Tradisi Acara 17 Agustusan di Semarang

Terbaru208 Dilihat

Tradisi Acara 17 Agustusan di Daerahku

Bendera Merah Putih

Bulan Agustus di setiap tahunnya selalu jadi bulan yang meriah di Indonesia karena seluruh warga di berbagai penjuru Indonesia sangat antusias untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Bukan hanya menghias dan mendekorasi kampung dan tempat tinggal dengan berbagai pernak-pernik dan atribut khas 17-an, di beberapa daerah juga biasanya sering diselenggarakan tradisi lainnya yang membuat perayaan semakin meriah.

Meskipun tahun ini kita tidak bisa menyelenggarakan tradisi-tradisi ini karena pandemi, tak ada salahnya kita mengetahui beberapa tradisi unik yang biasa dilakukan oleh masyarakat untuk memeriahkan HUT RI di daerahnya masing-masing, adanya pandemi saat ini membuat perayaan kemerdekaan menjadi lebih terbatas. Buat kamu yang rindu momen kemerdekaan, jangan dulu khawatir. Kamu tetap bisa merasakan momen kemerdekaan dengan throwback tradisi masyarakat Indonesia saat 17 Agustus-an berikut ini.

Obor Estafet, Semarang

Ganjar Pranowo lepas peserta obor estafet

Tradisi yang tidak kalah unik dan meriah juga dilakukan oleh warga Semarang, tepatnya di Kelurahan Papandayan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah. Masyarakat melakukan lari obor estafet. Acara ini juga sudah dilakukan sejak lama lho, kurang lebih 30 tahun. Yang menjadi peserta dalam lomba lari sambil membawa obor ini adalah para atlet terbaik di Semarang. Tradisi obor estafet menjadi tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat di Semarang saat menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Dalam tradisi ini, masyarakat biasanya akan melakukan lari estafet dengan membawa obor. Namun, tradisi ini hanya dilakukan oleh para atlet lari yang telah berpengalaman.

Di Semarang, Jawa Tengah ada tradisi yang sudah ada sejak 32 tahun lalu dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Tradisi tersebut adalah lomba lari estafet. Uniknya, lomba ini dilakukan pada malam hari. Para peserta membawa obor yang menyala dan secara estafet diulurkan kepada rekannya, mengitari jalur yang telah ditentukan hingga mencapai garis finish.

Sahabat mungkin penasaran, kenapa harus menggunakan obor? Apa yang istimewa dengan obor? Obor dianggap sebagai simbol semangat dari para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun penggunaan obor di tradisi ini tentunya memiliki filosofi, yakni simbol semangat para pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Filosofi dari tradisi ini adalah obor yang dipercaya sebagai simbol semangat yang berapi-api dari para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Lomba ini bisa diikuti siapa saja, baik laki-laki, perempuan, anak-anak maupun orang dewasa. Acara ini biasanya diadakan malam hari pada 17 Agustus.

Lewat tradisi ini, para atlet ingin menyampaikan pesan untuk terus semangat melanjutkan para perjuangan layaknya pahlawan. Nah, melalui lomba obor estafet ini, masyarakat diharapkan dapat mencontoh semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka dalam mengisi kemerdekaan.

Tirakatan , di Semarang

Tirakatan Harlah Pancasila, Wali Kota Semarang Ajak Masyarakat Kuatkan  Persatuan Indonesia - Awal.id

Kalau Malang punya Barikan, masyarakat Yogyakarta punya Tirakatan. Tradisi ini bahkan juga sama-sama dilakukan pada tanggal 16 Agustus malam dan berisi doa bersama, renungan jasa pahlawan, hingga makan bersama. Agar lebih meriah, Tirakatan kadang juga diselingi potong tumpeng bersama dan penyerahan hadiah lomba 17 Agustusan. Jadi, tak heran kalau Tirakatan bukan hanya dihadiri para sesepuh dan pejabat desa, tapi juga anak-anak.

Meskipun perayaan Tirakatan terbatas dilakukan di tengah pandemi, kamu tetap bisa bagi-bagi hadiah 17 Agustus-an. Pasalnya ada banyak produk kreasi masyarakat Semarang yang bisa kamu beli secara online , tradisi tersebut bisa dilakukan di tengah pandemi,  berarti kamu tak bisa ikut merayakan hari kemerdekaan. Kamu bisa tetap berkontribusi dengan cara disiplin protokol kesehatan 6M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, serta menghindari makan bersama) saat harus beraktivitas di luar dan ikut program vaksinasi.

Gubernur Ganjar juga mengajak masyarakat saat malam tirakatan untuk mendoakan agar panademi Covid – 19 segera berakhir. Sehingga masyarakat bisa segera kembali beraktivitas seperti sedia kala.

“Yuk kita doa bersama, mendoakan bangsa ini agar ikhtiar lahir yang kita kerjakan itu mendapat energi dari ikhtiar batin atau spiritual. Mudah-mudahan pandemi ini lekas berlalu,” ajak pak Ganjar.  Meski tirakatan diizinkan, Ganjar tetap melarang lomba 17 agustusan,  Jika memang ingin memeriahkan kemerdekaan dengan lomba, dia minta dilakukan secara virtual.

“Lomba-lomba nggak usahlah. Kalau mau lomba, yang virtual saja, agar tidak ada kerumunan dan tidak terlalu banyak bersentuhan. Kalau lomba seperti biasanya, itu risikonya tinggi, daripada menyesal kemudian, lebih baik jangan,” pesan Ganjar.

Salam Prokes, Merdeka !!!

 

Tinggalkan Balasan