Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Ketika bertugas ke Kota Blitar, tentu saja berkunjung ke Mak itam Bung Karno (MBK) di Kelurahan Bendogerit, Sananwetan Kota Blitar tidak terlewatkan.
Tetapi selain itu ada satu hal yang membangkitkan kenangan masa kecil bersama kawan-kawan di Desa Sukahayu, kecamatan Rancakalong-Sumedang. Kenangan memancing ikan wader di sungai.
Ketika tiba waktu makan siang teman-teman mengajak makan di rumah makan “Jeng Sus”. Menu khasnya ikan wader goreng dalam paket nasi pecel. Selain itu tersedia juga lauk pauk yang lain.
Ikan wader atau beunter orang Sunda menyebutnya,
memang sudah jarang ditemukan, tetapi ada beberapa rumah makan seperti di daerah Jawa Barat kadang-kadang Ikan ini masih dapat ditemukan. Bahkan di Pekalongan dan
di Tanjung Benoa, Nusa Dua Bali beberapa rumah makan menyediakannya.
Wader merupakan Ikan sungai berukuran kecil. Dulu kami sering memancingnya. Umpannya cukup menggunakan nasi atau tahu. Ikan ini termasuk Ikan yang rakus sehingga cepat menyambar umpan. Sering bergerombol karena itu yang terpancing banyak. Hasil tangkapan kami goreng, disantap dengan nasi hangat dan lalapan serta tak ketinggalan sambal “dadakan”. Rasanya renyah dan gurih.
Wader umumnya hidup
di sungai-sungai yang tidak terlalu dalam atau di pinggir rawa yang cukup jernih. Ukurannya antara sebesar jempol tangan hingga 4 jari.
Termasuk anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar di Indonesia bagian Barat, Indocina, dan Filipina. Banyak sebutannya antara lain cakul, puyan tanah atau sepadak.
Referensi mencatat adalah Van Haselt seorang peneliti menemukan ikan wader bintik pertama kali pada tahun 1823. Kemudian diberi nama ilmiah Barbus maculates. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Achille Valenciennes. Namun nampaknya Ikan ini tidak dibudidayakan karena mungkin tidak mudah.
Sebagaimana jenis Ikan yang lain, wader juga merupakan sumber protein yang tinggi, disamping asam lemak Omega 3. Ini termasuk lemak yang baik bagi tubuh dan otak. Asam lemak ini bahkan tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tapi juga psikis. Asam lemak ini merupakan zat gizi esensial, yang tidak diproduksi oleh tubuh sehingga harus mendapatkannya dari makanan. Wader merupakan salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan.