Alhamdulillah…
itu kata pertama yang pantas keluar dari semua makhluk hidup yang ada di bumi ini. karena sampai saat ini kita dapat melewati masa-masa sulit di tengah pandem. kita masih bisa merasakan banyak keberkahan, banyak rezeki dan nikmat.
Di awali pagi ini hari Senin 1 Februari 2021, aku mulai melaksanakan tugas sebagai guru di salah satu SMP swasta. meskipun hari ini tidak ada jadwal mengajar tetapi monitoring peserta didik menjadi tanggung jawab ku sebagai wali kelas.
Memberikan motivasi, menyapa Peserta Didik dan Orangtua/Wali melalui WhatsApp grup. Memeriksa presensi foto peserta didik kemudian melaporkannya kepada kepala sekolah.
Beberapa guru sudah mulai memberikan materi pelajarannya melalui WhatsApp dan Google classroom. tapi entah kenapa rasanya sepi, hanya memberikan materi lalu ditinggalkan.
Peserta didik pun terlihat kurang aktif dalam komunikasi, karena mungkin mereka merasa tidak bertemu langsung dengan gurunya.
Seringkali Aku jenuh dengan aktivitas yang monoton seperti ini. Tapi ini lebih baik, daripada kita hanya terbaring lemas sakit tak berdaya tanpa mentransfer ilmu yang kita miliki.
Berangkat menuju sekolah, barangkali ada beberapa Peserta Didik yang mengalami kesulitan sehingga mereka hadir di sekolah. Dan benar saja, tak lama setelah sampai di sekolah 4 murid ku hadir dengan rambut yang sudah panjang efek pandemi. karena tidak ada yang mereka turuti untuk memotong rambut, akhirnya aku sarankan mereka untuk memotong rambut terlebih dahulu. 1 anak diantaranya sudah rapi dan 2 anak lapor tidak punya uang untuk potong rambut. Kuberikan uang seadanya, dengan harapan mereka terlihat lebih baik dan Ku komunikasikan ke orangtua mereka sehingga mereka paham bahwa ini semua demi kebaikan anak-anak mereka.
Alhamdulillah respon orangtua positif, dan memang aku yakin semua orangtua pasti sudah memotivasi anaknya untuk menjadi lebih baik, hanya saja seringkali anak-anak tidak mau mengerti atau lebih ingin terlihat bebas di masanya.
Waktu menunjukkan pukul empat aktivitas sholat dan makan siang hari telah kulalui, saatnya pulang. Hujan, tapi hari sudah mulai malam tetap kupacu motorku agar segera sampai di rumah. Terbayang wajah 2 putraku menunggu Bundanya di rumah.
Alhamdulillah, sampai rumah dengan selamat. Senangnya bercengkrama dengan mereka, menyuapi si kecil makan dan mengajari si sulung yang sudah duduk di kelas 4 tugas PJJ.
WhatsApp hp-ku berbunyi, ternyata ada orang tua yang mengirim pesan.
Bertanya tentang kondisi belajar anaknya. Apakah ada tugas yang belum diselesaikan, apakah bisa menyusul untuk tugas yang belum dan bagaimana agar anaknya bisa konsisten dalam PJJ.
Si Ibu mulai kewalahan dengan anaknya, karena hanya diam jika ditanya tentang PJJ. Tapi di situlah letak Tuhan menguji umatnya. Apakah yang ia titipkan bisa dirawat dan dijaga dengan baik? apakah manusia lulus dari ujian yang ia berikan?.
Aku hanya bisa bilang “sabar ya Bu, karena kami para guru juga seperti itu”, harus memahami 24 Peserta Didik yang ada di kelasku.
Tetap semangat para Guru dan Orangtua, di manapun kita berada inilah usaha kita, salah satu cara terbaik kita dalam menghadapi ujian yang diberikan Tuhan.
Lakukan yang terbaik dalam hari-hari kita, maka kebaikan akan menghampiri kita,
Aku yakin ini hanya sementara.
Rismaningsih
Tangerang, 01 Februari 2021
23.13