02 Februari 2021

Terbaru44 Dilihat


Sungguh…
ingin punya sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
dan hari ini, setelah sekian lama menggunakan aplikasi editing canva Aku baru tahu kalau canva bisa membuat bingkai untuk video. Selama ini ku berfikir kalau aplikasi editing video yang digunakan adalah aplikasi rumit, berat dan berbayar.

Ternyata… Canva solusinya. ya, semua harus dipelajari dan dipahami. Mengeksplor aplikasi atau fasilitas yang ada untuk dikembangkan menjadi lebih baik dan bermanfaat tentunya.
Setelah tahu, langsung deh bikin flyer promosi sekolah kemudian share ke kepala sekolah dan diterima.

Senang banget rasanya. Aku tidak bisa memberikan bantuan banyak untuk sekolah, setidaknya aku sudah berusaha untuk mempromosikan sekolah melalui flyer yang aku buat untuk mendapatkan kan peserta didik lebih banyak agar sekolah bisa terus berkembang dan bermanfaat di masyarakat.

Waktu sudah pukul 8.30 ketika aku di sekolah. Mengkondisikan anak kelas dilanjut dengan mengajar. mengajar yang kadang masih monoton menurutku. karena jujur aku bingung, jika terlalu banyak melakukan virtual ataupun meminta Peserta Didik melihat YouTube, mereka banyak tidak bisa karena keterbatasan kuota dan sekarang pun rasanya kuota dari pemerintah sudah terhenti.

Jadi PJJ ku lebih aktif di WA grup di samping virtual minimal sebulan sekali. Berharap pandemi usai dan kita bisa saling bertatap muka, karena memang pembelajaran tatap muka itu lebih mengena dibanding hanya melihat tutorial dari internet.

“Bun pulang jam berapa?” Pesan WhatsApp anak sulungku. “Kenapa bang?” tanyaku. “Abang mau ke klinik Bun, Abang demam dan pusing” katanya sedih, “oke sebentar lagi ya Bang…” Jawabku. jam 3 kuputuskan untuk segera pulang. sampai di rumah, langsung ku ajak Rayhan ke klinik. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Rayhan radang tenggorokan. “banyak minum air putih hangat ya…” pesan dokter padanya. Sampai di rumah Rayhan makan lalu minum obat, kemudian mencoba untuk tidur. Kasihan, semoga lekas sembuh ya Sayang…

“Ayah/bunda tugas matematika ditunggu ya…”, pesan WhatsApp grup kelas IV.A, di mana anakku termasuk di dalamnya. Aduh bagaimana ini, karena tadi Rayhan presensi hadir tapi dia belum menyelesaikan tugasnya. untuk kelas Rayhan tugas sudah diberikan di awal ketika hari Senin, sudah terjadwal Senin sampai Jumat halaman yang harus dikerjakan. seharusnya sih bisa diselesaikan sebelumnya, tapi kita semua tahu bahwa tidak mudah mengajar anak sendiri dengan kondisi mereka yang masih masa bermain.

aku coba lihat tugas yang diberikan, dan ‘wow’ tugas matematika 30 soal ditambah tugas dari 2 LKS lalu tugas PJOK dihari yang sama. #ku menangis, mungkin itu kata yang tepat. aku coba komunikasikan dengan gurunya. “Bu guru, ini matematika harus diselesaikan semua? nggak kebanyakan?” tanyaku, “iya, kan evaluasi” jawab Bu guru dan aku diam seribu bahasa. ingin rasanya komentar ini dan itu, tapi yasudahlah tentunya tidak akan berhasil karena itu sudah menjadi keputusan guru dalam pembelajaran yang mungkin sudah mereka siapkan sebelumnya. Tugas PJOK pun aku sampaikan ke gurunya bawah Rayhan akan menyelesaikan tugas jika dia sudah sembuh seperti biasanya.

Ku lihat Rayhan masih tertidur, setelah minum obat yang diberikan dokter. Tidak tega rasanya kalau ia tetap harus disuruh belajar. Jadi, 30 soal aku kerjakan dalam waktu 10 menit. mudah bagiku, tapi mungkin tidak bagi anakku. karena ia tidak mengenal gurunya. Ia tidak fokus jika belajar di rumah. Ia tidak ada daya saing dan akan lebih cepat masuk materi pelajaran jika belajar dengan teman-temannya.

Bismillah… yang penting niat kita baik, lebih penting lagi Rayhan sembuh. Setelahnya baru akan ku ajarkan bagaimana cara memahami konsep materi bangun datar tersebut.

PJJ oh PJJ. sungguh membuat dilema semua orang, peserta didik dan orang tua. jika orang tua hanya mendidik anak mereka di rumah, maka kami yang berprofesi sebagai guru mendidik peserta didik kami juga anak-anak kami di rumah. bahkan kami lebih mendahulukan peserta didik kami dengan jadwal yang sudah ada.

Sungguh kami rindu…
kalau itu…
masa itu…
sebelum pandemi…

Rismaningsih
Tangerang, 02 Februari 2021
22.36

Tinggalkan Balasan