Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Ini jajanan masa kecil. Dulu banyak ditemukan dibeberapa daerah, semisal di Jawa Barat. Pohonnya umumnya cukup tinggi. Banyak tumbuh di halaman-halaman rumah. Untuk memetiknya harus dipanjat atau menggunakan galah.
Banyak orang mencari buah duwet. Di Filipina buah ini dikenal dengan nama duhat, di Malysia jambulan, sedangkan di Indonesia ada yang menyebutnya jamblang
Buah yang jika matang berwarna merah keunguan ini memang sekarang sudah jarang ditemukan dulu banyak dijajakan orang, dibawa berkeliling, dipikul dalam keranjang. Yang khas pasti ada semangkuk garam dibawa serta oleh sang penjual. Jika membelinya buah diwadahi daun pisang, dipincuk istilahnya. Lalu buah ditaburi sedikit garam. Wah, saat itu nikmat rasanya menyantap buah itu.
Rasanya sepat-sepat asam dan manis. Rupanya garam dapat mengurangi rasa sepatnya. Jadi menyajikan rasa yang unik. Namun konon banyak orang meyakini kalau buah ini punya manfaat khusus. Dicari orang untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
Memang banyak yang meyakini buah duwet atau jamblang ini dapat membantu menurunkan kadar gula dalam darah atau glukosa terutama bagi para penderita diabetes melitus tipe 2. Tipe ini umumnya muncul pada usia dewasa.
Mengapa gula darah dapat tertumpuk dalam darah? Ini umumnya disebabkan oleh organ pankreas yang tidak mampu menghasilkan insulin, zat atau hormon yang tugasnya merubah glukosa menjadi glikogen an disimpan dalam hati atau otot sebagai persediaan energi yang sewaktu-waktu diperlukan. Atau kalaupun pankreas masih dapat menghasilkan insulin, bisa jadi ada sel-sel dalam pankreas yang disebut reseptor tidak berfungsi. Karena itu ada pendapat yang menganjurkan untuk diabetes, tidak bertumpu pada hanya penggunaan obat menurunkan kadar gula dalam darah, tetapi dilakukan upaya memperbaiki fungsi pankreas atau reseptor dalam pankreas.
Memang banyak obat-obatan untuk menurunkan kadar gula dalam darah, misalnya yang dapat membantu membuang glukosa lewat urin. Selain itu mengatur makanan baik jumlah, jenis dan waktu makan, disertai dengan olah raga teratur sangat dianjurkan untuk penderita diabetes tipe 2 ini. Sedangkan untuk Diabetes tipe 1, memang sangat perlu dibantu dengan insulin.
Soal khasiat buah duwet atau bahan makanan lain yang diyakini memiliki khasiat tertentu untuk menyembuhkan penyakit tertentu jelas memerlukan bukti-bukti hasil penelitian ilmiah.
Khasiat tanaman herbal seperti duwet atau yang lain biasanya dikemukakan berdasarkan pengalaman individu yang bisa saja berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
Tetapi memang sekarang, didukung dengan kemajuan teknologi yang pesat, kemungkinan Pengembangan obat-obat herbal atau yang berbasis tumbuh-tumbuhan semakin terbuka peluangnya.
Potensi ini di Indonesia sangat besar. Di dunia Indonesia memiliki potensi nomor 2 setelah Cina. Potensi ini perlu digali dan dikembangkan. Implikasinya menuntut kompetensi sumberdaya manusia yang menguasai teknologi modern yang memadai.
Sejak turun-temurun, pengobatan tradisional dipercaya oleh masyarakat Indonesia untuk mengatasi berbagai penyakit. Namun, pengobatan herbal tradisional masih kalah pamornya dengan gempuran produk herbal dari luar, misalnya dari China.
Tetapi sekarang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah memiliki lembaga yang disebut Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) yang berfokus pada pengembangan obat tradisional dan herbal.
Kini masalahnya bukan bisa atau tidak bisa memanfaatkannya, tetapi mau atau tidak mau mendayagunakannya.
Boleh dong kalau ada bibitnya. Baru makan ke gigi ungu semua