Biarkan Perpisahan Menjadi Sebuah Kata
Pada hari kesembilanbelas tantangan lomba blog “Menulis di Blog Jadi Buku” ini saya akan melanjutkan postingan saya yang kemarin. Kali ini judul yang saya tulis “Biarkan Perpisahan Menjadi Sebuah Kata”. Pada postingan sebelumnya, saya menuliskan bahwa pada saya akhirnya berpindah tempat tugas mengajar. Pada awalnya saya galau dan bimbang memilih diantara 2 pilihan yang keduanya mempunyai nilai plus minusnya. Pilihan terakhir saya memilih sekolah B. Saya memilih sekolah B dengan pertimbangan lebih dekat dengan rumah. Walaupun konsekuensinya saya harus beradaptasi di dalam keluarga yang baru karena belum mengenal satupun guru di sekolah tersebut kecuali temanku yang sama-sama tergeser.
Pada akhir tahun pelajaran saya berpamitan di SD Kabregan Piyungan Bantul. Saya sampai tidak bisa berkata-kata saat pamit. Semua ibu guru memberikan salam perpisahan dengan pelukan erat. Bulir-bulir bening tak mampu kutahan. Meleleh di kurang lebih lima pipi begitu saja. Kurang lebih lima tahun saya mengabdikan diri di sekolah tersebut. Banyak pengalaman berharga yang saya peroleh. Kenangan bersama rekan guru dan siswa tentu saja meninggalkan kesan yang mendalam. Dari guru-guru senior saya menimba banyak pengetahuan dan pengalaman. Biarkan perpisahan menjadi sebuah kata. Jalinan silaturahmi tetap terjaga, begitulah pesan bu kepala sekolah dan rekan-rekan guru lain.
Saat hari-hari terakhir di sekolah tersebut saya juga dikejutkan dengan pemberitahuan dari pengurus paguyuban wali siswa jika mereka akan mengadakan acara perpisahan dengan saya. Acara perpisahan diisi dengan mengadakan wisata kecil-kecilan berkunjung ke Keraton Yogyakarta dan Taman Pintar. Begitu terharu dan bahagia tak terkata dengan perhatian dan kasih sayang yang mereka berikan. Pengurus berinisiatif untuk mengisi acara dengan mengadakan permainan dan kado silang agar acara meriah dan tidak ada kesedihan meskipun acara perpisahan katanya. Seperti acara outbond kecil-kecilan. Saya diminta mengucapkan sepatah kata sambutan dan perpisahan. Sedih, terharu dan bahagia bercampur aduk menjadi satu. Di akhir acara saya diberikan kenang-kenangan berupa tas dan jilbab yang hingga kini masih awet. Hanya ucapan terimakasih yang dapat saya berikan untuk mereka.
Setelah saya menyelesaikan urusan administrasi saya di SD lama, pada ajaran baru 2011/2012 saya resmi bergabung di SD Pungkuran Pleret Bantul. Saya bergabung mulai Bulan Juli 2011 hingga saat ini. Pada awal bergabung saya diterima dengan baik dan diperkanalkan oleh bu kepala sekolah kepada rekan-rekan guru dalam sebuah rapat sekolah. Sayapun memperkenalkan diri secukupnya. Di sekolah yang baru ini kelasnya lebih banyak. Ada beberapa kelas yang pararel. Pada saat rapat tersebut juga membahas pembagian kelas. Saya dipercaya untuk mengampu kelas dua sama seperti di SD yang lama. Agaknya saya memang spesialis di kelas dua, he he he. Sejak pertama kali mengajar kelas saya selalu kelas dua hingga saat pindahpun juga tetap di kelas dua. Tak mengapa, malah lebih pengalaman. Di SD yang baru tersebut saya mulai mengenal lingkungan sekitar dan mengenal teman-teman satu persatu. Saya berusaha untuk cepat beradaptasi agar nyaman dan betah di sekolah yang baru.
Bagaimana saya beradaptasi di sekolah tersebut? Simak kelanjutan ceritanya ya, pada postingan yang akan datang !
Salam Literasi,
Rofiana, S.Pd.
SD Pungkuran Pleret Bantul DIY
NPA 11041400010