedih dikala menghidupkan kita,tetapi tak pernah sedikitpun kita lihat rasa resah,gundah gulana pada wajah mereka berdua.
Bahasa pedas,pantas jika masih ada anak-anak yang menelantarkan senja yang tua, ” SUNGGUH TERLALU “. Syukurlah aku di ajari dan dibekali dengan ilmu agama. Sehingga aku tetap menghargai jasa,titik peluh mereka berdua. Ada pepatah kedua orang tua ku ” Jika ibu dan ayah meninggalkan banyak harta maka kamu akan celaka berebut pusaka,akan tetapi jika ibu dan ayah meninggalkan ilmu agama maka kamu akan dapat mengatur,mengendalikan harta yang ku tinggalkan menjadi berguna. ” Itulah pesan ibu dan ayahku yang terus ku ingat sampai saat ini. Pesan ini ku lanjutkan,ku sampaikan kembali pada anak-anakku untuk pemahaman kerakter mereka jika tumbuh dewasa kelak.
Saat ibuku berusia seja kepala 85 tahun,ibu ku telah kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Aku tak dapat melihat hembusan nafas terakhir ibuku,karena aku bertugas di luar daerah ku. Akan tetapi aku telah melakukan yang terbaik untuk ibuku. Dikala ibuku masih bernafas aku sering membantunya apapun yang diperintahnya. Terkadang ibuku meminta aku menyuapi makanan padanya akau lakukan,meminta aku tidur disampingnya aku lakukan,meminta dimandikan akau lakukan bahkan menyisir rabut juga mencari kutu dikepalanya aku lakukan. Apapun yang pun yang diinginkan ibu dan ayahku tetap aku lakukan sesuah apapun kehidupan ku. Aku merasa belum sebanding dengan jasa yang mereka berikan berdua kepda ku. Hanya doa-doa yang terus aku kirimkan. Al fatihah terus ku kirimkan untuk ibu juga ayahku.
Ingatlah dimasa kecil kita seekor nayamuk pun tak akan dibiarkan untuk hinggap dan menghisap darah segar kita. Tetap dijaga sekecil atau sebesar apaun yang akan melanda diri kita. Sudah sepantasnya kita sebagi anak memberikan pelayanan khusus yang terbaik buat ibu dan ayah kita. Jangan kita terlantarkan senja mereka terumbang ambing mengharap belas kasihan dari anak-anaknya.Semua itu tiada terungkap di bibir mereka berdua. Kitalah sebagai anak yang harus mengerti dan mengenang juga berbalas jasa biarpun ibu dan ayah kita tak memintanya.
Jangan sampai kita menjadi anak durhaka karena membiarkan senja tua terlantar meminta iba kasih sayang dan cinta pada kita. Lakukan sekarang sikap yang baik jika kita masih ada ibu dan ayah. Jaga,rawat,asuh ibu dan ayah kita seperi mereka melakukan yang sama kepada kita semasa kita kecil hingga dewasa.
Maaf bicara.Kita sudah berkeluarga masih saja kedua orang tua kita memperhatikan kita. Jika kita membutuhkan sesuatu untuk anak-anak kita dikala kita belum memiliki uang atau apapun itu tetap mereka berdua ambil tau tentak kita juga anak-anak cucu cicitnya bahkan inang-inangnya juga entah-entahnya.Itulah hebatnya kedua orang tua kita.
Tidak pantas rasanya jika menelantarkan di hari senja-senja mereka berdua.Mari kita menjadi anak-anak yang sabar,ikhlas dan peduli terhadap ibu dan ayah kita. Dahulunya ibu dan ayah kita selalu memberikan rasa empati dan kepedulian yang tinggi kepada kita. Sesulit apapun kehidupan ibu dan ayah kita mereka berdua terus menerus burusaha melakukan sesuatu yang luar biasa terhadap kita. Anehkan ? Ibu dan ayah mampu menjaga kita,tetapi kita tidak mampu menjaga walaupun hanya tinggal ibu atau ayah. Kita harus banyak-banyak bertanya dan bercerim pada diri kita masing-masing. Pepatah dahulu ” banyak anak banyak rezqi ” . Ibu dan ayah kita masih sanggup memberikan makan kepada kita,namun apakah kita sanggup memberikan makan kepada mereka. Jika kita tak berbuat sesuai dengan kehendak Alloh Swt ” SUNGUH-SUNGGUH DURHAKA DAN TERLALU ”
Mudah-mudahan kita menjadi anak yang akan terus menjaga,merawat kedua orang tua kita sampai usia senja,sampai mereka kembali keribaan Alloh Yang Maha Kuasa. Mari kita bercermin pada kaca yang retak agar kita tau segala kesalahan,kesengajaan kita yang membiarkan senja terlantar membujuk harap kasih sayang dan cinta.
Semoga kita jadi dambaan keinginan ibu dan ayah kita dalam hidup ini tuk menjadi anak-anak soleh,solehah,beriman,taqwa juga berakhlak mulia demi surga mereka berdua dan juga diri kita.
Daun sirih menjalar terikat
Jalar terurai di pohon pokat
Jadilah anak pemberi safaat
Untuk surga ayah dan ibu tiada tersesat
Indahnya surga kan selalu di nantikan
Terlihat pada watak dan sikap ditiru
Jangan durhaka terlantar membiarkan
Gelapnya surga kan tiada merayu
Puska ibu adalah ucapannya
Pusaka ayah adalah harapannya
Jika durhaka neraka tempatnya
Jangan biarkan senja meratap senjanya
Tolong
tolong
Jangan terlantarkan ibu
dan ayah kita di usia gagah perkasa
sampai senja menua
Sanglar, 10 Agustus 2022