Undangan yang datang datang dari Om Jay pagi itu mengajak bergabung dalam dalam WAG Terbitkan Buku membuat hati makin melonjak penuh kegembiraan. Betapa tidak, sebelumnya lewat bantuan uda Thamrin kesempatan bergabung dengan komunitas literasi terbuka lebar. Jujur saja bergabung dengan komunitas orang-orang luarbiasa dari dunia tulis menulis membuat perasaan sedikit menciut. Maklum karena pengalaman masih sangat minim. Meski memang sejak di Sekolah Rakyat (SR) dulu yang sekarang berubah nama menjadi Sekolah Dasar (SD) senang membaca mulai dari komik wayang karangan R.A Kosasih, cerita silat karya Kho Ping Ho sampai Raja Minyak karangan DR. Karl May dengan tokoh legendarisnya Old Shuterhand dan Winetouw jadi kesukaan.
Di SMA 3 jl. Belitung-Bandung tempat menuntut ilmu dulu ada majalah sekolah. Sesekali memberanikan diri mengisi tulisan di situ. Tulisan pertama yang masih teringat mencoba menceritakan pengalaman ayah ketika ditawan serdadu Jepang. Kala itu beliau sebagai sebagai sedadu KNIL dengan kesatuannya De Roye Olivan alias Gajah Merah harus menyerah kepada serdadu Negeri Matahari Terbit yang mengaku diri sebagai saudara tua bangsa Asia itu.Dari surabaya bersaama kelompok anggota kesatuannya dibuang ke kepulauan Ari di daerah Maluku. Selama dalam masa tahanan harus berpisah dengan keluarga yaitu ibu dan seorang kakak yang berusia belum 1 tahun. Tuhan baru mempertemukan mereka Kembali setelah kakak berusia 7 tahun. Almarhum ayah banyak menceritakan pengalamannya selama menjadi tawanan Jepang itu. Banyak kisah lucu, sedih dan perilaku kocak yang mempermainkan serdadu jepang. Bahkan bagaimana beliau belajar Bahasa Jepang dari komandan kamp tawanan dan akhirnya menjadi Tolok, istilah bagi penterjemah. Bukan Cuma itu beliaupun jadi kesayangan tantara Jepang khususnya untuk berburu binatang yang banyak hidup dihutan karena keterampilannya menembak. Salah satu kisah yang paling menarik yang kemudian itu jadi tulisan naskah yang dimuat di majalah sekolah adalah kisah tentang tenggelamnya sebuah kapal bernama “Miyemaru”. Kapal ini tenggelam dipantai kepulauan Aru akibat kena torpedo pasukan sekutu saat selesai membokar muatan perlengkapan dan perbekalan militer. Para tawanan yang telah selesai membongkar muatan dan mengangkutnya ke darat terkejut ketika mendengar dentuman keras di pantai. Ketika ditanyakan kepada tantara Jepang, mereka mengatakan kapal tenggelam karena ditubrik “Sakana” yang artinya ikan. Berapa besar ikan yang bisa menenggelamkan satu kapal sebesar itu. Mereka lupa kalau yang dihadapi juga adalah tantara yang paham tentang persenjataan militer. Sungguh terlalu dipikirnya tawanan-tawanan ini adalah pribumi yang bodoh tidak mengerti apa-apa.
Ketika kuliah di Akademi Gizi Jakarta di tahun 1971 ada kesempatan duduk di Senat Mahasiswa sebagai Sekretaris Umum. Salah satu tugas yang diberikan adalah mengasuh majalah kampus “ACTION” singkatan dari Academy of Nutrition.Peluang menulis semakin terbuka karena keadaan yang sering memaksa. Tatkala tidak ada naskah yang masuk terpaksa harus bertanggungjawab menulis untuk dimuat agar majalah dapat naik cetak dan terbit tepat pada waktunya sesuai jadwal. Berbekal sekelumit pengalaman ini pengalaman ini ketika lu;lus dari akademi gizi tahun 1975 dan mendapat kesempatan membatu staf redaksi di salah satu Majalah milik Selecta Group menulis artikel untuk mengisi rubrik Kesehatan dan Gizi. Begitu juga ketika bergabung dengan UNICEF suatu badan PBB untuk Kesehatan ibu dan anak selama lebih kurang 25 tahun, keterampilan menulis semakin dituntut. Selain menulis laporan juga mengabadikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di desa terkait dengan berbagai masalah sosial dasar. Terpaksa harus meningkatkan kemampuan diri tanpa bimbingan, hanya mengandalkan naluri dan referensi sekedarnya. Kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan diusia yang beranjak senja juga ditempuh melalui Pendidikan tinggi di Fakultas Public Relations Universitas Mercubuana-Jakarta
Dihitung-hitung ada beberapa artikel dan tidak kurang dari 60 puisi tertulis berisi berbagai pengalaman tentang kehidupan manusia terutama tentang penderitaan insan dalam kemelut perebutan kekuasaan di Timor Timur yang kini menjadi Timor Leste. Artikel-artikel tentang masyarakat dan desapun ketika mengabdikan diri sebagai Tenaga Ahli di Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat dan Desa sejak tahun 2017-2012 beberapa masih tersimpan. Sejak lama keinginan untuk menuangkan semuanya itu dalam bentuk buku yang diterbitkan terpendam dalam dada dan senantiasa terselip dalam doa dan harapan suatu saat impian ini akan terwujud.
Semoga undangan Om Jay juga ajakan uda Thamrin yang berlapang dada memberi kesempatan dan membuka peluang mewujudkan keinginan yang sudah sekian lama terpendam mendatangkan berkah dan manfaat untuk dipersembahkan kepada masyarakat banyak. Semoga. (Abraham Raubun)