MENIMBA HIKMAT DUNIA LITERASI

Terbaru26 Dilihat

Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom

Bergabung dalam satu komunitas literasi saya mendapat manfaat luar biasa. Sungguh sangat menambah wawasan yang berguna untuk peningkatan hasrat dan keterampilan menulis.

Dari berbagai tulisan yang disajikan oleh para penulis berpengalaman saya memetik banyak pelajaran. Imbauan seperti menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi yang disajikan om Jay sang guru blogger Indonesia misalnya sangat mengundang rasa penasaran untuk menulis setiap hari dan melihat hasil yang terjadi. Tulisan ibu Sumarjiati, Kalimat Efektif sangat menyentuh ranah kognitif. Demikian juga dengan beberapa tulisan lain yang menarik dan bermanfaat dalam menjelajah dunia literasi.

Tantangan yang dibentang oleh YPTD dalam rangka memperingati hari ulang tahun yang pertama dalam bentuk kompetisi menulis sangat menantang dan mengajak. Ditambah pula dengan program KMAA, Karena Menulis Aku Ada yang nampaknya terinspirasi oleh kata-kata Cogito Ergo Sumnya Rene Descartes sang filsuf Perancis itu, menjadi program prioritas YPTD mengawali usianya yang kedua.

Dengan adanya program ini semua penulis nampaknya sangat tergerak bergairah penuh semangat untuk menghasilkan karya tulisnya selama 40 hari. Ini artinya tiada hari tanpa menulis selama kurun waktu tersebut, tanpa jeda untuk mengalirkan tulisan masing-masing yang bermuara pada sejilid buku sebagai mahkota kebanggaan penulis yang meninggalkan jejak abadi.

Terbetik pertanyaan dalam diri mampukah hal ini dilakukan. Namun semakin dipikir makin melintir. Apa lagi dikatakan menulis tanpa rencana. Bagaimana pula ini dimaknai. Tetapi teringat kata-kata asing “if you do not read, you can not write”. Ini memacu untuk membaca apa yang diposting oleh para peserta KMAA. Apa lagi di katakan “Say what you want to say and write what you want to write”. Sooo…tulis sajalah hal yang dirasakan dan yang dipikirkan. Ini tentu saja menuntut semua indra yang dimiliki untuk menjadi lebih peka. Apa yang dilihat, apa yang di dengar, apa yang dialami dan dirasakan ternyata bisa menginspirasi lahirnya suatu tulisan. Tentu saja kaidah-kaidah menulis harus tetap diperhatikan agar tulisan enak dibaca dan maknanya mudah dipahami.

Salah satu sumber pengetahuan menulis adalah membaca berbagai tulisan para penulis yang bergabung dalam komunitas literasi yang difasilitasi YPTD. Berbekal pengetahuan saja tidaklah cukup tanpa disikapi dan diterapkan untuk mengasah keterampilan. Dengan kata lain harus tahu, mau dan mampu. Itulah sejatinya makna suatu kompetensi.

Saya mencoba memenuhi komitmen menulis setiap hari. Memang jauh sebelum YPTD mencanangkan KMAA saya sudah membuat komitmen untuk menulis setiap hari. Ketika mengintip dashbor YPTD tak kurang dari 19 judul terkait berbagai aspek sudah diposting dalam tenggang waktu satu bulan ini. Belum lagi kini sudah selesai sekitar 23 tulisan khusus terkait dengan Bahan makanan Fungsional (Functional Foods) tersimpan dalam file. Memang ada keinginan untuk menerbitkannya menjadi sejilid buku. Isinya makanan atau bahan makanan khususnya nabati dan hewani dari yang pernah di cicipi di berbagai daerah yang dikunjungi atau ketika masa kecil di desa. Tantangan yang menghadang kini harus mampu menyelesaikan 17 judul lagi kalau ingin menggapai jumlah 40. Semoga harapan ini dapat terpenuhi.

 

Tinggalkan Balasan