Membaca Buku Penulis Lain, Kenapa Tidak?

Humaniora, Literasi, YPTD293 Dilihat

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.  Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya).

Dari 2 pengertian ini, dapat dikatakan bahwa menciptakan sebuah catatan yang tidak berupa angka atau aksara bukanlah pengertian menulis, seperti seorang anak yang “menulis” di tembok, tetapi tidak berupa angka atau aksara , maka ia tidak disebut menulis, tetapi hanya menyoret-nyoret saja. Namun demikian, aktifitas menyoret-nyoret tembok pada sebagian besar balita merupakan bagian dari perkembangan bahasa anak yang harus distimulasi , menuju kemampuan menulis dengan baik kedepannya.

Dalam perkembangannya, pada umumnya setelah seorang anak sudah terbiasa dengan kemampuan motoriknya dalam membuat goresan dan coretan-coretan pada kertas atau tembok, maka ia akan mulai belajar melafalkan dan mengenal huruf atau angka. Inilah awal mula ia mulai belajar membaca dan menulis.

Dilihat dari proses perkembangan seorang anak, pada dasarnya menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena keduanya merupakan proses awal pembelajaran manusia sebagaimana secara tersirat tertuang dalam firman Allah SWT Surat AL Alaq ayat 1-5, yang artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena/alat tulis), Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Bagi seseorang yang mau jadi penulis (author), maka dia tidak boleh malas membaca. Dengan banyak membaca, maka ia akan memiliki perbendaharaan kosa kata yang beragam serta wawasan yang luas. Jika ada seorang penulis, tetapi ia malas dalam membaca, maka akan menghasilkan tulisan yang “kosong”.

Dengan banyak membaca -terutama tulisan karya orang lain- , maka akan menyadarkan seorang penulis bahwa banyak penulis lain yang lebih bagus darinya, dan dari sinilah ia akan terus belajar dan mempertajam kemampuan menulisnya. Seorang penulis tidak boleh picik pandangan. Ia ingin tulisannya dibaca banyak orang, tetapi ia sendiri sangat jarang atau malas dalam membaca karya orang lain.

Saya sendiri adalah termasuk seorang yang tengah belajar menjadi penulis (author). Salah satu upaya saya untuk terus belajar menulis adalah dengan cara membaca, salah satunya adalah dengan membaca buku karya orang lain. Salah satu buku yang tengah saya baca adalah buku yang berjudul :”Membaca Politik Citra SBY”, sebuah buku karya Aji Najiullah Thaib atau yang memiliki nama pena Ajinatha. Selain buku “Membaca Politik Citra SBY”, beliau juga menulis buku yang berjudul: “Mata Untuk Aini’, Bait-Bait Konstalasi”, dan Seruni (Catatan Istri Seorang Politisi)”.

Yang menarik dari Pak Ajinatha ini adalah beliau sangat piawai dalam menata narasi dan diksi dalam buku “Membaca Politik Citra SBY” yang sarat akan kritikan yang tajam terhadap era kepemimpinan SBY dalam kurun waktu 2004 – 2014. Padahal beliau tidak berlatar belakang pendidikan sosial politik atau berkecimpung sebagai kader dari sebuah partai politik atau minimal simpatisannya. Namun, beliau adalah seorang seniman yang pernah berprofesi sebagai art director film dan graphic desainer, dan merupakan dari lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Kepiawaian Pak Ajinatha dalam menulis artikel politik, ternyata tidak lepas dari hobinya dalam membaca buku-buku karya orang lain. Di tengah kesibukannya dalam bekerja sehari-hari, ternyata beliau cukup gandrung dalam membaca buku-buku buah pemikiran para tokoh bangsa, seperti Bung Karno, Pramudya Ananta Toer, dan lain-lain.

Inilah ternyata yang menjadi rahasia kekayaan Khasanah pemikiran, narasi, dan diksi dari seorang penulis, yaitu hobi MEMBACA. Dengan banyak membaca, maka seorang penulis akan menghasilkan sebuah karya  yang cukup “bergizi” dan menyehatkan bagi  para pembaca pada umumnya. ***

 

Tinggalkan Balasan

4 komentar