Suka Duka Penjual Tahu Bulat digoreng Dadakan
Tahu bulat digoreng dadakan, lima ratusan anget-anget , itu suara yang saat ini sedang saya dengarkan di pinggir jalan pada pukul 23:00 hari Senin di daerah Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sumber suara itu berasal dari mobil bak terbuka yang menjajakan tahu yang berbentuk bulat dan makanan berbentuk panjang gilig rasa gurih yang disebut dengan Sotong.
Salah satu penjual tahu bulat, Sayank (30), mengatakan bahwa berjualan tahu bulat, tidak seperti orang lihat yang melihatnya enak. Tapi berjualan tahu bulat juga banyak risiko yang harus dihadapi, seperti diusir sama orang yang punya lahan , di usir sama tukang parkir dan dikejar petugas Sat Pol PP, apabila berjualan di pinggir jalan.
“Kami penjual tahu bulat banyak mempunyai risiko sendiri, seperti dikejar petugas Sat Pol PP sekitar daerah tempat kami berjualan , apabila kami berjualan di pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas,” kata Sayank (30) di Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (16/8/2021).
Menurut Sayank, ia menjual tahu bulat di Jakarta tidak menetap di satu tempat, melainkan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain yang banyak orang atau tempat yang ramai. Ia juga berjualan menggunakan mobil bak terbuka.
“Saya sering berjualan di tempat-tempat ramai di Jakarta seperti sekolahan , pinggir jalan tempat banyak orang hilir mudik atau perumahan yang banyak pembelinya kak,” ungkapnya sambil menyeka keringat yang memenuhi wajahnya.
Seperti diketahui mobil tahu bulat biasanya blusukan di komplek perumahan atau perkampungan , dimana di mobil berisi dua atau tiga orang laki-laki. Di ruang kemudi ada sopir yang merangkap jadi seseorang yang menjajakan jualannya menggunakan speaker.
Sedangkan di bak belakang, ada satu atau dua orang lelaki remaja atau dewasa muda yang siap melayani pembeli. Satu orang sibuk menggoreng dan satu orang lagi menjadi penerima uang pembelian dan memberikan uang kembalian. Kadang tukang goreng merangkap menjadi penerima uang.
Suara dari Pengeras suara “‘tahu bulet digoreng dadakan, enak coy’,” yang dahulu viral sekarang ini malah sering dianggap mengganggu penduduk atau penghuni perumahan jika mereka melintasi daerah tersebut, begitupun disaat pandemi seperti sekarang ini, penjualan dan pendapatan para penjual tahu bulat sangat menurun drastis jika dibandingkan sebelum Pandemi.
Sayank mengatakan apalagi saat PPKM sekarang ini, kami berjualan mulai pukul 13:00 siang hingga pukul 03:00 dini hari tetapi hanya mendapatkan pendapatan sebesar Rp 60.000 per orang, yang menurutnya tidak sepadan jika dihitung capek nya dan modal yang sudah dikeluarkan saat mereka berjualan , begitu keluh kesah yang mereka katakan ….
—— Akan kah Tahu Bulat digoreng Dadakan akan tetap eksis ? ——–
Semoga Pandemi Cepat Berlalu dan Indonesia Sehat kembali , Begitu Doa yang mereka panjatkan ….. AAmiin ….