Abraham Raubun, B.Sc, S.Ikom
Hujan pagi itu masih turun rintik-rintik, hawa terasa dingin menusuk kulit. Jendela ruang kantorku di lantai dua sengaja kubuka. Jalan kecil di depan kantor terlihat lengang. Hanya sesekali terlihat pengendara motor melintas. Pekerjaanku yang menumpuk hampir selesai kukerjakan. Beberapa hari ini memang banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan. Lega rasanya melihat suasana alam itu tanpa beban pekerjaan.
Sayup-sayup terdengar suara perempuan menjajakan pisang goreng. Terbayang betapa nikmatnya menyantap pisang goreng dan kopi panas. Aku memang sangat suka pisang goreng.
Hujan turun semakin lebat, seakan dicurahkan dari langit. Suara penjual pisang gorengpun tak terdengar lagi. Hanya suara air hujan yang diselingi kilat dan petir sesekali. Rasa kuatir menyelinap memikirkan penjual pisang goreng itu. Pasti ia keinginan terguyur air hujan yang deras. Semoga ia mendapat tempat untuk berteduh. Aku turun kelantai satu menuju lobby kantor untuk melihat keluar. Kulihat seorang gadis penjual pisang goreng berteduh di sudut kantor, kupanggil dia. Aku terkejut melihat sosok gadis yang menghampiriku, Asih gadis yang selama ini menarik perhatianku.