Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Tergerak dan tersentak hati ini membaca seuntai pesan yang diposting seorang rekan pagi ini di group WA, selarik kalimat berbunyi “Orang beradab sudah pasti berilmu orang berilmu belum tentu beradab”
Ada dua kata kunci di dalamnya. Begitu kuat tersirat alasan dibalik meletakkan kata adab di depan kata ilmu jika direnungkan lebih dalam.
Makna kata adab menunjukkan kehalusan dan kebaikan budi pekerti, atau kesopanan, tata krama dan ahlak
Inti dasar dari adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, tentu semua agama dan kepercayaan pada hakikatnya demikian.
Ketika seseorang dikatakan beradab tentu ia mempunyai budi bahasa yang baik; berlaku sopan berdasarkan ketentuan dan nilai-nilai dan norma-norma agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Ketika menelusur kata peradaban kita dihadapkan pada pengertian berkenaan dengan kecerdasan, kebudayaan, lahir batin.
Disini membentang hal-hal terkait sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan.
Sedangkan dalam makna kata ilmu pengertian yang diberikan berupa
usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Dalam aplikasinya, tentu adab dan ilmu haruslah seiring sejalan menyatu padu. Jika tidak tentu akan ada sikap dan perilaku menyimpang dari norma atau aturan-aturan yang diamanahkan agama yang jadi panutan
Dalam kenyataan juga tak dapat disangkal bahwa begitu banyak orang berilmu yang lupa atau bahkan tak peduli lagi menempatkan adab sebagai kekang menerapkan ilmu yang dimiliki dalam menjalani kehidupan
Tak sedikit mereka yang terpuruk dan terperosok dalam menyalahgunakan kedudukan dan kekuasaan adalah orang-orang berilmu dan berpendidikan.
Entah bagaimana cara berpikir mereka, dan entah apa yang mendorong nurani mereka meninggalkan adab yang seharusnya ditempatkan didepan ilmu yang dimilikinya. Jelas-jelas ilmu memberikan pemahaman tentang kenyataan dalam kehidupan yang berahlak
Kisah bantuan bagi masyarakat yang tak sepenuhnya diberikan, menerima imbalan meski harus mengorbankan mereka yang lebih membutuhkan, dan banyak lagi hal menyimpang dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan serta menari diatas penderitaan orang lain, tatakrama dan sopan santun tak lagi dihiraukan.
Kesemuanya itu kini banyak menjadi suguhan dan agenda setting dari media menjadi menu pelengkap kehidupan dari hari ke hari
Seakan sudah jadi peradaban yang menjurus menjadi budaya dan melekat secara lahir dan batin didalam kehidupan manusia masa kini
Akankah adab selalu dipertahankan dan tetap dikedepankan oleh mereka yang berilmu dalam menjalani kehidupan?
Jawabnya ada dalam ketekunan menerapkan norma atau aturan agama yang jadi panutan. Untuk itu beradablah wahaj semua orang yang berilmu…. adab dulu baru ilmu. Karena orang yang beradab sudah pasti berilmu dan orang berilmu belum tentu beradab.