Duduk bersama bicarakan apa saja
Tatap mata seolah banyak yang tertunda
Dawai biola tenangkan sekejap romantika
Bius raga bingung amarah dibawa kemana
Malam semakin panjang abadikan luka
Benihkan carut marut pengantar tidur lara
Masihkah berani berharap manja
Buaikan mimpi bertabur hina
Temaram tuai gelisah berganda
Endapkan sedikit tuk berani yang tersisa
Terus senyum ungkap santun sebenarnya
Masih harapkan dulu hingga kini sempurna
Mendung makin hitamkan malamnya
Bau tanah menguap bersama
Desirkan enggan sekedar lembut belaian dipinta
Mungkin menjauh kan jadi jawabannya
Keluarkanlah setidaknya satu kata
Pengobat rindu menjajah taman jiwa
Agar kaki berjalan tanpa sesal tiba
Lekat tersimpan tergembok selamanya