YPTD MEMBENTANG CAKRAWALA LITERASI

Literasi, Terbaru, YPTD93 Dilihat

 

Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom

Setahun sudah usia YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan). Dirgahayu YPTD disampaikan oleh berbagai pihak dan insan penulis sebagai ungkapan rasa memiliki ikatan batin dalam dunia literasi. Makna ucapan panjang umur ini patut disampaikan sebagai doa tulus mengingat Visi dan Misi YPTD yang mewakafkan diri untuk kemaslahatan umat khususnya di bidang literasi yang terinspirasi dari mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mengenal Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) bagi saya ibarat musyafir menemukan oase di padang gurun. Betapa tidak, rasa dahaga untuk menulis dan menjadi seorang penulis yang selama ini ingin menerbitkan tulisannya, dirasakan mulai terlampiaskan. Terlebih ketika untaian-untaian kalimat yang mengisahkan tentang berbagai segi kehidupan bermuara pada wujud buku. Sebagaimana ujar bijak menyatakan buku sebagai jendela dunia yang juga merupakan mahkota seorang penulis yang membanggakan.

Rasa puas berbalut syukur memenuhi relung hati, meski sebagai penulis pemula masih sedikit terselip rasa tak percaya diri. Semburat rasa gembira terpancar seraya doa pun dibisikan naik membumbung kepada Sang Pencipta setiap kali membaca pemberitahuan Uda Thamrin Dahlan tentang disetujuinya permohonan yang diajukan guna memperoleh ISBN ke Perpustakaan Nasional. Setidaknya sudah empat kali dalam kisaran waktu hampir setahun kehormatan itu disematkan pada saya oleh YPTD. Masih ada tiga judul buku lagi dalam rancangan untuk kembali diajukan dengan harapan akan dapat pula diterbitkan.

Berawal dari kebingungan untuk menerbitkan karya tulis yang telah lama selesai. Ada berbagai tulisan bersama teman-teman seprofesi di bidang Gizi yang dituangkan dalam bentuk puisi yang dimaksudkan membentang cakrawala gizi Indonesia. Ada pula berbagai pengalaman di bidang pelatihan dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa serta beragam hal terkait dengan pembangunan masyarakat dan desa. Jika sejenak menengok ke belakang, saat itu kesemuanya terasa hampa tak berguna. Sesuatu yang hanya sebagai hasil menghabiskan waktu apa lagi dimasa pandemic seperti ini, seakan tak ada pekerjaan lain yang lebih berguna untuk dilakukan.

Semua rasa hampa itu mulai sirna ketika seorang kawan kuliah waktu di Akademi Gizi dulu yang kebetulan juga rekan kuliah Uda Thamrin Dahlan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia memperkenalkan YPTD. Sejak itu cakrawala literasi mulai terbentang dalam semangat mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Imbauan dan dukungan para pakar berpengalaman, senior-senior dalam dunia tulis menulis yang tergabung dalam komunitas literasi yang difasilitasi YPTD, bagaikan suluh yang menerangi remangnya jalan kelam yang ditempuh untuk menghasilkan rangkaian kalimat untuk menuangkan bayang angan dan gagasan  dalam pikiran dan perasaan. Ternyata menulis bukan hanya sekedar menulis saja, tapi juga banyak aspek pendukung yang harus diperhitungkan agar tulisan enak dibaca, demikian disuratkan oleh salah seorang penulis dalam wahana karya tulis yang disiapkan YPTD.  Wahana ini dapat dipandang sebagai medan uji keberanian untuk menyampaikan hasil buah pikiran yang dirangkai dalam kalimat-kalimat bermakna.

Untuk lebih meningkatkan pemanfaatnya langkah YPTD yang dilakukan menarik jika disimak. Dengan menetapkan persyaratan memuat 10 artikel setiap kali satu buku akan diterbitkan serta untuk menggapai target buku yang diterbitkan dalam setahun, wahana ini sangat berdaya guna. Hal ini mendorong para penulis untuk bergiat dengan kreatif menghasilkan karya tulis yang diterbitkan dengan nomor baku buku yang terstandar dan bergengsi. Tidak heran kalau imbauan menulislah setiap hari dan saksikan apa yang terjadi, menulis, menulis dan menulislah sungguh menjadi resep mujarab pendorong semangat para penulis.

Bukan hanya itu forum-forum pertemuan lewat komunikasi dalam jejaring teknologi yang dikenal dengan Webinar sangat memberi peluang untuk membuka dan menambah wawasan dalam hal tulis menulis serta meningkatkan keterampilan bagaimana berbicara menyampaikan pesan secara efektif di depan umum. Paparan para nara sumber tentang berbagai topik Pendidikan sangat bermanfaat meningkatkan kompetensi para pendidik sekaligus menambah kredit poin untuk mencapai jenjang karir yang kebih tinggi serta membuka wawasan insan pemerhati literasi.

Juga wahana yang disediakan merupakan ajang pengikat tali silaturahmi antar sesama penulis yang penuh dengan sapa dan doa disamping berbagi informasi dan pengetahuan diantara sesama anggota. Acara bedah buku menjadi ajang diskusi untuk mengembangkan wawasan tentang berbagai karya tulis seorang penulis. Lewat forum bedah buku ini kita dapat mendalami hal-hal yang menjadi sumber inspirasi sang penulis dan memahami latar belakang untuk melahirkan suatu tulisan, entah itu dari sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan atau pun yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Memang terkadang ada secuil rasa yang tak terpuaskan ketika mengikuti forum-forum webinar saat ada hal yang menggelitik untuk ditanyakan atau keinginan mengutarakan pendapat sering tidak tersampaikan. Pasalnya bisa terjadi karena gangguan jaringan, peserta dalam jumlah yang banyak dengan antusiasme yang tinggi dan sarat dengan berbagai pertanyaan dan pendapat, waktu yang terbatas sehingga yang sering pertanyaan atau pendapat tidak dapat tersampaikan atau sempat direspon oleh narasumber. Ini memang menuntut kejelian seorang “host” atau pemandu acara dalam memilih dan memilah berbagai ragam pertanyaan dan pendapat yang muncul dari para peserta. Relevansi pertanyaan atau pendapat dengan topik pembahasan sering tersamar dan tidak menambah wawasan audiens, karena “host” hanya sempat menangkap sepintas apa yang tertulis dalam kolom chat ataupun siapa penyampainya yang sudah dikenal. Tetapi ini tidak jadi masalah, karena harus disadari  itulah keterbatasan-keterbatasan yang umumnya ada dalam dunia digitalisasi. Ada juga sesekali kerinduan untuk mendapat umpan balik dari tulisan yang dihasilkan, terutama yang bermuara menjadi buku dari mereka yang termasuk para penulis pemula. Dengan demikian acara bedah buku mungkin bisa menampilkan penulis pemula sehingga mendapat masukan untuk perbaikan di masa depan.

Kini YPTD semakin berkembang sebagai suatu Lembaga yang membantu para penulis untuk menerbitkan buku secara gratis, kini bergeser dengan mengganti istilah gratis menjadi pemberian seikhlasnya. Suatu hal yang wajar demi kesinambungan kiprah yang bermanfaat dalam waktu yang panjang. Bahkan lebih dari itu, disamping para penyandang dana yang sudah ada mungkin juga buku seorang penulis dapat dimiliki oleh penulis lain dengan memberikan penggantian dalam jumlah tertentu yang dimasukkan ke dalam kas YPTD. Dengan demikian para penulis dapat memiliki hasil karya penulis lain sekaligus mengisi kas YPTD demi kepentingan bersama. Itulah beberapa pemikiran yang sepintas terbetik untuk disampaikan kepada YPTD sebagai sumbangsih untuk pertumbuhan dan perkembangan YPTD di masa yang akan datang.

Selamat Hari Ulang Tahun Ke-1 YPTD

Salam literasi

Tinggalkan Balasan

1 komentar

  1. Bang Abraham Raubun
    Terima kasih atas support untuk YPTD. Kehadiran teman teman penulis dengan segala latar belakang sungguh suatu karunia bagi kita semua. Bisa saling berbagi. YPTD sesuai Visi dan Misi mewakafkan diri membantu teman teman penulis menerbitkan Buku ber ISBN dana seikhlasnya.
    Inilah yang bisa sama sama kita lakukan di tengah begitu banyak kendala menerbitkan buku bagi penulis yang telah memiliki naskah.
    Saat ini YPTD sedang proses di Perpusnas pengurusan ISBN Buku Abang ke 5. dan Buku mas Nurwendo
    Tulisan Bang Abraham ber kelas. Kosa kata dan diksi menunjukkan nilai sastra.
    Terima kasih telah berbagi menyambit Ultah ke 1 YPTD.
    Bersama kita yakin bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas Literasi YPTD .
    Salam Literasi
    YPTD