Hukum yang keliru

Terbaru50 Dilihat

Teruntuk pengadilan yang tidak berpihak pada syariat…

Saya tidak pernah merasa kecewa pada anda pak hakim, saya tidak pernah merasa marah kepada anda pak pengacara pengugat.

Saya tau, kapasitas anda sebagai pengacara penggugat adalah membela client anda, tapi seperti anda ketahui, saya datang sendirian, membawa berkas dokumen nyata dan dosa yang saya akui di depan banyak orang.

Saya tau pak hakim berusaha untuk berlaku adil, namun tidak mengijinkan saya membela diri dan memberikan penjelasan secara langsung bagi saya anda sudah berat sebelah. Pak hakim, tugas anda di dunia ini berat, dan pertanggungjawaban anda di akhirat jauh lebih berat. Dimana anda melemahkan syariat Islam, yang berusaha kami junjung tinggi.

Pak pengacara, kau tertawa dengan bangganya merasa menang, pongah, merasa benar, taukah RIBA yang kau bela ini suatu hari nanti yang akan menghukum dirimu jauh lebih berat dari hukuman yang aku terima.

Aku tak pernah kecewa pada kalian. Kalian hanya makhluk Tuhan yang naif, yang tidak bertanya pada naluri, dan tidak punya kepentingan memberantas RIBA.

Serang aku dan kelompok kelompok lainnya yang berusaha menghindari RIBA, karena bagiku taubatku dan jalan hidupku cukup jadi alasan TUHAN akan menolong aku dan mengeluarkan aku dari keadaan ini.

Aku tidak percaya keadilan dunia, dimana yang berkuasa sering mendapatkan keadilan dan kami yang lemah dan berbeda pemahaman akan dengan mudahnya kapan berikan hukuman.

Ini hanya masalah dunia. Dunia yang sementara, keadaan yang sewaktu waktu bisa berubah.

Teruntuk orang yang mengenalku, menganggap ku sahabat, menganggap ku teman, aku hanya meminta maaf pada kalian, jika hijrahku ini membuat kalian tak nyaman, merasa tersindir dan tersinggung dengan kata kataku. Tanyakan hati nurani kalian.

Aku hanya makhluk lemah, yang menguatkan langkahku biarpun berbahaya untuk mengakui dosa dan kesalahanku.

Maaf, aku tak pernah malu mengakui dosa yang pernah kuperbuat. HUTANG yang kau anggap aib bagiku hanya sebuah pengakuan yang harus aku ungkap.

Aku tak pernah malu untuk mengakui hutang RIBA yang pernah aku ambil. Silahkan kalian caci aku, silahkan kalian bergunjing dibelakang ku. Karena sungguh aku tak melihat kalian jauh lebih baik juga dari aku.

Aku dan kamu sama sama pendosa, bedanya aku mengakui, dan kamu ditutupi aibnya. Kamu masih manusia bukan malaikat yang tanpa dosa.

Pasrah, yaaa aku sudah lakukan ini, ku jalani hidupku dengan kondisi pasrah, aku pasrahkan kepada petunjuk Tuhan yang akan mengeluarkan aku dalam kondisi seperti ini.

Beruntung aku menyadari sekarang, saat nafas masih ada dalam diri, aku masih bisa berusaha untuk jadi yang lebih baik, harapanku hanyalah aku mati dalam keadaan taubat.

Aku tak pernah perduli kalian membicarakan keburukanku. Namun aku bersyukur, semakin banyak hinaan dan cacian untukku maka pahala yang aku dapat juga sebanding dengan semua perlakuan itu.

Ikhlas, aku mengikhlaskan semua keadaan ini. Teruntuk saudaraku, orangtuaku, temanku dan kalian semua yang meragukan kasih sayang Tuhan, tolong ingat satu hal, bahwa kalian tidak akan pernah bisa hidup tanpa restu dan Rahmat dari Tuhan. Karena kehendaknya kalian hidup dan tertawa, ingat bahkan daun yang gugur pun semua atas izin Tuhan.

Puas puaslah kalian saat ini, pak hakim, pak pengacara, akan datang pertanggungjawaban atas kejadian yang menimpa atas ketidak Adilan yang aku dapat karena syariat Islam yang aku junjung tinggi.

Tinggalkan Balasan